Pemimpin Moral Rusak Tidak Takut TUHAN, Lebih Takut Miskin dan Hilang Kuasa

Kekuatan sejati bukan terletak pada seberapa kuat dan bisa engkau melakukan sesuatu, tapi seberapa tangguh engkau mencoba untuk mendapatkannya.

Mungkin itulah kalimat yang cocok untuk pengantar tulisan ini. Seperti itulah yang terlihat saat ini, betapa tangguh dan kuatnya keinginan tangan penguasa untuk menguasai semua hasrat keinginannya.

Tak terlihat dan tak terhitung pula seberapa banyak ia merenggut hal-hal yang menurutnya adalah patut dan harus dilakukan tanpa harus meminta persetujuan atau pun pendapat orang lain (musyawarah). Tak pandang bulu, namun tebang pilih.

Negeri ini sudah diselimuti rasa kebanggaan dengan tradisi regut merenggut (korupsi) dalam setiap lini pekerjaan, tak hanya hal kecil seperti menilap uang bantuan sosial bahkan keuangan di badan Kemenag pun pernah dilahap juga.

Sepertinya, hal ini bagaikan permainan yang amat banyak penggemarnya bahkan dimotori oleh pemangku pengambil kebijakan. Tak sedikit para pemimpin mulai dari Gubernur, Bupati/Walikota hingga tingkat terbawah yaitu Kepala Desa memberi makan (suap) para petinggi diatasnya atau tempat-tempat yang dianggap perlu.

Ada banyak cara dan bahasa yang digunakan, mulai dari uang muka, hitungan bagi persentase bahkan uang keamanan. Alih-alih uang itu dibilang “pelicin” untuk kelancaran dalam melakukan pekerjaan.

Tangan penguasa bisa merenggut segala hal yang diinginkannya, tak peduli dengan janji yang mereka ucapkan atas nama tuhannya ketika dilantik dibawah kitab suci (Al-Qur’an, Al-kitab). Yang mereka tahu adalah hasrat dan ambisinya terpenuhi.

Rakyat menjadi kehilangan arah “ngalor ngidul, akhirnya mentok dan tertidur” oleh kebijakan-kebijakan yang tak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat.

Oleh: Anasril

BACA JUGA:  Ngeri, Gudang Rongsokan di Tengah Kota Bengkulu Ludes Disantap Api

Posting Terkait

Jangan Lewatkan