ARTIKEL
Oleh: Tia Monika Handayani, S. Pd
Penulis adalah Seorang Guru Sekolah Dasar Negeri 05 Teramang Jaya
Desa Nenggalo Kecamatan Teramang Jaya Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu
JUDUL:
PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA
PADA SISWA SD NEGERI 05 TERAMANG JAYA
Keyword: Peran Guru, Kemampuan Membaca
Tugas, peran guru merupakan sesuatu kesatuan yang utuh. Hanya saja terkadang tugas dan fungsi disejajarkan sebagai penjabaran dari peran. Peran guru adalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai, dan mengevaluasi dari peserta didik. Peran guru sangat penting demi tercapainya tujuan sesuai dngan yang telah ditetapkan. Guru tidak hanya bertugas menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya. Namun, guru juga harus memberikan bimbingan, latihan bagi anak didiknya. Guru sebagai pembimbing berperan memberikan bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah yang dihadapinya yang berkenaan dengan pengetahuannya. Membaca merupan suatu keterampilan berbahasa yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Membaca mempunyai peranan penting dalam melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas, kreatif, dan kritis. Dengan membaca seseorang mendapat pengetahuan informasi dari berbagai penjuru dunia. Membaca menjadi suatu keharusan yang dilakukan oleh pribadi yang menanamkan dirinya sebagai intelektual.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan apa saja peran guru dalam meningkatkan kemampuan membaca pada siswa SD N 05 Teramang Jaya. Jenis penelitian yang digunakan dalam peelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Peneitian deskriptif yang digunakan pada penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan peran guru dalam meningkatkan kemampuan membaca pada siswa SD N 05 Teramang Jaya. Hasil penelitian diperoleh bahwa peran guru dalam meningkatkan kemampuan membaca pada siswa SD N 05 Teramang Jaya adalah dengan cara memberikan siswa kesempatan membaca, melatih siswa membaca pada saat jam istirahat sedang berlangsung, dan mengajak siswa membaca ke perpustakaan. Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa peran guru dalam meningakatkan kemampuan membaca pada siswa SD N 05 Termang Jaya sudah lancar dalam membaca namun masih ada beberapa siswa yang membaca dengan terbata-bata.
I. PENDAHULUAN
Membaca merupakan suatu keterampilan berbahasa yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Membaca mempunyai peranan penting dalam melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas, kreatif, dan kritis. Dengan membaca seseorang mendapat pengetahuan dan informasi dari berbagai penjuru dunia. Membaca menjadi suatu kaharusan yang dilakukan oleh pribadi yang menanamkan dirinya sebagai intelektual. Manusia yang berbudaya dan berpendidikan menjadikan membaca menjadi suatu kebutuhan dalam berkomunikasi. Pada dasarnya kemampuan dan keterampilan membaca menjadi suatu kebutuhan yang harus dipenuhi sehingga kemampuan membaca harus dilatih sejak dini.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SD N 05 Teramang Jaya dengan siswa yang diteliti yang berjumlah 13 orang terdiri dari 4 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. 8 dari 13 siswa masih ada yang belum bisa membaca dan masih ada yang membaca dengan mengeja. Pada saat peneliti melakukan observasi peran guru dalam melatih membaca siswa belum terlihat yamh seharusnya terjadi adalah guru kelas harus membimbing siswa untuk berlatih membaca agar siswa dapat membaca dengan lancar dan tidak dengan mengeja bacaan . Berdasarkan uraian diatas maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Peran Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa SD N 05 Teramang Jaya”.
II. KAJIAN KEPUSTAKAAN
1. Peran Guru
Tugas, peran guru merupakan sesuatu kesatuan yang utuh. Hanya saja terkadang tugas dan fungsi disejajarkan sebagai penjabaran dari peran menurut Daryanto (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 dan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005, 2014:19-21) peran guru adalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai, dan pengevaluasi dari peserta didik.
a. Guru Sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus mempunyai standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggungjawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru harus memahami nilai-nilai, norma moral dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab terhadap tindakannya dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebagai pendidik guru harus berani mengambil keputusan secara mandiri berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, serta bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik dan lingkungan.
b. Guru Sebagai Pengajar
Di dalam tugasnya, guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami materi standar yang dipelajari. Guru sebagai pengajar, harus terus mengikuti perkembangan teknologi, sehingga apa yang disampaikan kepada pesrta didik merupakan hal-hal yang uptodate dan tidak ketinggalan jaman. Perkembangan teknologi mengubah peran guru dari pengajar yanng bertugas menyampaikan materi pembelajaran menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar.
c. Guru Sebagai Pembimbing
Guru sebagai pembimbing dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya yang bertanggungjawab. Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan serta menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Sebagai pembimbing semua kegiatan yang dilakukan oleh guru harus berdasarkan kerjasama yang baik antara guru dengan peserta didik. Guru memiliki hak dan tanggungjawab dalam setiap perjalanan yang di rencanakan dan dilaksanakannya.
