Kabupaten Benteng dan Kepahiang Dikunjungi Oleh Irjen Kemendagri.
Setelah melakukan pekerjaan kedinasan di Pemda Provinsi Bengkulu, tim dari Kemendagri yang berjumlah 6 orang melakukan wisata ke lokasi taman konservasi rafflesia yang di kelola oleh pak
Holidin, Sabtu, 28 Agustus 2021.
(Hari ini, Senin 30 Agustus 2021 telah mekar kembali 1 bunga Rafflesia Arnoldi di km 51 desa Tebat Monok, Kepahiang. Untuk informasi lengkap silahkan cek instagram @hilidin3)
Sebelum ke tujuan, rombongan sengaja mampir di Kedutaan Republik SLE yang ada di kabupaten Bengkulu Tengah untuk menikmati kopi yang cuma ada di Bengkulu, yaitu Kopi SLE, Teh SLE dan Bengkulu Wine Coffee.
Kedutaan Republik SLE yang ada di jalan raya Bengkulu Curup, tepatnya tikungan terakhir sebelum jalan 2 jalur (tinggi rendah) ini merupakan tempat yang nyaman untuk istirahat.
Selain parkirannya luas, panorama di depannya indah, juga yang paling rugi kalau tidak dicoba adalah Kopi SLE dan Teh SLE yang hanya ada di tempat-tempat yang menggunakan merk ‘SLE’.
“Kopi ini luar biasa. Enak, menyegarkan dan sangat khas. Terimakasih buat Bung Koni dari Pemda Bengkulu yang sudah memperkenalkan kepada kami produk seperti ini.” Ucap ibu Utami di sela-sela seruputan kopi SLE-nya.
“Ini pertemuan kami untuk kedua kalinya dengan presiden Republik SLE.” Sambungnya disambut oleh gurauan dari tim lainnya.
Setelah istirahat satu jam, perjalanan dilanjutkan ke lokasi penangkaran Rafflesia yang berhasil mekar pertama kalinya yang berada di desa Tebat Monok.
Sebagai orang-orang yang pertamakali melihat Rafflesia secara langsung mekar di habitat, mereka sangat antusias untuk berfoto dengan tanaman langka tersebut sebagai latar belakang.
Melewati jalan yang sangat ‘sopan’ pada para pengunjung, dibandingkan dengan jalur dan kondisi alam tempat mekar yang biasanya ‘sadis’, rombongan yang ditambah para pendamping 8 orang, guide 1 orang, bergantian melihat secara dekat bentuk puspa nasional tersebut.
Jalan tersebut merupakan trek jalan yang menguntungkan bagi mereka.
“Bunga yang cantik dan luar biasa. Semoga ke depannya bunga langka ini semakin sering ditemui.” Ucap ibu Lina, salah seorang tim Kementerian Dalam Negeri yang hari itu sangat sumringah.
Mendekati tengah hari, perjalanan di lanjutkan ke kota Kepahiang untuk makan siang dan sholat. Dilanjutkan ke desa Eko Wisata Batuk Ampar.
Di desa yang juara 3 Desa Pangan Aman tingkat Nasional dan masuk 100 unggulan desa wisata pilihan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, tamu-tamu tersebut disambut langsung oleh kepala desa dan tim.
Perjalanan dilanjutkan ke objek wisata unggulan desa tersebut, yaitu air Terjun Donok, menurut sang kades, airnya bisa diminum langsung oleh pengunjung.
“Airnya ada manis-manisnya.” Kata Daus. Anggota tim yang paling muda setelah mencoba meminum air yang jatuh dari sela-sela batu.
Puas bermain air dan berfoto-foto semua wisatawan hari itu kembali menyusuri aliran air dangkal, dingin dan sangat bening.
Anak tangga yang kali ini dijalani dengan menanjak merupakan tantangan ketahanan nafas dan kekuatan kaki.
“Untuk anak Jakarta yang manja-manja macam awak ni, ya, ini benar-benar uji nyali. Bengkulu top, dah!”
Kalimat mbak Berti sambil istirahat di seperempat perjalanan menempuh anak tangga semen dari pinggir sungai.
Untuk informasi Puspa Langka dan taman konservasi ‘Holidin’ bisa follow instgram @holidin3, @sofianrafflesia, @kpplbengkulu @delonixregia @ibnurafflesia
Oleh Bagus SLE.