Sejarah Berdirinya LSM di Dunia dan Indonesia

Penulis: Rustam Efendi, SH, Ketua Umum LSM Front Pembela Rakyat

Organisasi masyarakat sipil, lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Non Goverment Organisation (NGO) telah ada dalam berbagai bentuk di seluruh dunia selama berabad-abad. LSM muncul sebagai respon terhadap kebutuhan dan aspirasi masyarakat untuk mengatasi berbagai isu sosial, politik, dan lingkungan. Berikut adalah beberapa tonggak sejarah penting dalam perkembangan LSM di dunia:

Gerakan Penghapusan Perbudakan (Gerakan Penghapusan Perbudakan):

Pada abad ke-18 dan ke-19, gerakan penghapusan muncul di Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara lain untuk mengakhiri perdagangan budak dan kepemilikan. Gerakan ini terdiri dari berbagai LSM dan kelompok aktivis yang berjuang melalui kampanye, petisi, dan aksi protes untuk menghapuskan peraturan.

Anti-Slavery Society (1792):

Organisasi ini didirikan di Britania Raya oleh William Wilberforce dan beberapa rekannya untuk mengadvokasi penghapusan budak dan pinggang. Gerakan ini merupakan salah satu LSM pertama yang berfokus pada isu kemanusiaan.

YMCA (Young Men’s Christian Association) (1844):

Didirikan di London, Inggris, YMCA awalnya merupakan organisasi untuk mempromosikan kesehatan fisik dan spiritual bagi para pemuda. Namun seiring berjalannya waktu, YMCA juga berkembang menjadi LSM dengan fokus pada pembangunan masyarakat dan bantuan kemanusiaan.

The Salvation Army (1865):

Dipimpin oleh William dan Catherine Booth, The Salvation Army adalah organisasi Kristen yang bertujuan memberikan bantuan sosial bagi mereka yang membutuhkan, terutama di daerah perkotaan. Mereka memberikan makanan, tempat berlindung, dan bantuan lainnya kepada orang miskin dan terpinggirkan.

Komite Palang Merah Internasional (1863):

Henri Dunant mendirikan organisasi ini setelah melihat penderitaan para korban luka dalam pertempuran Solferino pada tahun 1859. Tujuan utama ICRC adalah memberikan perlindungan dan bantuan bagi korban perang dan konflik bersenjata.

National Association for the Advancement of Colored People (NAACP) (1909):

Didirikan di Amerika Serikat oleh sejumlah tokoh seperti WEB Du Bois, Ida B. Wells, dan Mary White Ovington, NAACP berfokus pada advokasi dan perlindungan hak-hak sipil bagi orang- orang kulit hitam. Organisasi ini telah memainkan peran penting dalam perjuangan melawan pemberontakan rasial.

United Nations (1945):
Setelah berakhirnya Perang Dunia II, didirikan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sebagai forum internasional untuk mempromosikan perdamaian, kerjasama internasional, dan perlindungan hak asasi manusia. PBB juga merupakan platform bagi LSM dan organisasi masyarakat sipil lainnya untuk berpartisipasi dalam isu-isu global.

Gerakan Hak Pilih Perempuan (Suffragette Movement):

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, gerakan hak pilih perempuan berkembang di beberapa negara. Para sufraget (aktivis gerakan ini) menggunakan taktik aktivis seperti propaganda, mogok makan, dan kampanye publik untuk memperjuangkan hak pilih perempuan. Gerakan ini membantu menginspirasi pembentukan LSM yang berfokus pada hak-hak perempuan.

Gerakan Pemukiman

Pada akhir abad ke-19, muncul gerakan pemukiman di Inggris dan Amerika Serikat. Gerakan ini bertujuan untuk mengurangi kebencian sosial melalui sikap sosial di lingkungan perkotaan yang kumuh. LSM seperti Toynbee Hall di London dan Hull House di Chicago adalah contoh dari gerakan ini, yang menyediakan berbagai layanan sosial dan pendidikan untuk masyarakat miskin.

Gerakan Pelestarian Lingkungan

Pada paruh kedua abad ke-20, muncullah gerakan lingkungan yang bertujuan melindungi alam dan mencegah kerusakan lingkungan. LSM seperti Greenpeace dan World Wildlife Fund (WWF) berperan dalam kampanye untuk melestarikan sumber daya alam, perlindungan satwa liar, dan penanggulangan perubahan iklim.

