Kota Bengkulu, Word Pers Indonesia – Siswa-siswi SMKS 15 Taruna Kota Bengkulu tidak tinggal diam menghadapi dampak negatif PLTU Batubara yang dekat dengan sekolah mereka. Dalam upaya mendorong energi bersih, mereka aktif dalam kegiatan berbagi pengetahuan tentang konsekuensi buruk dari energi kotor dan solusi transisi ke energi bersih.
Hosani, Manager Sekolah Energi Bersih Kanopi Hijau Indonesia, mengungkapkan, “Fakta ini menyatakan bahwa sebanyak 125 siswa SMKS 15 Taruna Bengkulu masuk dalam kategori kelompok yang mempunyai peluang besar sebagai penerima polutan berbahaya tersebut.”
Muhammad Febriansyah, seorang pelajar SMKS 15 Taruna Bengkulu, menyoroti dampak langsung dari PLTU tersebut, “Keberadaan PLTU yang dekat dengan sekolah kami sebenarnya berdampak terhadap kesehatan kami. Kami mengalami gangguan pernapasan seperti flu dan batuk sehingga mengakibatkan proses belajar tidak kondusif.”
SMKS 15 Taruna menjadi fokus utama karena letaknya yang dekat dengan pesisir pantai, membuat mereka rentan terhadap krisis iklim dan dampak polusi laut. Afifatul dari MAN 1 Model Bengkulu menambahkan, “Dengan jarak yang dekat dengan sumber polusi, kerentanan yang mungkin dialami warga sekolah antara lain penyakit kulit, gangguan saluran pernafasan, stoke, penyakit jantung, kanker paru-paru, hingga pada kematian dini.”
Farel Nadi Pratama, siswa SMA Negeri 7 Kota Bengkulu, menggarisbawahi ancaman terhadap industri pelayaran maritim akibat krisis iklim. “Ini menjadi dampak buruk yang bisa dirasakan yang perlu menjadi perhatian kita bersama.”
Dalam menghadapi kondisi tersebut, mereka bersama-sama mendorong transisi menuju energi bersih yang adil dan berkelanjutan, menyerukan anak muda lainnya untuk turut serta dalam perjuangan melawan penggunaan energi kotor batubara dan krisis iklim.