Proyek Tambal Sulam di Padang Guci Diduga Asal Jadi, Garbeta: Ada Indikasi Ladang Korupsi!

Bengkulu, Word Pers Indonesia – Proyek tambal sulam jalan di wilayah Padang Guci, Menuju perbatasan Manula, Provinsi Bengkulu-Lampung, menuai sorotan tajam. Pekerjaan yang dikerjakan oleh PT RDS di bawah naungan Balai Jalan Nasional PJN Wilayah 2 Bengkulu diduga dilakukan asal-asalan dan berpotensi menjadi ladang korupsi.

Ketua Gerakan Rakyat Bela Tanah Adat (Garbeta) Bengkulu, Dedi Mulyadi, mengecam keras praktik yang dinilainya merugikan rakyat.

“Pekerjaan ini jelas tidak sesuai standar. Dari awal sudah terlihat asal jadi. Ada indikasi kuat proyek ini dijadikan bancakan untuk kepentingan kelompok tertentu. Padahal anggaran yang digunakan berasal dari uang rakyat,” tegas Dedi Mulyadi saat dimintai tanggapan, Jumat (26/9/2025).

Menurutnya, kualitas jalan yang baru ditambal galiannya asal asalan, tipis, . Hal ini menunjukkan lemahnya pengawasan dari pihak balai jalan.

Hasil investigasi dilapangan Ormas garbeta ditemukan pekerjaan dilakukan oleh PT. RDS dilakukan asal jadi, banyak titik titik yang harus di kerjakan malah gak dilakukan perbaikan, dan kita sudah ambil dokumentasinya disetiap titik pekerjaan dan jalan yang rusak.

“Kami sudah coba mengkomunikasikan persoalan ini kepada pihak balai. Namun hingga berita ini diterbitkan, belum ada respon apapun. Ini patut dipertanyakan, ada apa dengan balai jalan?” tambah Dedi.

Garbeta menegaskan pihaknya akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas. Mereka bahkan siap membawa persoalan ini ke aparat penegak hukum jika ditemukan bukti adanya tindak pidana korupsi.

Dedi juga meminta pemerintah pusat, khususnya Kementerian PUPR, untuk turun tangan langsung.

“Rakyat di Padang Guci sudah lama menjerit dengan kondisi jalan yang buruk. Kalau proyek perbaikan malah jadi ajang korupsi, ini sama saja mengkhianati kepercayaan masyarakat,” pungkasnya.

BACA JUGA:  Kecelakaan di Jalan Nasional Seluma, BPJN Janji Evaluasi dan Perbaikan Cepat

Proyek ini sendiri disebut-sebut menelan anggaran miliaran rupiah. Namun fakta di lapangan justru memperlihatkan mutu pekerjaan yang sangat jauh dari harapan.

Reporter: Iman. Sp Noya
Editor: Alfridho

Posting Terkait

Jangan Lewatkan