Diskusi Interaktif IAIN Lhokseumawe , Sulthan Alfaraby Singgung Dana Otsus Aceh

Aceh, Word Pers Indonesia  – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe mengadakan kegiatan Diskusi Interaktif Ke-Aceh-an dengan tema “Mengatasi Krisis Dialektika Kebangsaan; Kearifan Masa Lalu dan Kejayaan Masa Depan yang dipelopori oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pemuda Cinta Aceh (DPP CA), Sulthan Alfaraby, selaku pemateri menyampaikan apresiasinya terkait acara tersebut.

“Acara seperti ini merupakan wadah positif bagi mahasiswa. Selain meningkatkan kepedulian terhadap isu-isu strategis di Aceh, juga dapat meningkatkan inovasi pemikiran pemuda terhadap masa yang akan datang”, ujarnya.

Mantan aktivis pergerakan Aceh tersebut juga mengungkapkan, bahwa Aceh hari ini perlu berbenah dari berbagai sektor.

“Aceh harus bangkit dari berbagai sektor, dimulai dari sektor pendidikan, optimalisasi SDM yang tersedia, kita dukung UMKM masyarakat agar mampu bersaing dan juga tentunya problem kesehatan yang juga perlu kita kawal bersama”, ungkapnya, Sabtu (1 April 2023).

Sulthan Alfaraby juga berharap agar Aceh terlepas dari belenggu kemiskinan.

“Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat jumlah penduduk miskin di Aceh bertambah 11,7 ribu orang pada September 2022. Hal ini menjadi PR bersama untuk kita”, terangnya.

Terakhir, Sulthan Alfaraby mengingatkan kepada elit-elit di Aceh untuk serius dan berkomitmen membangun Aceh ke arah yang lebih baik. Salah satunya dengan membangun pabrik-pabrik untuk mendongkrak kebutuhan masyarakat.

“Kita tidak ingin lagi jika Aceh masih impor telur dari luar, garam dari luar, dan kebutuhan sejenis. Semua ini harus diproduksi di Aceh guna memenuhi kebutuhan masyarakat lokal”, imbuhnya.

Dia pun menyinggung perihal dana Otonomi Khusus (Otsus) Aceh yang hari ini belum dirasakan optimal bagi masyarakat Aceh.

BACA JUGA:  Bahas Pengalaman Penanganan Covid-19, Ridwan Kamil dan Helmi Hasan Diskusi Via IG

“Otsus juga hari ini kita rasa belum optimal dirasakan masyarakat. Tingginya angka kemiskinan dan juga Silpa besar tahun sebelumnya adalah bukti bahwa kita semua harus benar-benar lebih serius untuk membangun Aceh ke arah yang lebih baik di tengah ekonomi global yang sedang tidak menentu”, tutupnya.

Posting Terkait

Jangan Lewatkan