Bengkulu, Word Pers Indonesia – Ratusan mahasiswa dan dosen Universitas Hazairin (Unihaz) Bengkulu mengalami nasib nahas setelah terlantar di Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu. Mereka diduga menjadi korban penipuan agen perjalanan CV Lautan Biru Nusantara Group yang sebelumnya telah menerima pembayaran penuh untuk perjalanan praktik lapangan.
Sebanyak 80 mahasiswa dan 20 dosen dijadwalkan berangkat pada Senin pagi, 17 Februari 2025, untuk mengikuti kegiatan Praktik Lapangan Institusional dan Industri di Jakarta, Yogyakarta, dan Malang. Namun, hingga pukul 12.00 WIB, keberangkatan tak kunjung terlaksana, dan rombongan dibiarkan menunggu tanpa kepastian.
“Kami sudah menunggu sejak subuh, tapi ternyata tiketnya belum ada. Kami semua jadi terlantar di sini,” ungkap salah satu mahasiswa yang enggan disebutkan namanya.
Ketua panitia kegiatan, Marlinah, mengaku pihaknya merasa tertipu setelah membayar penuh biaya perjalanan pada beberapa waktu lalu kepada agen travel tersebut. Agen perjalanan menjanjikan keberangkatan pukul 08.00 WIB, namun informasi dari pihak bandara menyebutkan bahwa tidak ada tiket yang dipesan.
“Kami sudah melunasi pembayaran, tapi saat dikonfirmasi, pihak bandara menyatakan belum ada pemesanan tiket dari travel tersebut. Kami sangat kecewa dan merasa ditipu,” ujar Marlina dengan nada kesal.
Ketika dikonfirmasi, pihak CV Lautan Biru Nusantara Group tidak memberikan jawaban yang jelas terkait kejadian ini. Salah satu perwakilan perusahaan hanya merespons singkat.
“Langsung saja koordinasi dengan pihak lapangan ya, Pak,” ucapnya sebelum memutuskan sambungan telepon.
Marlina dan pihak kampus berharap agen travel bertanggung jawab dan memberikan solusi atas kejadian ini. Praktik lapangan tersebut merupakan bagian penting dari kurikulum untuk memberikan pengalaman langsung di lapangan.
“Kami mendesak pihak agen travel untuk segera memberikan kejelasan dan tanggung jawab,” tegas Marlina.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak bandara dan agen travel terkait belum memberikan keterangan resmi mengenai kejadian ini. Ratusan mahasiswa dan dosen masih menunggu kejelasan mengenai keberangkatan mereka yang tertunda.(*)