WORDPERS.ID, MUKOMUKO – Menyikapi aksi demo yang dilakukan para Tenaga Harian Lepas (THL) yang merupakan kaum emak-emak ke Kantor PT. Daria Dharma Pratama (DDP) beberapa waktu lalu, Koordinator lapangan (Koorlap) Anas Fahctur Rohman angkat bicara kepada awak media. Kamis 9/7.
Hari ini pun disampaikan Anas Fahctur Rohman bahwa jelasnya kita mengedepankan mediasi, dan tidak mendebatkan pakai otot ataupun anarkis akan tetapi kita mendebatkan informasi. Jadi, setelah tiga hari belum juga mendapatkan jawaban dari pihak PT. DDP seperti yang diharapkan oleh para Ibu ibu yang bekerja sudah puluhan tahun di PT tersebut.
“Menjelang tujuh hari, kita masih menyiapkan diplomasi kepada pihak perusahaan. Secepatnya mengedepankan win win solusion, jadi perusahaan tidak merasa dirugikan dan kami warga pribumi, warga desa penyanggah di sekitar PT DPP juga bisa ikut menikmati apa yang telah perusahaan hasilkan disini,” ungkap Anas.
“Jadi pada intinya kami tidak ingin mencuri, merampok, akan tetapi kami hanya ingin menjual jasa kami kepada pihak perusahaan, ikut berjuang memajukan pihak perusahaan. Jadi tolong pada pihak perusahaan agar mengedepankan Win win solusion,” tambahnya.
Data terhimpun, apabila hal ini tidak juga mendapatkan respon baik dari pihak perusahaan, maka akan terjadi aksi demo untuk yang kedua kalinya.
Kemudian, koorlap dan kawan kawan seperjuangan akan mengadukan nasibnya ke pemerintah daerah (Pemda) dan juga kepada wakil rakyat (DPRD) Kabupaten Mukomuko yang sudah dipilih mewakili suara mereka.
Diakhir wawancara, Anas menyuarakan bahwa akan menyiapkan aksi yang lebih besar lagi jika pihak perusahaan tidak merespon baik.
“kita akan meminta dukungan seluruh masyarakat yang ada disekitar PT. DDP, tidak hanya ibuk ibuk yang bekerja, kami juga akan meminta dukungan kepada beberpa Desa diantaranya Sibak, Semundam, pulai payung, Tanjung harapan bahkan sampai 1F.” tegasnya.
“Kami akan kerahkan penuh untuk ikut membantu dan mendukung aksi ini, sehingga perusahaan akan mempertimbangkan bahwa kami berhak bekerja di PT DDP,” pungkasnya.
Perlu diketahui, Seluruh THL yang bekerja di PT. DDP jumlahnya mencapai 300 orang merupakan warga dari beberapa desa penyangga. Atas latar belakang kehidupan, diantara mereka ada yang bergantung pada pekerjaan ini. Antara lain janda-janda yang sangat membutuhkan pekerjaan ini karena tidak memiliki pekerjaan lain terlebih saat situasi seperti saat ini.
Tujuan para demonstran yaitu tak lain untuk menuntut dan mempertanyakan pemberhentian para THL. Dan meminta agar perusahaan kembali mempekerjakan seluruh THL yang diberhentikan.
BACA JUGA: Diberhentikan Kerja, Kantor PT DDP Digeruduk Emak Emak THL
Pewarta: Zul
Editor: Agan’s virgoun