d. Guru Sebagai Pengarah
Guru adalah seorang pengarah bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua. Sebagai pengarah guru harus mampu mendengarkan peserta didik dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi, mengarahkan peserta didik dalam mengambil suatu keputusan dan menemukan jati dirinya. Guru juga dituntut untuk mengarahkan peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga peserta didik dapat membangun karakter yang baik bagi dirinya dalam menghadapi kehidupan nyata di masyarakat.
e. Guru Sebagai Pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih, yang bertugas melatih bertugas peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar sesuai dengan potensi masing-masing peserta didik. Pelatihan yang dilakukan, disamping harus memperhatikan kompetensi dasar materi standar, juga harus mampu memperhatikan perbedaan individual peserta didik dan lingkungannya. Untuk itu guru harus banyak tahu, meskipun tidak mencakup semua hal dan tidak setiap hal secara sempurna, karena hal itu tidaklah mungkin.
f. Guru Sebagai Penilai
Penilaian atau evaluasi merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variabel lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Sebagai suatu proses, penilaian dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dan dengan teknik yang sesuai, mungkin tes atau non tes. Mengingat kompleksnya proses penilaian, maka guru perlu memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang memadai.
2. Membaca
Tarigan (2013:7) menyatakan, membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Dalman (2013:5) menyatakan, membaca adalah suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Hal ini berarti membaca merupakan proses berpikir untuk memahami isi teks yang dibaca. Oleh sebab itu, membaca bukan hanya sekedar melihat kumpulan huruf yang telah membentuk kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, dan wacana saja, tetapi lebih dari itu bahwa membaca merupakan kegiatan memahami dan menginterpretasikan lambang/tanda/tulisan yang bermakna sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca. Harjasujana dan Mulyati (dalam Dalman, 2013:6) menyatakan, membaca merupakan perkembangan keterampilan yang bermula dari kata dan berlanjut kepada membaca kritis. Rusyana (dalam Dalman, 2013:6) menyatakan, mengartikan membaca sebagai suatu kegiatan memahami pola-pola bahasa dalam penampilannya secara tertulis untuk memperoleh informasi darinya. Berdasarkan beberapa definisi tentang membaca yang telah disampaikan di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses perubahan bentuk lambang/tanda/tulisan menjadi wujud bunyi yang bermakna. Kegiatan membaca sangat ditentukan oleh kegiatan fisik dan mental yang menuntut seseorang untuk menginterpretasikan simbol-simbol tulisan dengan aktif dan kritis sebagai polakomunikasi dengan di sendiri, agar pembaca dapat menemukan makna tulisan dan memperoleh informasi yang dibutuhkan.
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah dan bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar sehingga tidak menekankan pada angka. Dalam penelitian ini lebih menekankan pada proses dari pada produk atau outcome, untuk melihat hubungan antar variable pada objek yang diteliti lebih bersifat interaktif yang saling mempengaruhi. Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan bahwa metode penelitian kualitatif ini dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif sebagai dokumen yang ditemukan di lapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.
1. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data. Jenis penelitian deskriptif yang digunakan pada penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan peran guru dalam meningkatkan kemampuan siswa membaca pada siswa SDN 05 Teramang Jaya. Selain itu, dengan pendekatan kualitatif diharapkan dapat diungkapkan situasi dan permasalahan yang terjadi pada siswa.
IV. TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa siswa SDN O5 Teramang Jaya mengalami peningkatan baik dalam membaca dengan terang dan jelas, Beberapa Siswa mengalami peningkatan baik membaca dengan ekspresi. Diketahui siswa tersebut mengalami peningkatan baik membaca tanpa terbata-bata.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang di dapat dari hasil penelitian peran guru dalam meningkatkan kemampuan siswa membaca SDN 05 Teramang Jaya, siswa sudah lancar dalam membaca namun masih ada beberapa siswa yang membaca masih terbat-bata. Tetapi semangat dan motivasi yang diberikan oleh gurulah penyemangat siswa untuk giat dalam berlatih membaca.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas maka sebagai tindak lanjut penelitian ini di sarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa peran guru sangatlah penting terutama agar guru memberikan dorongan dan semangat yang lebih kepada siswa agar siswa dapat membaca dengan lancar dan cepat.
2. Untuk siswa SDN 05 Teramang Jaya yang masih belum bisa membaca, dan masih sanagat minim, rajinlah berlatih membaca karna dengan membaca kita akan dapat mengetahui informasi yang tidak kita ketahui karna membaca adalah jendela dunia.
Sekian Terima Kasih
Oploud In Redaksi WORD PERS INDONESIA Januari 2021