Pringsewu, WordPers.ID – Kita buka dengan sebuah pertanyaan: Apakah Pagelaran Utara ini benar-benar ada di peta Kabupaten Pringsewu, atau cuma hasil khayalan massal warganya sendiri?
Pertanyaan itu wajar kok. Soalnya, sejak Bupati Pringsewu, Riyanto Pamungkas, resmi melantik 38 pejabat baru lengkap dengan camat-camatnya, nama Pagelaran Utara nggak muncul-muncul juga. Kaya lagi main PUBG, tapi zonanya nggak pernah nyempil di map.
Lucunya lagi, kecamatan lain ada yang juga belum dilantik camatnya, tapi setidaknya masih diperhatikan. Jalan dibenerin, infrastruktur dibangun, masyarakatnya diurus. Sementara Pagelaran Utara? Jalan berlubang masih setia menemani dari jaman dinosaurus, pelayanan publik lambat, dan kini pimpinan kecamatan pun absen total. Mungkin pemerintah nunggu warganya self-manage kayak startup?
“Ya Allah, camatnya aja nggak ada. Dulu ada camat pun kami tetap dianaktirikan, apalagi sekarang? Udah kaya rumah tangga tanpa kepala keluarga,” celetuk salah satu warga dengan nada getir tapi jenaka.
Lucunya (lagi), momen ini terjadi pas 100 hari kerja sang Bupati. Biasanya kepala daerah pamer capaian, tebar janji manis, foto-foto di proyek pembangunan. Tapi di Pagelaran Utara? Mungkin yang dibangun cuma kesabaran warganya.
Kalau ini bagian dari strategi pembangunan mental, jujur saja: berhasil. Warga di sana udah kuat mental. Ditinggal pembangunan, ditinggal camat, tapi masih bisa ketawa getir.
“Serius nih, kami ini maunya dibawa ke mana? Mau merdeka sendiri? Atau jadi kecamatan pengamat dari kejauhan?” tambah warga lain yang enggan disebut namanya, karena takut dibully netizen yang lebih peduli artis kawin cerai daripada nasib kecamatan tertinggal.
Jadi, untuk Bapak Bupati dan jajaran, halo? Pagelaran Utara masih bagian dari Pringsewu kan? Atau harus ada gerakan viral dulu biar diperhatikan? Masa warga harus bikin drama TikTok dulu baru dapat camat?
Kritik ini bukan untuk menjatuhkan. Tapi kadang pemerintah lupa kalau kecamatan itu isinya bukan cuma peta dan kantor kelurahan. Ada rakyat. Ada harapan. Dan ada kesabaran yang bisa habis kalau terus dianggap “lokasi bonus” yang bisa dilewatkan begitu saja.
Pagelaran Utara bukan kecamatan siluman. Mereka cuma ingin tahu: apa salah kami sampai seolah dianggap tidak ada? ( vit)