Bengkulu, Wordpers.id – Sejumlah perwakilan warga dari beberapa desa di Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko, resmi mengajukan gugatan hukum terhadap PT Daria Dharma Pratama (PT DDP) ke Pengadilan Negeri (PN) Bengkulu pada Senin (11/8/2025).
Gugatan ini dilayangkan terkait dugaan pencemaran limbah pabrik pengolahan Crude Palm Oil (CPO) milik perusahaan tersebut yang mencemari aliran Sungai Air Pisang.
Dalam tuntutannya, warga menggugat PT DDP secara materiil sebesar Rp7 miliar.
Selain itu, mereka menuntut pemulihan ekosistem Sungai Air Pisang seperti kondisi semula sebagai ganti kerugian immateriil.
Kuasa hukum penggugat dari Law Office Hadi Chaniago and Partners, Hadi Chaniago, menyampaikan bahwa pendampingan dilakukan berdasarkan surat kuasa dari masyarakat terdampak.
“Langkah hukum ini kami ambil karena dugaan pencemaran limbah tersebut berdampak langsung pada kehidupan warga yang bergantung pada Sungai Air Pisang,” ungkap Hadi.
Ia menambahkan, berkas gugatan telah resmi didaftarkan secara fisik ke PN Bengkulu dengan mekanisme class action atau perwakilan kelompok.
“Kami berharap persidangan dapat segera digelar agar permasalahan ini menemukan titik terang,” tegasnya.
Salah satu perwakilan warga, Rico Putra, mengungkapkan pencemaran tersebut berdampak pada enam desa, dengan tiga desa di antaranya masih menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari.
“Kerugiannya sangat jelas. Ada ternak yang mati setelah minum air sungai, ditambah kerusakan lingkungan yang semakin parah,” kata Rico.
Rico juga menyebut dugaan pencemaran ini bukan kali pertama terjadi, sehingga warga menilai PT DDP harus bertanggung jawab penuh. Warga memilih jalur hukum karena tidak ada tindak lanjut serius dari pemerintah daerah, meski sebelumnya telah dilakukan pengecekan.
Sebagai bukti, pihak warga telah mengantongi hasil uji laboratorium mandiri terkait kualitas air Sungai Air Pisang yang menunjukkan indikasi pencemaran.(*)
