Anak Muda Nilai Ahmadlya Role Model Mencapai 10.000 Ribuh Pendukungnya Tampa Money Politik

Simeulue||Word Pers – Indonesia : Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) selalu menjadi ajang yang penuh dinamika dan tantangan, baik bagi calon kepala daerah maupun bagi masyarakat. Salah satu isu yang sering muncul dalam Pilkada adalah praktik money politics, di mana uang digunakan untuk mempengaruhi pilihan pemilih.

Namun, di tengah fenomena tersebut, terdapat sosok calon yang meskipun gagal meraih kemenangan, tetap dianggap layak menjadi role model bagi para pemimpin masa depan. Sosok tersebut adalah Ahmadlyah, calon bupati Simeulue yang dicatat oleh banyak pihak, terutama anak muda di daerah tersebut, sebagai figur yang berusaha menghindari praktik money politics dalam setiap langkahnya.

Ahmadlyah, meskipun tidak berhasil memenangkan Pilkada, telah berhasil mencuri perhatian banyak kalangan, khususnya anak muda Simeulue, karena konsistensinya dalam menjauhi segala bentuk politik uang. Ia menunjukkan bahwa dalam pilkada, prinsip dan integritas jauh lebih penting daripada mengejar kemenangan dengan cara yang merugikan masyarakat dan merusak demokrasi. Sikap ini dianggap sebagai contoh yang patut diteladani bagi calon-calon pemimpin di masa depan Tutur Wahyu Nurdin Selaku Wakil Ketua Laskar Muda Simeulue di WhatsApp 29 November 2024. Simeulue

Wahyu Nurdin Menambahkan. Salah satu alasan mengapa Ahmadlyah dianggap layak menjadi role model adalah karena upayanya untuk memfokuskan kampanye pada visi dan misi yang konkret untuk kemajuan Simeulue. Dalam setiap kesempatan, ia menekankan pentingnya pembangunan yang berkelanjutan, peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta pemberdayaan generasi muda di kabupaten Simeulue. Ahmadlyah selalu berusaha untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat, memberikan penjelasan yang rasional mengenai program-program yang ia tawarkan, dan mengedepankan nilai-nilai transparansi dengan cara cara kampanye dialogis kedesa desa dan kecamatan.

BACA JUGA:  Aizan Dahlan: Hargai Birokrat Lokal, Pilih Putra Terbaik sebagai Pejabat Wali Kota

Keberanian Ahmadlyah untuk menolak money politics patut diapresiasi, karena hal ini tidak mudah dilakukan di tengah tekanan kompetisi yang ketat dalam pilkada. Banyak calon lainnya yang lebih memilih untuk menggunakan uang sebagai instrumen untuk menarik dukungan massa, baik secara langsung melalui pemberian uang tunai ataupun dalam bentuk barang. Namun, Ahmadlyah tetap teguh pada prinsipnya bahwa politik seharusnya dijalankan dengan dasar keadilan dan untuk kepentingan rakyat, bukan untuk kepentingan sesaat yang hanya menguntungkan sebagian pihak.

Dari sudut pandang anak muda Simeulue, Ahmadlyah memberikan pelajaran penting tentang bagaimana cara berpolitik yang sehat dan jauh dari praktek yang merusak integritas. Dalam pandangan mereka, meskipun Ahmadlyah gagal dalam meraih kursi bupati, ia telah memenangkan hati banyak orang karena prinsip yang ia pegang teguh. Bagi mereka, keberhasilan dalam pilkada tidak hanya diukur dari kemenangan dalam perolehan suara, tetapi juga dari sejauh mana seorang calon dapat mempertahankan nilai-nilai kejujuran, integritas, dan kepedulian terhadap masyarakat.

Ke depan, pengalaman Ahmadlyah dalam Pilkada ini bisa menjadi titik awal untuk perubahan yang lebih baik dalam politik lokal Simeulue. Anak-anak muda yang terinspirasi oleh perjuangannya diharapkan bisa menjadi agen perubahan yang memprioritaskan kejujuran, ketulusan, dan kepentingan masyarakat di atas segalanya. Meskipun Ahmadlyah gagal dalam Pilkada, ia tidak gagal dalam menunjukkan kepada masyarakat Simeulue apa arti kepemimpinan yang sesungguhnya, yang berfokus pada masa depan dan kesejahteraan bersama tutupny