Seluma, Word Pers Indonesia – Bupati Seluma, Erwin Octavian menerima audiensi Komunitas Pemuda Alap, bersama Duta Pariwisata dan Bujang Gadis Seluma dalam rangka berdiskusi, serta menyampaikan pendapat guna mendukung visi dan misi Bupati demi Seluma yang lebih baik, di ruang kerja Bupati, Jumat (18/6/21) pekan lalu.
Pemuda adalah aset terbesar yang dimiliki Seluma saat ini dan berkomitmen untuk mendukung Pemerintah Kabupaten Seluma dalam salah satu visi, yakni Seluma Berbudaya. Hal ini akan terwujud dengan baik jika didukung oleh elemen masyarakat, termasuk pemuda.
Menurut Bupati, untuk mewujudkan Seluma Alap pemuda harus bersinergi dengan pemerintah daerah dalam hal kreativitas, serta inovasi yang dapat mendukung Pemerintah Kabupaten Seluma, terutama lewat seni dan budaya.
“Saat ini zaman telah berkembang dengan pesat. Seni dan budaya Serawai di Kabupaten Seluma ini jangan sampai terkikis. Untuk itu kalian para pemuda-pemudi yang bisa melestarikannya dan pemerintah akan memberikan dukungan penuh. Dalam hal ini, inovasi-inovasi yang berguna untuk memajukan Kabupaten Seluma sangat dibutuhkan, saya harap kreativitas dari kalian bisa menciptakan karya – karya yang dapat mendongkrak kemajuan Kabupaten Seluma, kami akan semaksimal mungkin membantu apapun yang kalian butuhkan, karena itulah bentuk dari rasa memiliki,” ujar Erwin.
Bupati juga mengapresiasi karya seni dari salah satu anggota Komunitas Pemuda Alap, berupa buku yang berjudul “Nandai Mak” dan lukisan tari bubu dari pelukis muda yang keduanya berasal dari Kabupaten Seluma.
Sebagai bentuk apresiasi tersebut, Bupati Erwin membeli 50 buku dan lukisan yang ada langsung dipasang di kantor Bupati. Nantinya buku dan lukisan tersebut akan jadi suatu karya yang bisa dikenalkan oleh Bupati kepada tamu dari daerah lain saat berkunjung ke kantor Bupati.
“Pikirkan lalu eksekusi. Bangun akap dan berpikir positif.” Begitulah pesan yang disampaikan Erwin kepada para pemuda.
Dalam kesempatan yang sama, penulis buku M. Iqbal Agustami menjelaskan bahwa buku “Nandai Mak” adalah buku pertama yang ditulisnya dan baru tercetak sebanyak 4 buku.
“Buku ini terinspirasi dari orang tua saya dan nandai mak itu sendiri adalah ungkapan rasa memiliki dan memulai. Cerita yang ada didalamnya berisi kebudayaan serawai yang dikemas dalam bentuk kisah drama, komedi dan percintaan. Saat ini baru 4 buku yang tercetak, tapi tadi Bupati sudah memesan 50 buku untuk dicetak,” jelasnya.
Begitupun dengan lukisan tari bubu karya Sajid Afif, ia menerangkan lukisan tersebut dibuat pada tahun 2019 yang lalu dan sudah pernah diikutsertakan dalam pameran di Taman Budaya Kota Bengkulu.
“Lukisan ini bertema tentang seni tari bubu khas Kabupaten Seluma, lukisan ini sebenarnya saya buat pada tahun 2019 yang lalu dan pernah diikutkan pada pameran di Taman Budaya Kota Bengkulu, semenjak pandemi COVID-19, karya saya hanya ditampilkan lewat virtual saja,” ujar Sajid. (TP)
