Disinformasi Media dan Agenda Politik ?

0
Disinformasi Media dan Agenda Politik Ilustrasi Foto/Dok Net

Secara umum, berita yang objektif dalam pengertian murni atau mutlak itu belum ada, sebab suatu berita merupakan rekonstruksi pikiran jurnalis/wartawan mengenai suatu peristiwa atau pernyataan yang telah dilalui pemberitaannya, terutama jika tidak direkam atau dicek ulang.

Dari banyak berita, rata-rata berdasarkan perspektif kewartawanannya, yang bisa berbeda dari perspektif seorang politisi, ilmuwan, pengusaha, atau orang awam mengenai hal yang sama.

Oleh karena itu bias dalam pemberitaan adalah hal yang tak dapat dihindari, dan dalam konteks inilah, ideologi serta visi dan misi wartawan atau redaksi suatu media massa menjadi faktor yang amat menentukan. Sehingga, posisi vital dan krusial media massa membuatnya menjadi rebutan pihak-pihak yang ingin berkuasa.

Hampir setiap saat diri kita dirangsang dengan berjuta informasi, dan jika kita harus memberikan tafsiran atas semua rangsangan informasi-informasi itu, maka bisa-bisa kita terbawa depresi.

Kitapun rentan bisa terjebak dalam disinformasi, karena ada prespektif agenda politik dan kekuasaan mengontrol dan mengatur prespektif jurnalis.
Manipulasi informasi, data, dan fakta yang saat ini terjadi, kebanyakan dilakukan oleh akun-akun artifisial yang ada di media sosial. Maka dari itu, pastikan sumber dari informasi yang didapat adalah situs resmi.

Pendidikan politik seharusnya menjadi salah satu fungsi dari partai politik, tapi sayangnya fungsi ini belum terrealisasi dengan baik di Indonesia. Oleh karena itu, maka pendidikan politik menjadi tanggung jawab semua pihak. Pemerintah, partai politik, guru, mahasiswa, bahkan orang tua dapat memberikan pendidikan politik dengan cara masing-masing.

Oleh karena itu, masyarakat dan pengiat Pers kita dituntut untuk dapat mengatasi kerumitan tersebut hanya dengan memperhatikan hal-hal yang penting bagi kita, atensi kita pada dasarnya merupakan faktor utama dalam menentukan seleksi atas rangsangan setiap informasi yang masuk ke dalam diri kita. (fenomena ini tak bisa digapai oleh kaum yang sudah di cuci otaknya).

Pertanyaan yang cukup menggugah adalah, siapakah aktor intelektual dibalik isu-isu yang berkembang selama ini dan apa yang menjadi agenda mereka sebenarnya?

Propaganda dan gaya politik sebagaimana yang muncul dalam republik ini sudah direcoki oleh pemahaman primitif kaum yang sudah tercuci otaknya sehingga keadilan itu sama dan menduduki ruang psikologis dari seluruh nilai-nilai luhur seperti sifat tidak mementingkan diri sendiri, idealisme, moralitas, pengorbanan diri, keberanian dan kehormatan.

Dukungan emosional yang kuat terhadap proses menilai dan mengevaluasi memungkinkan manusia untuk melampaui instink-instink alami mereka yang paling kuat demi sesuatu yang paling mereka yakini dan percayai sebagai kebenaran dan keadilan.

Disinformasi: adalah informasi palsu yang sengaja disebarkan untuk menipu. Disinformasi adalah bagian dari misinformasi, yang mungkin juga tidak disengaja. Kata bahasa Inggris disinformation adalah pinjam terjemah dari kata bahasa Rusia dezinformatsiya, berasal dari nama sebuah departemen propaganda hitam KGB. Sumber Wikipedia online

Agenda Politik: (Inggris: political agenda) adalah serangkaian isu-isu yang diungkapkan, diberitakan, digambarkan bertujuan sebagai “pembentuk agenda politik” atau “menentuan agenda politik” melalui penonjolan opini dalam berita-berita propaganda atau kampanye dengan jangkauan tertentu guna keuntungan atau kepentingan golongan atau kelompok tertentu, misalkan pada saat pemilihan umum, partai politik yang ingin mempromosikan kebijakan dan mendapatkan cakupan berita menonjol dalam usaha untuk peningkatkan dukungannya. Sumber Wikipedia Online.

Dirangkum dari berbagai sumber.

Penulis: Freddy W
Editor: Agus A