Alam Bertarung Uji Nyali, Melawan Nyali Tuyul Anggaran Pembangunan?

Word Pers Indonenesia Kota tua ber-hantu lebih ke mythe atau mitos, mengajarkan narasi moral kepada rakyat tetap menjaga lokasi/bangunan Heritage yang bersejarah untuk terus dilestarikan.

Sementara kalau bangunan kota tua amblas hanya dalam waktu 1 Tahun 3 Bulan, Bukan mitos pembangunan, ini faktanya bahwa bangunan ini “ber-hantu, ”

Terlalu banyak “hantu” kebijakan Bergentayangan dari Oknum Kontraktor, Oknum Kementerian PUPR dan Oknum Dinas PUPR Kota Bengkulu.

Hantu Seperti Tuyul, Bergentayangan “Mencuri” Anggaran Pembangunan.
Lewat kebijakan pembangunan yang tanpa studi kelayakan, membangun tanpa pengerasan, pancang bumi di korupsi juga.

Eehhh….Yang disalahkan Alam, karena Tuyul Hantu Anggaran Coba-Coba Menguji Alam Dengan Memberikan “Tumbal” Bangunan Kota Tuo.

Ternyata Mahar Dikorupsi, Mahar 15 Miliar Total Tapi Hanya Publikasi Angka, Biasanya Banyak Menguap.

Kalau terpakai semuanya, Diuji Alam, Bangunan Kota Tuo Tetap Bersahabat Dengan Alam.
Jangan sampai rakyat korban dari proyek asal jadi, dianggap korban bencana Alam.

Hanya mengingatkan, rencana pembangunan proyek wisata pelestarian TWA Danau Dendam Yang Direncanakan Dianggarkan Dari APBD Provinsi Bengkulu Sebesar 80 Miliar.

Akankah bernasib sama dengan proyek wisata kota Bengkulu, tidak bersahabat dengan Alam. Membuat Alam “Dendam” Karena Ulah “Hantu” Berjubah “Tuyul” Anggaran.

Baca : https://infonegeri.id/2023/02/23/pemprov-bengkulu-rela-habiskan-80-miliar-lebih-tata-danau-dendam-tak-sudah/

Membangun Narasi Pembangunan Bombastis Puluhan Miliar, Jangan Sampai Diobok-obok Alam. Alam Memunculkan Fakta Pembangunan Asal-Asalan (Asal Ada Anggaran, Paksa Bangun Tujuannya Hanya Untuk Habiskan Anggaran).

Hanya mengingatkan, Sebelum ada korban nyawa rakyat.

Kebijakan pembangunan tidak salah dan tujuan pembangunan selalu ideal untuk rakyat. Yang bermasalah adalah perencanaan dan proses pembangunan.
Rakyat tidak protes pembangunan, rakyat protes siapa yang bertanggungjawab jika kebijakan pembangunan bermasalah dan merugikan rakyat?

BACA JUGA:  Dari Golkar, Sumardi Kombes Pimpin Perolehan Suara Dapil Kota Bengkulu

Warga: Pemasangan ‘Pondasi Tiang’ Bangunan Kota Tuo Tak Sesuai 

Semua pembangunan Daerah harus diapresiasi pasti tujuannya baik, yang harus dikritisi rakyat adalah niat, perencanan, proses dan tujuan pembangunan kebaikannya bagi siapa?
Rakyat hanya mempertanyakan tanggung jawab moral dan etika publik hasil akhir pembangunan.

Redaksi