Wordpers.id, Mukomuko – Peristiwa tragis terjadi pada Rabu (8/1/2025), ketika Ibnu Oktavianto (22), warga Desa Tunggal Jaya, Kecamatan Teras Terunjam, Kabupaten Mukomuko, tewas diterkam harimau saat mencari rumput untuk pakan ternak.
Kejadian ini mengguncang masyarakat setempat dan mendorong Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu untuk segera bertindak.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bengkulu, Said Jauhari, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menurunkan tim untuk melakukan survei di lokasi kejadian, yang berjarak sekitar 6 kilometer dari pemukiman warga. Survei dilakukan sebagai langkah awal untuk mengusir harimau dari sekitar pemukiman.
“Kami sudah menurunkan tim untuk melakukan survei terlebih dahulu ke lokasi kejadian. Hal ini dilakukan untuk mengusir harimau tersebut dari sekitar pemukiman warga,” jelas Said, Rabu (8/1/2025).
Menurut Said, lokasi serangan tersebut merupakan habitat asli harimau, tetapi kawasan itu kini telah berubah menjadi area perkebunan sawit, karet, dan jenis perkebunan lainnya. Perubahan fungsi lahan ini menjadi salah satu faktor yang memengaruhi interaksi antara manusia dan satwa liar.
“Dulu lokasi tersebut adalah kawasan hutan negara. Namun, kini berubah menjadi kebun sawit, karet, dan perkebunan lainnya,” ujarnya.
Selain survei dan pengusiran, BKSDA juga memberikan sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat agar lebih berhati-hati saat beraktivitas di kebun. Warga diminta untuk selalu berkelompok minimal lima orang ketika pergi ke kebun untuk mengurangi risiko serangan.
“Kami minta warga untuk tidak pergi sendirian ke kebun. Pergilah dalam kelompok, minimal lima orang, untuk menjaga keamanan,” kata Said.
Upaya pengusiran harimau ini menjadi langkah awal yang dilakukan oleh BKSDA. Tim juga mempertimbangkan langkah-langkah tambahan jika diperlukan untuk mengatasi konflik satwa liar ini.
“Kami fokus pada pengusiran terlebih dahulu. Nanti akan ada upaya lain jika diperlukan, dan kami terus memberikan edukasi kepada warga sekitar,” tambah Said.
BKSDA berharap masyarakat dapat bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menjaga keselamatan dan mencegah konflik lebih lanjut, sambil tetap menghormati keberadaan satwa liar di habitatnya.