BACA JUGA:  Ketua IPPELMAS Jabodetabek Desak PJ Bupati Simeulue Mundur Jika Ikut Pilkada 2024

Organisasi Hak Asasi Manusia

Sejak berakhirnya Perang Dunia II, organisasi hak asasi manusia semakin berkembang. Amnesty International, didirikan pada tahun 1961, adalah salah satu LSM yang terkenal dalam advokasi dan perlindungan hak asasi manusia di seluruh dunia. LSM ini penting dalam pemantauan pelanggaran hak azasi manusia

Doctors Without Borders (Médecins Sans Frontières) (1971):
Didirikan di Prancis, LSM ini menyediakan bantuan medis dan kemanusiaan di wilayah konflik, bencana alam, dan daerah terpencil di seluruh dunia. Mereka bekerja secara mandiri dan netral dalam memberikan bantuan medis yang mendesak.

Greenpeace (1971):
LSM lingkungan ini didirikan oleh sekelompok aktivis yang prihatin dengan perlindungan lingkungan dan pelestarian alam. Greenpeace telah melakukan kampanye melawan perburuan jeda, penggunaan nuklir, dan perubahan iklim, serta mengadvokasi keberlanjutan lingkungan.

Itulah beberapa contoh LSM awal yang berperan penting dalam perjuangan kemanusiaan, hak asasi manusia dan isu-isu sosial lainnya di Dunia.

Selanjutnya sejarah LSM di Indonesia mencakup berbagai peristiwa dan perkembangan penting. Berikut beberapa tonggak sejarah dalam berdirinya dan perkembangan LSM di Indonesia:

Era Kolonial:

Tahun 1908:
Sarekat Dagang Islam (SDI) didirikan sebagai organisasi ekonomi dan sosial untuk melindungi pedagang Muslim di Hindia Belanda.

Tahun 1912:
Indische Partij (Partai Hindia) didirikan oleh Ernest Douwes Dekker (alias Setiabudi) dan Tjipto Mangoenkoesoemo sebagai partai politik pertama yang mengadvokasi kemerdekaan Indonesia.

Periode Kemerdekaan:

Tahun 1945:
LSM Persatuan Pergerakan Indonesia (PPI) didirikan untuk mengidentifikasikan berbagai kelompok pergerakan nasionalis.

Tahun 1946:
Serikat Buruh Se-Indonesia (SBSI) muncul sebagai organisasi buruh pertama yang memperjuangkan hak-hak pekerja di Indonesia.

Tahun 1950:
Aliansi Kebudayaan Indonesia (AKI) didirikan sebagai organisasi budaya yang berperan dalam mempertahankan identitas dan keragaman budaya Indonesia.
Era Orde Lama:

Tahun 1950-an:
Yayasan Badan Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) didirikan untuk menyediakan bantuan hukum kepada rakyat yang tidak mampu dan melawan pelanggaran hak asasi manusia.

Tahun 1967:
Komite Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dibentuk sebagai organisasi mahasiswa yang kritis terhadap rezim Orde Lama.

Era Reformasi:

Tahun 1998:
Setelah jatuhnya rezim Orde Baru, era Reformasi dimulai dan membuka ruang yang lebih besar bagi LSM dan organisasi masyarakat sipil.

Tahun 1998:
KontraS (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) didirikan sebagai LSM yang berfokus pada pengungkapan pelanggaran hak asasi manusia dan keadilan bagi korban kekerasan.

Tahun 2000:
Wahid Institute didirikan oleh mantan Presiden Abdurrahman Wahid untuk mempromosikan pemulihan, toleransi agama, dan perlindungan minoritas di Indonesia.

Tahun 2003:
Migrant Care muncul sebagai LSM yang berfokus pada perlindungan hak-hak buruh migran Indonesia.
Periode Kontemporer:

Tahun 2011:
Indonesia Corruption Watch (ICW) didirikan sebagai LSM antikorupsi yang berperan dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.

Tahun 2014:
Yayasan Lokataru berdiri sebagai LSM yang fokus pada advokasi hak asasi manusia, perlindungan lingkungan, dan pemberantasan korupsi.

Tahun 2015:
Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH APIK) didirikan untuk memberikan bantuan hukum dan melawan kekerasan terhadap perempuan.

Ini hanya beberapa contoh sebagian dari LSM yang telah hadir dan berkiprah dalam perjalanan sejarah dari berdirinya Negara Republik Indonesia hingga saat ini.

Editor: Freddy Watania/Anasril A

Posting Terkait

Jangan Lewatkan