Skandal Sekda Pringsewu, Dana Hibah LPTQ Disikat, Agama Jadi Kedok, Rakyat Dibohongi, Dasar Pejabat Tak Tahu Malu!

Pringsewu, WordPers.ID — Ketika agama dijadikan tameng, dan dana umat dijadikan santapan, jangan heran jika kepercayaan publik pada pejabat makin luntur.

HI, Sekretaris Daerah Pringsewu yang juga menjabat sebagai Ketua LPTQ, resmi dijadikan tersangka dalam perkara korupsi dana hibah LPTQ tahun anggaran 2022.

Bersama dua orang bawahannya Tari Prameswari (bendahara) dan Rustiyan (sekretaris) HI diduga menikmati aliran dana hibah untuk kepentingan pribadi.

Total kerugian negara mencapai Rp584 juta lebih. Uang rakyat yang seharusnya digunakan untuk membina tilawatil Qur’an, malah dijadikan bancakan oleh mereka yang menjabat dan (konon) terhormat.

Sebagian uang memang telah dikembalikan sekitar Rp494 juta. Tapi publik tidak lupa: “mengembalikan uang curian bukan berarti bebas dari hukuman“.

Pada 22 Mei 2025, Kejaksaan Negeri Pringsewu resmi melaksanakan Tahap 2. Tersangka dan barang bukti diserahkan ke Jaksa Penuntut Umum, dan HI langsung ditahan di Rutan Kelas II B Kota Agung.

Pemeriksaan kesehatan menyatakan tersangka sehat. Tapi publik tentu bertanya-tanya: “apakah moral dan akal sehatnya juga demikian”?

Dikonfirmasi soal penanganan kasus ini, Kasi Intel Kejari Pringsewu, I Kadek Dwi Admaja, SH, MH, hanya memberikan komentar singkat,

“Sudah tahap dua, tersangka dan barang bukti diserahkan. Proses selanjutnya penuntutan di Pengadilan Tipikor,” ujarnya.

Tak banyak bicara, tapi jelas, proses hukum masih bergulir. Pertanyaannya apakah cukup sampai di sini?

Jangan sampai kasus ini hanya jadi tontonan sementara. Publik berharap, semua yang terlibat, tanpa kecuali, diseret ke pengadilan. Jangan ada yang diselamatkan hanya karena jabatan.

Kasus ini bukan hanya soal uang. Ini soal moral, soal pengkhianatan, soal tikus berdasi yang merusak martabat agama dan pemerintahan.

BACA JUGA:  Difasilitasi Pemindahan Makam ke Lampung, Ahli Waris: Terima Kasih Pemkot Bengkulu

Sekda yang seharusnya jadi teladan, malah menodai amanah. Dan LPTQ lembaga suci kini tercoreng karena ulah petingginya sendiri.

Pringsewu, bangunlah. Ini bukan sekadar kasus. Ini alarm keras bahwa birokrasi kita sedang sakit, dan tikusnya sudah makan sampai ke kitab suci.

( Vit/Din)

Jangan Lewatkan