Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dalam Menanamkan Sikap Toleran Sejak Dini

ARTIKEL PAUD

 Oleh: Lasmiati, S.pd. AUD

Penulis adalah Seorang Guru TK/Paud Harapan Jaya di Desa Pasar Bantal Kecamatan Teramang Jaya Kabupaten Mukomuko, Bengkulu

JUDUL:

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dalam Menanamkan Sikap Toleran Sejak Dini


Publiser On Redaksi Word Pers Indonesia Februari 2021

Indonesia sendiri memiliki keanekaragaman budaya, suku, bahsa, suku, agama, dan ras yang tersebar di seluruh wilayah. Keanekaragaman inilah yang menyebabkan Indonesia menjadi negara yang kaya dan indah. Perbedaan yang ada diwujudkan dengan sikap saling menghormati. Sikap ini akan menumbuhkan sikap toleran antar sesama. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, toleransi adalah sifat atau sikap toleran. Toleransi merupakan sikap menenggang rasa dan menghargai pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, serta perilaku yang berbeda atau bertentangan.

Sikap saling menghargai dalam setiap perbedaan disebut sikap toleransi. Sikap dan perilaku toleransi dalam keberagaman masyarakat menjadi kunci untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan. Cara menerapkan sikap toleransi Dalam buku Menumbuhkan Sikap Toleran pada Anak (2016) oleh Sukiman, cara menerapkan sikap toleransi sejak dini sebagai berikut:

Bercerita

Sampaikan cerita mengenai suku, adat, ras, seni, keanekaragaman agama, serta sosial dan budaya pada anak. Sehingga anak bisa mengetahui bahwa Indonesia memiliki banyak keberagaman dengan keunikan dan kekhasannya masing-masing.

Mengenalkan

Mengenalkan bahasa daerah, lagu daerah, tarian daerah, hingga makanan tradisional. Di sini pengetahuan anak-anak semakin banyak dan tertanam bahwa daerah di Indonesia tidak hanya satu tetapi banyak.

Menggambar potret diri

Anak-anak diajak untuk menggambar potret dirinya masing-masing bersama temannya. Setelah itu mereka diajak untuk membandingkan dan memperhatikan persamaan serta perbedaan yang dimiliki gambar masing-masing anak.

Mendampingi anak menonton televisi

Pada saat menonton televisi, anak tidak boleh melihat sendiri, orangtua wajib mendampingi. Di situ orangtua bisa menunjukkan tokoh dan situasi yang menarik mengenai toleransi. Hal ini untuk mengajarkan anak mengenai persamaan dan perbedaan.

Foto Guru Paud Harapan Jaya Lasmiati, S.pd Aud Bersama Anak anak murid Berinteraksi
Foto Guru Paud Harapan Jaya Lasmiati, S.pd Aud Bersama Anak anak murid Berinteraksi

Menurut Penulis, Bergaul dengan orang lain yang memiliki kesamaan dengan diri kita itu mudah. Namun bergaul dengan orang yang berbeda ras, suku, agama tidaklah mudah. Dibutuhkan sikap toleran agar pergaulan tetap harmonis. Apalagi hidup di Indonesia yang terdiri dari banyak suku bangsa, sikap toleran mutlak harus dimiliki setiap orang.

Sikap toleran harus ditanamkan sejak dini kepada anak-anak kita. Bagaimana sih caranya? Nah mari simak tips-tips berikut ini:

  • Memperluas cakrawala pengetahuan anak. Ceritakan kepada anak tentang dunia yang sangat luas. Begitu banyak orang hidup di berbagai belahan dunia, mereka berbeda antara satu dengan lainnya. Kisahkan dongeng-dongeng dan kisah inspiratif kepada anak yang berasal dari berbagai tempat. Selipkan nilai bahwa orang harus saling menghargai dalam perbedaan. Kalau anak sudah bisa membaca, belikan mereka buku-buku untuk dibaca agar memperluas cakrawala pengetahuannya.
  • Menanamkan empati. Ajak anak melihat dari sudut pandang orang lain. Ketika bertemu orang dengan kondisi tertentu di jalan, ajak anak membayangkan bila dia ada di posisi itu. Misal anak melakukan sesuatu hal yang berpotensi menyakiti orang lain, coba katakan bagaimana perasaannya kalau dirinya yang diperlakukan demikian.
  • Masuk ke lingkungan yang plural. Ini bisa dilakukan dengan sengaja memasukkan anak ke sekolah yang plural. Atau sekedar kelas menari, sepakbola, les bahasa dan lain sebagainya namun dengan audiens yang plural/heterogen. Dengan demikian anak akan belajar langsung bergaul dan menyikapi perbedaan.
  • Asah kepercayaan diri. Ahli mengatakan, seorang anak yang merasa aman dengan diri sendiri, lebih nyaman untuk mengeksplorasi dan menerima perbedaan. Mengasah dan membangun kepercayaan diri anak bisa dilakukan dengan mendorongnya melakukan aktivitas yang disukai dan sesuai potensinya. Kelebihan yang dimiliki akan meningkatkan kepercayaan dirinya. Katakan pada anak, apapun yang terjadi Anda akan mendukung dan di belakangnya. Ini akan membuat dia merasa aman, nyaman dan lebih percaya diri.
  • Melakukan perjalanan. Lakukan perjalanan bersama anak ke tempat-tempat yang tak harus jauh, namun lingkungan yang berbeda dengan yang biasa dihadapi. Ini akan membiasakan anak menghadapi perbedaan. Kalau memang ada anggaran, tak ada salahnya melakukannya secara rutin setiap liburan.
  • Orangua menjadi teladan. Terakhir, orangtua harus menjadi teladan sikap toleran. Tunjukkan cara bersikap benar kepada yang berbeda di depan anak. Anak akan mencontoh apa yang dilakukan para orangtuanya.
BACA JUGA:  Humaira' Madrasahku Gelar Pelatihan Manajemen Madrasah

Nah dari uraian diatas, Saya Lasmiati, S.pd. AUD selaku penulis menyimpulkan bahwa ada beberapa Manfaat dengan dasar buku Teaching Respect and Responsibility (1996) oleh Lickona, manfaat mengajarkan, membiasakan, dan mencontohkan sikap toleransi kepada anak, yaitu:

  1. Dapat bersikap dan menghormati orang lain dengan baik, tanpa melihat usia, agama, ras, dan budaya.
  2. Tidak membicarakan kejelekan orang lain
  3. Mendengarkan orang lain ketika berbicara tanpa memotong pembicaraan.
  4. Berbicara dengan sopan dan santun seperti menggunakan kata permisi, tolong, maaf, dan terima kasih.
  5. Tidak mengganggu orang lain yang sedang beribadah
  6. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain
  7. Menerima orang lain yang berbeda fisik, agama, ras, atau budaya.
  8. Menghargai diri sendiri
  9. Menghargai privasi orang lain,seperti mengetuk pintu sebelum masuk.

Nah artikel di atas semoga dapat membantu dalam memahami apa itu toleransi dan bagaimana menanamkan kepada anak sejak dini.

News Feed