Wordpers.id – Merebaknya virus corona COVID-19 di Korea Selatan, membuat suasana perkotaan kian sepi. Pemerintah Korea Selatan pun telah menetapkan kewaspadaan tertinggi ihwal wabah virus corona.
Seorang warga negara Indonesia Riema Moedjiono, 49 tahun, yang tinggal di Korea Selatan bercerita kepada TEMPO, tentang suasana di tempat tinggalnya selama wabah virus corona merebak.
“Bupyeong menjadi kota yang sepi, banyak penduduk lokal yang mengurangi aktivitas di luar rumah,” katanya, Jumat, 28 Februari 2020.
Riema tinggal di Korea Selatan sejak tahun 2002. Sempat tinggal di Ansan, namun pada 2005, ia menetap di Bupyeong, Incheon. Riema menceritakan, tempat tinggalnya termasuk kawasan strategis menuju Seoul dan Kyeongido. Dari tempat tinggalnya ke Bandara Internasional Incheon, butuh waktu tempuh 50 menit.
“Kota (Bupyeong) yang termasuk ramai, salah satu ikon traveling di Korea Selatan,” tuturnya.
Ketika wabah virus corona melonjak di Daegu, kekhawatiran penduduk berimbas pula sampai di kawasan tempat tinggalnya. “Perubahan benar-benar terasa, jalan menjadi sepi. Taman bermain umum untuk anak-anak banyak yang ditutup,” katanya.
Merebaknya virus corona membuat warga tak banyak aktivitas di luar rumah. “Sepi tanpa teriakan anak-anak di luar rumah,” tuturnya. Riema mengatakan, saat ini masih dalam kurun liburan musim dingin anak-anak sekolah. Waktu masuk sekolah tahun ajaran baru, sebelumnya dijadwalkan pada 1 Maret. “Akhirnya diundur tanggal 9 Maret,” katanya.
Pada awal Februari, virus corona sudah menyebar di Korea Selatan. Meski waktu itu masih belum banyak orang yang terinfeksi virus corona. Namun, pada 19 Februari, diketahui jemaat Gereja Shincheonji di Daegu terinfeksi virus corona. Kemudian, menular pada jemaat lain.
Saat penularan itu para jemaat sudah bepergian ke berbagai tempat, yang menyebabkan peningkatan pasien meningkat drastis. Salah satu di antaranya sempat berkunjung ke Seoul dan Bupyeong.
Pada 22 Februari, orang yang terinfeksi mengalami demam serta batuk dan pilek. Setelah diperiksa ke sebuah pusat kesehatan di Bupyeong, dinyatakan terinfeksi virus corona. Pemerintah Incheon pun mengumumkan kabar itu melalui konferensi pers. Saat kabar itu diumumkan, tempat kursus anak-anak diliburkan sampai 25 Februari.
Suasana jalan protokol satu hari setelah diumumkan adanya pasien COVID-19 dari Daegu yang berkunjung ke kota Bupyeong. Foto diambil pada 23 Februari 2020. Dok. Riema Moedjiono
Menurut keterangan pasien itu, ia sempat berkunjung ke pasar tradisional, toko pakaian, dan salah satu bank di Bupyeong. Berdasarkan keterangan itu, pasar Bupyeong sempat ditutup sementara waktu untuk sterilisasi, pada 23-25 Februari. Beberapa pegawai bank serta pemilik toko telah diperiksa, negatif virus corona.
“Pada 26 Februari 2020 pasar tradisional sudah dibuka kembali. Tetapi aktivitas pembeli relatif masih sepi,” kata Riema. “Untuk situasi saat ini perkantoran berjalan seperti biasa.” imbuhnya.
Sumber Tempo.co