Blitar, Word Pers Indonesia – Drama korupsi proyek DAM Kali Bentak kembali menyeret nama besar. Mantan Kepala Dinas PUPR Kabupaten Blitar, Dicky Cubandono (DC), resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Blitar. Kerugian negara dalam kasus ini mencapai Rp5,1 miliar.
Penetapan Dicky sebagai tersangka diumumkan melalui Surat Penetapan Tersangka (Pidsus-18) Nomor: SP.Tap-391/M.5.48/Fd.2/09/2025 pada Senin (15/9/2025).
Kepala Kejari Blitar, Zulkarnaen, menegaskan peran DC sangat fatal.
“Tersangka diduga gagal membina dan mengawasi proyek DAM Kali Bentak tahun anggaran 2023. Akibatnya, negara dirugikan miliaran rupiah,” ujar Zulkarnaen dalam konferensi pers, Kamis (18/9/2025).
Pemeriksaan berlangsung 7 jam non-stop sejak pukul 11.00 WIB hingga 18.00 WIB. Puncaknya, publik dikejutkan ketika Dicky keluar ruang penyidik dengan rompi pink, tangan terborgol, dan wajah tertunduk lesu.
Kini, Dicky harus mendekam di balik jeruji besi Lapas Kelas II B Blitar selama 20 hari ke depan, berdasarkan Surat Perintah Penahanan Nomor: PRINT-09/M.5.48/Fd.2/09/2025.
“Tersangka kooperatif memenuhi panggilan. Namun demi kepentingan hukum, kami lakukan penahanan 20 hari,” tambah Zulkarnaen.
Kasus DAM Kali Bentak bukan perkara kecil. Sebelumnya, 5 tersangka lain sudah lebih dulu dijerat, di antaranya:
- M Bahweni (Direktur CV Cipta Graha Pratama)
- M Iqbal Daroini (Admin CV Cipta Graha Pratama)
- Heri Santosa (Sekretaris Dinas PUPR)
- Hari Budiono alias Budi Susu (Kabid SDA Dinas PUPR)
- M Muchlison (Tim TP2ID, kakak mantan Bupati Blitar Rini Syarifah)
Zulkarnaen menegaskan, penetapan DC belum titik akhir.
“Penyidikan terus berkembang. Bila ditemukan bukti kuat, tidak menutup kemungkinan ada tersangka baru,” tegasnya.
Kasus ini menambah daftar panjang wajah birokrasi yang dipermalukan oleh rompi pink koruptor. Publik menanti, apakah jebakan hukum hanya berhenti di pejabat teknis, atau akan menyeret aktor politik lebih tinggi di Blitar.(*)
Reporter: Agris
Editor: ANasril
