Ancaman Rabies Mengintai! Dinas Pertanian Mukomuko Warning: Hewan Tak Divaksin = Bahaya Nyawa

Mukomuko, Word Pers Indonesia — Pemerintah Kabupaten Mukomuko kembali mengeluarkan peringatan keras terkait ancaman rabies yang hingga kini masih membayangi masyarakat. Satu kasus saja yang luput dari penanganan dapat berujung pada kematian, sehingga pengawasan dan vaksinasi hewan penular rabies (HPR) harus dilakukan tanpa kompromi.

Melalui Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko memperkuat patroli kesehatan hewan, mempercepat vaksinasi, dan memperketat respons terhadap laporan gigitan hewan. Langkah ini dilakukan menyusul meningkatnya laporan interaksi warga dengan hewan peliharaan yang belum divaksin secara berkala.

Rabies Masih Mengintai, Pemerintah Ingatkan Ancaman Nyata

Kepala Dinas Pertanian Mukomuko, Fitriyani Ilyas, S.Pt, menegaskan bahwa rabies bukan persoalan sepele. Ancaman ini bisa muncul kapan saja jika kesadaran pemilik hewan masih rendah.

“Rabies bukan persoalan ringan. Pencegahannya harus dimulai dari kesadaran pemilik hewan. Vaksinasi adalah langkah paling efektif, dan kami minta masyarakat ikut serta,” tegas Fitriyani, Minggu (30/11/2025).

Meski grafik kasus rabies menunjukkan tren menurun, bukan berarti Kabupaten Mukomuko aman. Hewan peliharaan seperti anjing, kucing, dan kera yang tidak divaksin menjadi pintu masuk terbesar penularan rabies ke manusia.

“Selama hewan peliharaan belum divaksin dengan baik, potensi penularan tetap ada. Karena itu, partisipasi masyarakat menjadi kunci utama,” lanjutnya.

Setiap Laporan Gigitan Ditindaklanjuti Cepat

Dinas Pertanian memperketat sistem pelaporan gigitan hewan. Setiap laporan dari desa langsung ditindaklanjuti dengan pemeriksaan terhadap hewan dan korban, disertai langkah medis yang sesuai prosedur.

Petugas kesehatan hewan juga meningkat intensitas turun lapangan untuk memastikan tidak ada hewan bergejala rabies yang dibiarkan bebas berkeliaran.

“Kami tidak hanya datang untuk vaksinasi, tetapi juga memantau laporan gigitan. Setiap kasus kami respons secepat mungkin agar tidak berkembang menjadi ancaman lebih besar,” kata Fitriyani.

BACA JUGA:  Soal Pemecatan Perangkat Desa Penarik, Ini Tanggapan Ketua BPD dan Camat

Edukasi Warga Jadi Tumpuan Pengendalian

Selain vaksinasi, penyuluhan ke masyarakat terus diperkuat. Warga diberi pemahaman mengenai ciri hewan yang berpotensi rabies, pentingnya melapor cepat bila terjadi gigitan, serta langkah-langkah pencegahan lingkungan.

Pemerintah telah menyediakan vaksin gratis serta tenaga medis yang siaga. Namun Fitriyani menegaskan, tanpa peran aktif warga, seluruh program akan berjalan lambat.

“Pemerintah sudah menyiapkan vaksin dan tenaga medis. Tinggal bagaimana masyarakat mau bergerak. Jika semua berkolaborasi, penyebaran rabies bisa kita tekan,” ujarnya.

Strategi Jangka Panjang: Mukomuko Harus Bebas Rabies

Fitriyani menambahkan bahwa pengendalian rabies yang dilakukan saat ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang, bukan hanya rutinitas tahunan.

“Dengan pengawasan yang diperketat dan dukungan masyarakat, kami optimistis Mukomuko bisa menjadi daerah yang aman dari rabies,” tutupnya.

Pemerintah Kabupaten Mukomuko mengimbau warga untuk menghubungi perangkat desa atau petugas kesehatan hewan apabila membutuhkan layanan vaksinasi atau menemukan kasus gigitan hewan yang mencurigakan.

Editor: Agus.A

Posting Terkait

Jangan Lewatkan