Tulungagung, WordPers.id — Siapa yang belum mengenal Tulungagung? Terletak di pesisir selatan Provinsi Jawa Timur, kota ini bukan hanya dikenal sebagai penghasil marmer terbesar di Indonesia, tetapi juga menyimpan segudang pesona wisata alam, budaya, dan kuliner yang menggoda.
Kota ini memang istimewa. Dalam catatan sejarahnya, nama Tulungagung berasal dari bahasa Kawi, yakni tulung yang berarti mata air dan agung yang berarti besar. Nama ini merujuk pada sebuah sumber mata air besar yang berada di sekitar alun-alun kota, yang kini menjadi pusat pemerintahan dan aktivitas masyarakat.
Berikut sederet alasan mengapa Tulungagung patut masuk daftar kunjungan kamu:
1. Kota Marmer Kelas Dunia
Desa Campurdarat menjadi sentra industri marmer yang menjadikan Tulungagung sebagai penghasil marmer berkualitas tinggi. Keindahan pola dan kekuatan batu marmer dari daerah ini telah dikenal luas hingga ke mancanegara.
“Marmer Tulungagung sudah diekspor ke berbagai negara. Ini jadi bukti bahwa potensi lokal bisa mendunia,” ujar salah satu pelaku industri marmer setempat.
2. Sentra Perikanan yang Produktif
Tak hanya marmer, Tulungagung juga terkenal sebagai salah satu penghasil ikan terbesar di Jawa Timur. Hasil perikanan ini tak hanya memenuhi kebutuhan lokal, tapi juga didistribusikan ke berbagai wilayah lain.
3. Surga Wisata Alam
Tulungagung memiliki deretan wisata alam yang memesona, mulai dari Pantai Popoh yang menenangkan, Goa Selomangleng yang eksotis, hingga Air Terjun Sanggar yang menantang adrenalin.
4. Kerajinan dan Batik Unik
Kerajinan tangan khas Tulungagung, terutama dari batu dan kayu, sangat diminati wisatawan. Selain itu, batik Tulungagung juga memiliki corak khas yang mencerminkan kekayaan budaya lokal.
5. Kuliner Menggoda Selera
Bicara soal kuliner, Tulungagung punya cita rasa unik yang sulit dilupakan. Mulai dari lodho ayam yang gurih pedas, sate bekicot yang eksotis, hingga kopi ijo yang khas dan menyegarkan.
6. Warisan Kesenian Tradisional
Kesenian Tulungagung sangat beragam, mulai dari tayub, jaranan sentherewe, reog, ketoprak, hingga wayang jemblung dan kentrung. Semua ini menjadi kekayaan budaya yang terus dijaga oleh masyarakat.