Kota Bengkulu, Word Pers Indonesia – Kondisi keuangan Pemerintah Kota Bengkulu dikabarkan sedang tidak normal alias terancam bangkrut. Imbasnya Pemkot Bengkulu berencana memotong Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) bagi seluruh ASN.
“Rencana pemotongan karena kondisi keuangan daerah sedang tidak normal, bahkan pagu anggaran TPP terancam dipangkas dan ada kemungkinan akan dirapel hingga awal 2024,” kata Plt. Sekda Kota Bengkulu, Medy Pebriansyah, Kamis, (12/10/2023) dikutip Antara Bengkulu.
Sebelumnya masalah TPP Pemkot Bengkulu sudah lama begejolak lantaran tidak dibayar sejak Juli hingga Oktober 2023. Ibarat api dalam sekam, dua pekan lalu ratusan ASN yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan pun menggelar aksi demonstrasi menuntut pencairan TPP.
Bangkrutnya keuangan Pemkot Bengkulu juga berimbas pada rencana pemangkasan anggaran pada masing-masing OPD. Kondisi ini apabila benar terjadi akan berdampak serius pada keberlanjutan pembangunan di Kota Bengkulu.
Anggota DPRD Kota Bengkulu, Ariyono Gumay sebelumnya telah mengingatkan potensi kebangkrutan keuangan Pemkot Bengkulu lantaran target PAD terlalu tinggi. Hal itu disampaikan Ariyono saat rapat paripurna di DPRD Kota Bengkulu, Oktober 2022 lalu.
Tingginya target PAD yang dipatok Pemkot Bengkulu menurut Ariyono tidak memiliki dasar argumentasi yang jelas. Justru akan berdampak pada sirkulasi keuangan daerah apabila target tidak tercapai dan terbukti progres PAD Pemkot baru 35 persen dari target Rp 328 Miliar
Namun, peringatan Ariyono dibantah Dedy Wahyudi yang kala itu masih menjabat wakil wali kota. Dedy mengatakan, keuangan pemkot baik-baik saja, apabila ada yang menyatakan pemkot bangkrut adalah hoaks yang bertujuan mendeskreditkan Pemkot Bengkulu.
“Nah inilah dampak yang saya khawatirkan dulu saat menolak kenaikan target PAD. Akhirnya yang dirugikan ASN, Pemda mala gak mau mengurangi kegiatan dan pembangunan, lebih baik bagi mereka TPP ASN yang dirasionalisasi, bagi saya itu cukup kejam,” kata Ariyono
Saat pembahasan APBD-P 2023, Ariyono juga mengingatkan Pemkot agar tidak melakukan pemangkasan TPP ASN walupun keadan keuangan bangkrut. Banyak ASN kata Ariyono yang menggantungkan hidup dari TPP karena gaji pokok sudah habis.
“Ini terjadi akibat tingginya target PAD yang dipatok tanpa kajian. Nah masa Pj Wali Kota harusnya ada angin segar bagi teman-teman ASN tapi mala mau dipotong 50 persen. Ini sangat memperihatinkan, sudah mereka dihutangi mau dipotong juga” kata Ariyono. (bI)