Migrain Bukan Sakit Kepala Biasa, Ini Gejala dan Penanganannya

Bengkulu – Banyak orang mengira migrain sama seperti sakit kepala biasa. Padahal, kondisi ini jauh lebih kompleks karena melibatkan gangguan pada sistem saraf dan sensorik. Migrain tidak hanya menimbulkan nyeri hebat di kepala, tetapi juga dapat memengaruhi penglihatan, keseimbangan tubuh, bahkan kemampuan untuk berkonsentrasi.

Apa yang Membedakan Migrain dari Sakit Kepala Biasa

Nyeri akibat migrain biasanya terasa berdenyut di satu sisi kepala dan semakin parah ketika penderita bergerak. Kondisi ini termasuk gangguan neurologis, yang memengaruhi cara otak merespons cahaya, suara, hingga aktivitas sehari-hari. Tidak seperti sakit kepala biasa, migrain kerap muncul dengan pola tertentu dan dipicu oleh faktor-faktor spesifik.

Gejala Umum Migrain

Penderita migrain sering mengalami nyeri berdenyut disertai sensitivitas tinggi terhadap cahaya dan suara. Banyak di antara mereka memilih beristirahat di tempat gelap dan tenang untuk meredakan gejala.

Selain itu, mual, muntah, serta gangguan penglihatan seperti kilatan cahaya, garis bergelombang, atau titik buta (aura) juga kerap muncul sebelum serangan. Beberapa penderita bahkan merasakan kesemutan di wajah atau tangan, kehilangan energi, serta sulit fokus meski rasa nyeri sudah berkurang.

Faktor Penyebab dan Pemicu Migrain

Migrain bisa dipicu oleh kombinasi faktor genetika, hormon, dan lingkungan. Mereka yang memiliki riwayat keluarga migrain lebih rentan mengalaminya. Pada perempuan, fluktuasi hormon estrogen sering menjadi pemicu utama.

Selain itu, gaya hidup juga berperan besar. Stres, kurang tidur, dan konsumsi makanan tertentu—seperti cokelat, keju tua, atau makanan tinggi MSG—dapat memicu migrain. Paparan cahaya terang, suara bising, penggunaan gadget berlebihan, hingga perubahan cuaca mendadak juga bisa memperburuk kondisi.

Cara Mengatasi dan Mencegah Migrain

Penanganan migrain bergantung pada tingkat keparahan dan penyebabnya. Obat-obatan seperti triptan atau anti-inflamasi sering digunakan untuk meredakan nyeri. Istirahat di ruangan gelap dan tenang dapat membantu menenangkan sistem saraf, sementara kompres dingin di kepala atau leher membantu mengurangi peradangan.

BACA JUGA:  Ade Armando Hanya Salah Memilih Negara

Untuk pencegahan, penting menjaga pola tidur yang teratur, mencukupi kebutuhan cairan, dan menghindari faktor pemicu. Mengelola stres melalui meditasi, napas dalam, atau aktivitas fisik ringan juga efektif menekan frekuensi serangan.

Segera periksakan diri ke tenaga medis jika migrain berlangsung lebih dari 72 jam atau disertai gejala berat seperti gangguan penglihatan yang tidak membaik, kelemahan tubuh, demam, atau perubahan perilaku yang tidak biasa.

Writer: RedhoEditor: Mustofa

Posting Terkait

Jangan Lewatkan