Ternyata, Aksi Boikot Bukanlah Alasan Puma Berhenti Sponsori Timnas Israel

Penulis: Firman Fadilah

Akhir-akhir ini, ramai kabar tentang produsen perlengkapan olahraga terbesar ketiga di dunia, Puma, yang mengakhiri kerjasama sponsorship mereka dengan Timnas Israel. Masyarakat pun banyak yang menduga bahwa berakhirnya kerjasama ini terjadi karena berhasilnya aksi boikot produk pro-Israel yang tengah berlangsung.

Namun, hal ini disangkal oleh pihak Puma. Mereka menyebutkan bahwa alasan Puma berhenti sponsori Timnas Israel adalah murni karena alasan bisnis dan keputusan untuk tidak memperpanjang kontrak ini sudah dipertimbangkan sejak tahun 2022 lalu, sebelum Perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober 2023.

Keputusan ini diambil sebagai bagian dari strategi marketing yang digagas Puma “fewer-bigger-better”, yang kira-kira artinya adalah lebih sedikit sponsor dan mensponsori tim lebih besar, lebih baik.

Puma telah menjadi sponsor Timnas Israel sejak 2018

Merk perlengkapan olahraga asal Jerman, yakni Puma mengumumkan bahwa mulai tahun 2024 mendatang, mereka akan mengakhiri kerjasama sponsorship dengan federasi sepakbola Israel (IFA). Berakhirnya kerjasama ini terjadi bukanlah karena gerakan boikot yang digaungkan BDS Movement terhadap produk pro-Israel, melainkan karena memang kontrak Puma akan kadaluarsa pada tahun 2024 mendatang.
Puma memutuskan untuk tidak memperbarui kontrak kerjasama mereka dengan Timnas Israel. Mereka meluruskan bahwa keputusan ini diambil murni karena alasan bisnis, bukan karena aksi boikot yang dilakukan konsumen menyusul semakin gencarnya serangan Israel ke Gaza.

Diketahui, Puma telah menjadi sponsor bagi Timnas Israel sejak tahun 2018, menggantikan Adidas yang memutuskan untuk mengakhiri kontrak dengan Timnas Israel. Sejak saat itu, seruan boikot terhadap produk pabrikan asal Jerman tersebut menggema di masyarakat. Apalagi, dilansir dilansir Business & Human Right Centre, alasan Adidas mengakhiri kerjasama dengan Timnas Israel juga karena masalah pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan oleh Israel.

Selain Timnas Israel, Mulai tahun 2024 mendatang, Timnas Serbia juga turut tidak akan diperpanjang kontrak kerjasamanya oleh Puma. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi pemasaran “fewer-bigger-better”, lebih sedikit-lebih besar-lebih baik. Dalam pernyataannya, Puma akan memutus kontrak kerjasamanya dengan Timnas Israel dan Timnas Serbia, serta akan mengumumkan kerjasama dengan beberapa tim nasional baru, yang salah satunya baru saja diumumkan oleh Puma di situs resminya, pada Rabu 13/12/2023.

Puma mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan kontrak jangka panjang dengan Timnas Selandia Baru. Mereka akan memproduksi jersey resmi Timnas Selandia Baru mulai tahun 2024 mendatang. Timnas Selandia Baru sendiri merupakan tim nasional sepakbola terkuat di zona Oseania (OFC). Dalam ranking FIFA, mereka menempati peringkat 104 dunia.

Adidas Pernah Alami Hal Serupa

Sebelum Puma, Ternyata, Adidas juga pernah mengalami hal yang serupa. Ketika masih menjadi sponsor Timnas Israel, Adidas juga harus menghadapi aksi boikot dari massa pro-Palestina. Bahkan, saat itu, Adidas menerima desakan dari 130 klub sepakbola asal Palestina untuk segera memutus kontrak kerjasama mereka dengan Timnas Israel.

BACA JUGA:  “Lampung Darurat Korupsi”

Akhirnya, pada tahun 2018. Adidas memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak kerjasama dengan Timnas Israel. Berdasarkan pernyataan mereka kala itu, Adidas bersikap netral terhadap konflik Israel-Palestina, keputusan ini diambil bukan karena motivasi politik atau pun alasan boikot yang terjadi terhadap produk mereka, melainkan karena alasan
kemanusiaan. Adidas tidak mendukung pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.

FYI, bagi yang tertarik pada dunia trading forex, kamu bisa mempelajarinya melalui artikel yang telah dibuat oleh Justmarket, salah satu broker forex terbaik di Asia, melalui link berikut justmarketsid.net/id/education/forex-articles. Di sana, kamu bisa menemukan berbagai macam artikel edukasi tentang trading forex dalam satu tempat. Namun, ingat trading forex adalah aktivitas dengan tingkat risiko yang tinggi dan agak bersifat spekulatif.

Brand pakaian Zara pun tak luput dari kecaman netizen

brand pakaian raksasa Zara
brand pakaian raksasa Zara

Selain kabar diatas, kontroversi dari brand pakaian raksasa Zara pun turut mencuri perhatian masyarakat. Pasalnya, di tengah konflik Israel-Palestina yang masih berlangsung, mereka malah meluncurkan kampanye iklan yang berbau hinaan terhadap penderitaan yang dialami rakyat Palestina.

Dalam unggahannya, Zara memperlihatkan super model asal Amerika Serikat, Kristen McMenamy, yang memakai pakaian dengan nuansa hitam dan putih yang mirip dengan pakaian tradisional Israel. Ia juga berpose membopong manekin yang dibungkus kain atau plastik putih yang mirip dengan kondisi mayat yang dibungkus kain kafan. Selain itu, latar belakang dari foto tersebut juga menampilkan manekin dengan anggota badan yang tidak lengkap, papan yang terlihat seperti peti mati, peta Palestina yang terbalik, dan puing-puing bangunan yang berserakan.

Aksi protes terjadi di toko retail Zara yang ada di berbagai belahan dunia menyusul kampanye iklan kontroversial tersebut. Massa pro-Palestina memasuki toko retail Zara sambil menyerukan free Palestine dan membawa bendera Palestina serta gulungan kain putih. Seruan boikot terhadap produk Zara juga menggema di media sosial, bahkan netizen pro-Palestina ada yang memberi ajakan untuk membakar pakaian Zara yang mereka miliki.

Menghadapi hal tersebut, Zara merespon bahwa foto kampanye iklan yang bertajuk “The Jacket” tersebut diambil pada bulan September 2023, sebelum Perang Israel-Hamas pecah pada bulan Oktober. Mereka menyangkal bahwa foto tersebut bertemakan penderitaan rakyat Palestina. Zara sendiri telah menarik kampanye iklan mereka yang terlihat tidak manusiawi tersebut. Mereka juga mengatakan bahwa penarikan ini hanya merupakan bagian penyegaran konten yang biasa mereka lakukan.

Editor: Redaksi