Jelang tahun politik pilkada 2024, pemimpin seperti apa yang dibutuhkan rakyat di Provinsi Bengkulu, apakah janji kampanye Kepala Daerah Gubernur, Walikota dan Bupati di Provinsi Bengkulu sudah terealisasi dan rakyat sudah makmur dan sejahtera.
Apakah politik anggaran di DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota sudah membela kepentingan rakyat, mensejahterakan rakyat. Kalau ia, kenapa Bengkulu masuk Provinsi termiskin di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Apa yang salah? Apakah rakyat memang mau miskin, atau Kepala Daerah tidak fokus menjalankan program-program pengentasan (menuntaskan) kemiskinan. Kalau tidak mau dituding rakyat bahwa kepala daerah di bengkulu tidak peduli daerah maju dan menganggap kemiskinan rakyat hal biasa dan manusiawi.
Yang pasti fakta berbicara, Bengkulu salah satu provinsi termiskin di Pulau Sumatera, atau masuk kategori 16 Provinsi Termiskin sasaran pembangunan provinsi di 2024 ada sekitar 16 dari 34 provinsi yang masuk kategori miskin data Kementerian Bappenas
Dikutip dari CNN pernyataan Kepala Bappenas Suharso Manoarfa “Mencontohkan di Pulau Sumatra ada Aceh, Bengkulu, Sumatra Selatan, hingga Lampung yang masih masuk kategori provinsi miskin di 2024.”
Baca artikel CNN Indonesia “16 Provinsi di RI Masuk Kategori Miskin Tahun Depan” selengkapnya di sini:https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20230605142725-532-957797/16-provinsi-di-ri-masuk-kategori-miskin-tahun-depan
*Bengkulu masuk dalam kategori apa saja, menjadi tolak ukur sebagai provinsi termiskin di Indonesia?*
Berikut beberapa kategori daerah dianggap miskin yang dirangkum redaksi wordpres.id dari berbagai sumber.
Ini kategori daerah miskin gambaran secara umum, bisa saja lebih banyak lagi tolak ukurnya, dengan berbagai metode dan pendekatan lainnya.
Di Indonesia, terdapat beberapa kategori daerah yang dianggap termiskin berdasarkan berbagai indikator ekonomi dan sosial. Beberapa kategori ini mencakup:
1. Daerah dengan Ketergantungan pada Sektor Primer:
Daerah yang sangat bergantung pada sektor primer, seperti pertanian, perkebunan, atau pertambangan, seringkali dianggap sebagai daerah yang termiskin. Meskipun sektor primer memiliki potensi sumber daya alam yang besar, daerah yang hanya mengandalkan sektor ini dapat mengalami kerentanan terhadap fluktuasi harga komoditas, kerusakan lingkungan, dan keterbatasan diversifikasi ekonomi. Ketidakstabilan ekonomi dan rendahnya tingkat pendapatan dapat menjadi faktor pengabaian kemiskinan di daerah tersebut.
2. Daerah dengan Masalah Lingkungan yang Serius:
Daerah yang menghadapi masalah lingkungan serius, seperti degradasi lahan, kerusakan hutan, atau polusi udara dan udara, cenderung mengalami dampak negatif terhadap mata pencaharian masyarakat dan kesehatan mereka. Kerusakan lingkungan dapat mempengaruhi produktivitas sektor pertanian dan perikanan, mengurangi ketersediaan sumber daya alam, serta meningkatkan risiko bencana alam. Dalam jangka panjang, hal ini dapat berdampak
3. Daerah dengan Tingkat Korupsi yang Tinggi:
Korupsi merupakan faktor penting yang mempengaruhi kemiskinan di suatu daerah. Daerah dengan tingkat korupsi yang tinggi cenderung mengalami godaan sumber daya yang tidak adil, ketidakmerataan pembangunan, dan rendahnya akuntabilitas dalam penggunaan anggaran publik. Korupsi dapat menghambat pembangunan ekonomi, menghambat investasi, dan mengurangi efektivitas program-program penanggulangan kemiskinan.
4. Daerah dengan Infrastruktur yang Terbatas:
Daerah yang memiliki infrastruktur yang terbatas juga sering dianggap sebagai daerah termiskin. Infrastruktur yang terbatas, seperti jalan yang rusak, akses terbatas terhadap listrik dan air bersih, serta minimnya fasilitas pendukung lainnya, dapat membatasi potensi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Keterbatasan infrastruktur juga dapat menghambat akses terhadap layanan dasar, mempersulit mobilitas, dan mengurangi peluang ekonomi bagi penduduk setempat.
