Jembatan Mada Raya Berdiri dan Diresmikan, Janji Pemkab Masih Tergeletak!

PRINGSEWU, WordPers.ID – Warga dua pekon di Kecamatan Pagelaran Utara, yakni Pekon Mada Raya dan Pekon Sumber Bandung, kembali menunjukkan bahwa gotong royong jauh lebih nyata daripada janji-janji pembangunan yang tak kunjung ditepati. Melalui iuran swadaya dan dukungan pengusaha lokal, mereka berhasil membangun jembatan gantung yang menjadi akses vital bagi kehidupan mereka sehari-hari, Selasa (13/5/25).

Jembatan ini sangat penting untuk mobilisasi hasil pertanian dari 150 hektare sawah dan 300 hektare lahan perkebunan di wilayah register 22 Hutan Lindung Way Waya.

Setelah jembatan lama hanyut diterjang banjir bandang, warga terpaksa menggunakan rakit bambu untuk menyeberangi sungai bahkan anak-anak sekolah dan warga yang membutuhkan layanan kesehatan pun harus menghadapi risiko ini setiap hari.

Foto kiri: Anak-anak sekolah terpaksa menyeberangi sungai menggunakan jembatan gantung rusak yang nyaris putus, sebelum adanya pembangunan baru.
Foto kanan: Warga dua pekon, Mada Raya dan Sumber Bandung, menggelar syukuran di atas jembatan gantung baru hasil swadaya masyarakat usai peresmian, Senin (13/5/2025).

Pemerintah Kabupaten Pringsewu patah taring, berdalih bahwa keterlambatan pembangunan disebabkan karena lokasi berada di kawasan hutan lindung yang memerlukan izin khusus. Namun bagi warga, alasan tersebut terdengar seperti bentuk ketidaktegasan.

“Terlalu banyak alasan. Seolah-olah takut bertindak. Terlalu bertele-tele, seperti tak punya nyali,” sindir Udin, warga setempat.

Setelah lama tanpa kepastian, warga dari dua pekon itu memilih untuk bertindak. Pembangunan jembatan dimulai pada Maret 2025 dan selesai pada 11 Mei. Hari ini, jembatan tersebut diresmikan oleh Kepala Pekon Mada Raya, Haryadi, dalam sebuah syukuran sederhana bersama warga.

“Ini bukan soal melanggar aturan. Ini soal menyelamatkan kehidupan dan akses warga yang terputus. Kami lakukan apa yang bisa kami lakukan,” ujar Haryadi dengan nada tenang namun penuh ketegasan.

Peresmian jembatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan penanda kuat bahwa masyarakat desa bisa berdiri di atas kaki sendiri ketika birokrasi lamban.

BACA JUGA:  Takut Konflik, Camat Minta Pemkab Selesaikan Polemik PAW Anggota BPD Desa Surakarta

“Jembatan ini bukan proyek pemerintah. Ini hasil gotong royong kami. Dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat,” tutup Udin.

( Davit )

Jangan Lewatkan