Word pers Indonesia – Dalam sebuah keputusan penting, Mahkamah Konstitusi (MK) telah menolak gugatan Nomor : 129/PUU-XXII/2024 tanggal 14 November 2024 yang diajukan oleh Helmi-Mian terkait pembatalan pencalonan Gubernur Rohidin Mersyah. Keputusan ini bukan sekadar soal hukum, tetapi juga mencerminkan dinamika politik yang lebih dalam.
Mari kita renungkan:
Gugatan pembatalan melalui jalur Mahkamah Konstitusi yang telah di tolak oleh Mahkamah Konstitusi ini bukanlah sekadar upaya untuk memperjuangkan keadilan atau demokrasi. Ini adalah langkah strategis dari Helmi-Mian yang menunjukkan betapa jauh mereka bersedia melangkah demi ambisi politik pribadi. Dalam dunia politik, tindakan seperti ini sering kali mencerminkan sikap licik yang dapat mengguncang kepercayaan publik.
Mengapa kita harus waspada?
1. Politik Praktis yang Menyimpang: Ketika seorang calon menggunakan jalur hukum bukan untuk menegakkan keadilan, tetapi untuk meraih kekuasaan, hal ini menjadi tanda bahwa mereka lebih mementingkan kepentingan pribadi ketimbang kepentingan masyarakat.
2. Mengalihkan Fokus: Gugatan yang telah ditolak oleh MK ini, bisa jadi merupakan taktik untuk mengalihkan perhatian dari isu-isu penting yang dihadapi masyarakat. Alih-alih fokus pada program dan solusi untuk rakyat, mereka ingin masyarakat terjebak dalam konflik hukum yang tidak produktif.
3. Menyebarkan Ketidakpastian: Tindakan ini menciptakan ketidakpastian di kalangan pemilih. Ketidakpastian ini dapat mengganggu stabilitas politik dan sosial, sesuatu yang sangat berbahaya dalam konteks pemerintahan yang baik.
4. Risiko bagi Demokrasi: Jika kita membiarkan praktik-praktik licik ini terus berlanjut, maka kita berisiko kehilangan esensi dari demokrasi itu sendiri. Pemilih harus bisa memilih calon berdasarkan visi, misi, dan integritas, bukan berdasarkan permainan hukum yang meragukan.
Kesimpulan
Keputusan MK Nomor 129/PUU-XXII/2024 tanggal 14 November 2024 adalah pengingat bahwa masyarakat Bengkulu harus lebih kritis dan cerdas dalam memilih pemimpin. Mari kita tidak terjebak dalam permainan politik yang licik. Kita perlu mendukung calon-calon yang benar-benar memiliki niat baik dan komitmen untuk memajukan kepentingan rakyat. Jangan biarkan ambisi pribadi merusak masa depan kita. Saatnya kita bersatu untuk membangun masa depan yang lebih baik, bebas dari manipulasi dan permainan politik yang tidak sehat.
Penulis: Dr. Alauddin, S.H.,M.H (Praktisi dan Akademisi Hukum Indonesia)