5. Daerah dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Rendah:
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) digunakan sebagai indikator penting untuk mengukur tingkat kesejahteraan manusia di suatu daerah. Daerah dengan IPM rendah cenderung mengalami kemiskinan yang lebih tinggi dan memiliki akses terbatas terhadap layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan sanitasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi IPM rendah antara lain tingkat pendidikan rendah, kualitas kesehatan yang buruk, dan rendahnya tingkat pendapatan penduduk.
6. Daerah Tertinggal:
Daerah tertinggal adalah daerah yang mengalami keterbelakangan ekonomi, infrastruktur, dan sumber daya manusia. Biasanya, daerah-daerah ini terletak di wilayah pedesaan yang sulit dijangkau dan memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi.
7. Daerah Perbatasan:
Daerah perbatasan merupakan daerah yang terletak di wilayah perbatasan negara, terpencil, dan memiliki akses terbatas terhadap fasilitas dan sumber daya. Daerah perbatasan sering menghadapi tantangan seperti infrastruktur yang kurang berkembang, tingkat respons yang tinggi, dan pembatasan akses terhadap layanan pendidikan dan kesehatan.
8. Daerah Pedesaan:
Daerah pedesaan seringkali dianggap sebagai daerah yang termiskin di Indonesia. Perekonomian di pedesaan didominasi oleh sektor pertanian dan perikanan yang sering menghadapi tantangan seperti keterbatasan teknologi, akses terhadap pasar, dan ketidakstabilan harga komoditas. Infrastruktur pendukung seperti jalan, air bersih, dan listrik juga mungkin terbatas di pedesaan, sehingga mempengaruhi akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan.
9. Daerah Pegunungan:
Daerah pegunungan yang terpencil juga sering dianggap sebagai daerah yang termiskin di Indonesia. Topografi yang sulit dan akses yang terbatas menjadi hambatan dalam pengembangan ekonomi dan infrastruktur di daerah ini. Pertanian di daerah pegunungan sering kali dibatasi oleh lahan yang terbatas dan sulitnya mengakses pasar. Selain itu, akses ke layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan juga bisa menjadi tantangan di daerah pegunungan yang terpencil.
10. Daerah Pesisir:
Meskipun daerah pesisir juga memiliki potensi sumber daya alam yang kaya, beberapa daerah pesisir di Indonesia juga dianggap sebagai daerah termiskin. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap tingkat kemiskinan di daerah pesisir antara lain rendahnya akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan, rendahnya tingkat pendidikan, dan keterbatasan lapangan kerja formal. Selain itu, perubahan iklim dan bencana alam seperti banjir, badai, atau erosi pantai dapat berdampak negatif pada mata pencaharian masyarakat pesisir, terutama bagi nelayan dan petani tambak.
11. Daerah dengan Tingkat Pengangguran Tinggi:
Daerah yang memiliki tingkat respons tinggi juga sering kali dianggap sebagai daerah yang termiskin di Indonesia. Tingkat aktivasi yang tinggi dapat mengakibatkan kesulitan ekonomi bagi penduduk di daerah tersebut, menyebabkan kemiskinan dan keterbatasan akses ke sumber daya. Faktor-faktor seperti berkurangnya kerja lapangan, rendahnya keterampilan yang sesuai dengan permintaan pasar, dan keterbatasan infrastruktur ekonomi dapat menyebabkan tingkat ledakan yang tinggi di suatu daerah.
Perlu dicatat bahwa kategori daerah yang dianggap termiskin dapat bervariasi dan bisa dilihat dari berbagai indikator. Identifikasi daerah terminkin dapat didasarkan pada tingkat kemiskinan, angka aksi, tingkat akses terhadap layanan dasar, serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat di suatu daerah.
Dalam mengatasi masalah kemiskinan, penting untuk mengadopsi pendekatan yang holistik yang mencakup pemberdayaan ekonomi, peningkatan akses terhadap layanan dasar, peningkatan pendidikan, perlindungan lingkungan, dan pengurangan korupsi. Melalui upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta, diharapkan dapat mengurangi ketegangan dan meningkatkan kesejahteraan di daerah-daerah yang dianggap termiskin di Indonesia.
Catatan Redaksi