Pringsewu, WordPers.ID — Jeritan para petani dari Pekon Podomoro menggema sampai ke langit Pringsewu, Selasa (13/5/2025). Mereka tak butuh janji. Mereka butuh air! Tapi ke mana Bupati Haji Riyanto Pamungkas?!
Bendungan Widoro Payung jebol. Sawah-sawah mengering. Para petani panik. Tapi suara mereka seperti tenggelam di tengah sunyinya tanggapan dari pemerintah.
Sebuah video berdurasi 1 menit 4 detik viral di media sosial. Dalam video itu, warga tampak bergotong royong di bawah panas matahari. Tak ada alat berat. Tak ada petugas. Hanya karung-karung tanah dan semangat rakyat kecil yang makin hari makin terkikis!
“Pak Bupati, tolong nih warganya jangan dibiarin. Masa kita kayak gini dibiarin. Tolong, pak!” terdengar suara putus asa dalam video itu.
Pak Haji Riyanto Pamungkas! Itu suara rakyatmu! Apakah tak terdengar di ruang kerja ber-AC?
Uyunk Arifia, warga setempat yang mengunggah video tersebut, menegaskan bahwa kerusakan sudah terjadi sebelum Ramadan. Ia bahkan menyebut Bupati sempat meninjau lokasi. Tapi setelah itu? Sepi. Tak ada langkah nyata!
“Sempat ditinjau Bupati. Tapi belum ada tindakan. Sementara sawah di sekitar kekeringan,” ujar Uyunk.
Petani di desa lain sudah mulai membajak sawah. Di Podomoro? Mereka hanya bisa menatap tanah kering dan berharap langit menangis.
Mobil operasional katanya sudah standby. Tapi alat berat belum juga menyentuh tanah krisis ini. Sampai kapan harus menunggu, Pak Haji?
“Tolong… Jangan buat kami iri dengan warga Jabar. Kami juga butuh keadilan,” tulis Uyunk, menggugah nurani.
Pak Bupati, ini bukan drama. Ini realita!
Warga Podomoro tak ingin panggung politik. Mereka hanya ingin tanam dan panen. Tapi kalau bendungan jebol saja dibiarkan, ke mana lagi rakyat harus mengadu?
Pak Haji Riyanto Pamungkas, dengarkan jeritan ini sebelum semuanya terlambat!
( Davit )