Ratusan Warga Geruduk DPRD Tulungagung: “Kalau Jalan Nggak Diperbaiki, Waduk Kami Blokade!”

Tulungagung, Word Pers Indonesia – Aksi damai ratusan warga yang menamakan diri Masyarakat Wonorejo 212 Loro Siji Loro Kabeh mengguncang halaman Gedung DPRD Tulungagung, Senin (15/9/2025). Mereka menuntut pemerintah segera memperbaiki jalan lingkar Waduk Wonorejo yang rusak parah selama lebih dari dua dekade dan menjadi sumber penderitaan warga.

Massa aksi datang dengan spanduk dan poster berisi kecaman terhadap lambannya penanganan jalan. Titik tuntutan mereka jelas: DPRD Tulungagung sebagai wakil rakyat harus berdiri paling depan mengawal aspirasi masyarakat.

Bupati Tulungagung H. Gatut Sunu Wibowo, S.E., M.E. didampingi Sekda Drs. Tri Hariadi, M.Si., Kapolres Tulungagung AKBP Muhammad Taat Resdi, serta jajaran DPRD termasuk Ketua Komisi D, menemui langsung massa aksi.

Dalam momen tegang itu, Bupati Gatut Sunu membacakan sekaligus menandatangani petisi warga Wonorejo yang berisi empat poin tuntutan utama:

  1. Aksi damai berkelanjutan di DPRD dan kantor bupati sampai ada realisasi.

  2. Ancaman blokade aktivitas Waduk Wonorejo, termasuk PLTA, saluran irigasi, dan wisata, jika perbaikan jalan tak kunjung dilakukan.

  3. Desakan agar kondisi jalan dikembalikan seperti sebelum pembangunan waduk.

  4. Boikot pajak daerah dan negara hingga tuntutan direalisasi.

“Setelah membacakan surat ini, saya menandatangani sebagai bukti komitmen pemerintah daerah untuk mengawal aspirasi warga Wonorejo,” tegas Bupati Gatut Sunu disambut sorak dan tepuk tangan massa.

Sorotan tajam juga diarahkan ke DPRD Tulungagung. Warga menuntut dewan tidak hanya menjadi penonton, melainkan berperan aktif menekan pemerintah daerah dan pusat agar segera mengucurkan anggaran.

“DPRD jangan tinggal diam. Ini rumah rakyat, dan rakyat sudah menjerit 20 tahun. Kami minta wakil kami di DPRD ikut berdiri bersama rakyat Wonorejo,” ujar Koordinator Aksi, Sugeng Santoso, di tengah orasi.

Ketua Komisi D DPRD Tulungagung yang hadir dalam aksi tersebut menyatakan kesiapannya. “Kami akan bawa tuntutan ini dalam rapat resmi DPRD. Masalah jalan Wonorejo adalah harga mati yang harus segera diperjuangkan,” katanya.

Bupati: Tidak Ada Kepentingan Politik

Di hadapan massa, Bupati Gatut Sunu menegaskan dirinya baru tujuh bulan menjabat dan menolak anggapan aksi ini dimanfaatkan untuk kepentingan politik.

“Saya pimpinan masyarakat Tulungagung, bukan wakil partai atau kelompok. Semua langkah saya murni demi kepentingan rakyat,” ujarnya. Ia juga mengajak warga menjaga kondusifitas daerah.

Jalan Rusak Jadi Luka Kolektif

Kerusakan jalan di sekitar Waduk Wonorejo bukan sekadar persoalan infrastruktur. Jalan ini merupakan urat nadi akses pertanian, wisata, hingga irigasi vital bagi ribuan warga.

“Ini bukan lagi soal kenyamanan, tapi soal keadilan. Warga sudah terlalu lama dibiarkan. Pemerintah daerah bersama DPRD harus membuktikan keberpihakan,” ujar tokoh masyarakat Wonorejo, Slamet Riyadi, yang turut hadir.

Bupati menegaskan perbaikan jalan akan dikawal hingga terealisasi dengan dukungan anggaran dan koordinasi lintas instansi. “Ini bukan janji kosong, ini komitmen nyata pemerintah daerah,” ucapnya.

Aksi ditutup dengan doa bersama dan seruan damai. Massa kemudian membubarkan diri secara tertib dan kembali ke Desa Wonorejo dengan harapan besar bahwa DPRD Tulungagung dan pemerintah daerah tidak lagi menutup mata.

Reporter: Agris
Editor: ANasril

BACA JUGA:  Pemerintah Tajamkan DAK Tahun 2023 untuk Pembangunan Daerah

Posting Terkait

Jangan Lewatkan