Mukomuko, Word Pers Indonesia – Masyarakat Desa Lubuk Mukti, Kecamatan Penarik, Kabupaten Mukomuko menyambut baik pembangunan jalan hotmix di wilayah mereka. Pembangunan jalan yang menghubungkan Desa Lubuk Mukti dengan Desa Wonosobo sepanjang 350 meter ini dilaksanakan oleh CV. Daya Cipta Karima, dengan pengawasan dari CV. Pola Laras.
Meski pengerjaan telah memasuki tahap pemadatan setelah pelapisan pengoralan, muncul masalah baru yang sangat merugikan warga sekitar.
Debu tebal yang beterbangan dari proyek tersebut, terutama saat kendaraan melintas, menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Debu yang tak terkendali ini dinilai bisa menimbulkan masalah kesehatan serius, khususnya penyakit saluran pernapasan. Sejumlah warga bahkan memilih untuk menutup pintu rumah mereka demi menghindari debu. Kondisi ini semakin parah karena cuaca panas yang memperburuk situasi, seperti yang dilaporkan pada Rabu, 25 September 2024.
Dedy, salah seorang warga Desa Lubuk Mukti, mengungkapkan rasa senangnya terhadap proyek jalan ini, namun juga menyoroti dampak negatif yang dialami warga.
“Kami sebagai masyarakat tentu senang dengan adanya pembangunan jalan ini, tapi tolong juga perhatikan dampaknya bagi kami yang tinggal di sekitar. Sudah empat hari tidak ada penyiraman air di jalan, sehingga debu semakin tebal dan sangat mengganggu,” ujar Dedy.
Menurutnya, penyiraman air minimal dua kali sehari bisa mengurangi dampak debu, sekaligus menjaga pondasi jalan agar lebih baik. “Kalau tidak ada penyiraman, debu tebal beterbangan, apalagi sekarang musim kemarau. Kalau seperti ini, koral di jalan bisa buyar lagi,” tambahnya.
Sementara itu, Aris, warga lainnya yang rumahnya berada di pinggir jalan proyek, juga merasa sangat terganggu dengan kondisi debu. Ia mengeluhkan bahwa debu yang masuk ke rumahnya membuat usaha konveksi yang dijalankannya terdampak langsung.
“Kain dan pakaian di toko saya penuh debu. Kami mohon pihak proyek segera menyiram jalan secara rutin agar tidak merugikan kami warga sekitar. Ini sangat mengganggu dan bisa menyebabkan gangguan pernapasan,” ujar Aris dengan nada kecewa.
Ketika awak media mencoba menghubungi pihak pengawas proyek untuk meminta tanggapan terkait masalah ini, sayangnya tidak ada respons yang memuaskan.
Masyarakat berharap pemerintah daerah dan pihak rekanan yang bertanggung jawab atas proyek ini segera melakukan langkah konkret untuk meminimalisir dampak debu. Terlebih di musim kemarau seperti saat ini, tindakan penyiraman air secara berkala menjadi solusi yang paling diharapkan agar kenyamanan warga sekitar terjaga dan risiko kesehatan bisa dihindari.
Proyek jalan yang awalnya disambut baik oleh masyarakat, kini justru menjadi sumber masalah akibat kurangnya perhatian terhadap dampak lingkungan sekitar. Jika tidak segera diatasi, debu yang terus bertebaran bisa menurunkan kualitas udara dan memicu gangguan kesehatan lebih lanjut bagi warga Mukomuko. (Red/bbg)