Wisatawan Perdana Ekowisata Desa Imbo Telapea, Kepahiang

Brosur Wisata Kepahiang

Oleh Bagus SLE

Jadwal kegiatan yang dimulai dari jam 10 pagi, Jumat 12 februari 2021, harus tertunda hingga 1 jam. Sedangkan tuan rumah sudah menunggu sejak jam 8 pagi.

Keterlambatan ini disebabkan oleh hal-hal yang tidak terduga di perjalanan. Salah seorang anggota tim anaknya sempat jatuh dan masuk selokan ketika menggunakan otoped dan mengalami luka lecet di beberapa bagian tubuh.

Dari kota Bengkulu berangkat jam 8.30 wib. Mampir sejenak di kedutaan Republik SLE di Liku Sembilan. menjemput orang yang akan membawa rombongan uji coba Eko Wisata desa Batu Ampar, yang ada di kecamatan Merigi, kabupaten Kepahiang.

Sekitar jam 10 pagi, rombongan yang beranggotakan 8 orang langsung menuju desa tujuan.

Sepanjang perjalanan, beberapa kali pak kades dari desa yang bernama awal Imbo Telapea (Batu Ampar Kepahiang) mengirim pesan ataupun menelpon melalui aplikasi WA, menanyakan posisi. Mungkin takut tamu yang mereka tunggu tidak datang.

Rombongan penyambut, mulai dari kepala desa dan aparat pemerintahannya, ketua adat dan beberapa orang masyarakat desa sudah siap menyambut peserta uji coba program besar desa yang satu-satunya pada jalan setelah masuk dari jalan utama, sudah siap di balai desa yang juga difungsikan sebagai kantor desa.

Tarian pedang ‘mencak’ menyambut rombongan. Lengkap dengan ‘serawo’ kelapa gula merah dan air setawar sedingin. Ditambah lagi sirih tegur sapa ‘iben pamit magea rajo’.

Prosesi penghormatan menyambut tamu agung ini merupakan pembuka dari rangkaian kegiatan yang terangkum dalam paket eko wisata 3 (3 hari 2 malam), dengan banderol harga hanya 650.000 rupiah perorang.

Sedangkan paket 1 hanya 1 hari cuma Rp 250.000,- dan paket 2 (2 hari 1 malam) dihargai dengan Rp 450.000,-

Menjelang sholat Jumat, peserta yang seharusnya berjumlah 12 orang, tapi karena ada beberapa orang yang harus menyelesaikan urusan, dan akan segera menyusul kemudian, diantar ke ‘home stay’ masing-masing, yang memanfaatkan rumah masyarakat. Selanjutnya menunaikan sholat Jumat di mesjid desa.

Para wisatawan perdana yang terdiri dari berbagai profesi, seperti pengusaha, agent travel, selebgram, fotografer professional, pers, pemuda inspiratif dan komunitas tersebut diundang untuk menjadi penguji kesiapan desa.

Pukul 15.00 hingga 17.00 sore, kegiatan utama pada hari perdana adalah menanam pohon. Tanaman yang jadi sasaran kegiatan ini adalah bibit pokat. Selain dari usaha pelestarian lingkungan, juga menjadi ajang pendidikan bagi wisatawan.

Usai sholat isya, pengunjung perdana wisata alam ini dikumpulkan kembali di balai desa. Acaranya adalah silaturahmi dengan tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama dan tokoh adat,diselingi dengan penampilan seniman gitar tunggal lokal.

Hari pertama ini berakhir pukul 22 lebih sedikit, lalu istirahat. Besok pagi akan dilanjutkan kembali pada jam 8 pagi.

Bersambung…………….

Foto Dokumentasi oleh Bagus SLE