Program MBG Disorot: Dari Dapur Fiktif hingga Skandal Politik, Anak Bangsa Jadi Korban

Makan Bergizi Gratis (MBG): Berubah Menjadi Makan Beracun Gratis, Dapur Fiktif Hingga Proyek Dapur Dewan

Jakarta, Word Pers Indonesia Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang-gadang sebagai solusi perbaikan gizi anak bangsa kini justru berubah menjadi kontroversi besar. Alih-alih menyehatkan, program yang menelan anggaran raksasa ini mulai dipenuhi aroma penyimpangan: dari kasus keracunan, dapur fiktif, hingga dugaan keterlibatan anggota dewan dalam proyek bernilai triliunan rupiah.

Koordinator Nasional Koalisi Aktivis Muda Indonesia, Novan Ermawan, menyebut bahwa MBG tidak lagi berdiri di atas semangat mulia meningkatkan gizi anak, tetapi justru terjerumus menjadi “proyek bancakan politik” yang membahayakan masa depan generasi penerus.

“Program makan bergizi gratis jangan sampai berubah menjadi makan beracun gratis. Faktanya, di lapangan ada anak-anak yang justru keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program ini. Ini alarm keras bahwa standar kesehatan dan keamanan pangan diabaikan,” tegas Novan, Senin (22/9/2025).

Sejumlah laporan menyebut anak-anak di berbagai daerah mengalami keracunan usai menyantap makanan dari MBG. Kondisi ini menegaskan lemahnya pengawasan terhadap dapur penyedia. Alih-alih menyehatkan, makanan itu justru melanggar hak dasar anak untuk mendapatkan gizi yang aman, sehat, dan layak.

Menurut Novan, kasus tersebut memperlihatkan kelalaian serius dalam standar operasional kesehatan dan distribusi pangan. “Kalau pemerintah serius, hal seperti ini tidak boleh terjadi. Kita bicara soal nyawa dan masa depan anak bangsa, bukan sekadar program pencitraan,” katanya.

Lebih jauh, temuan dapur fiktif dalam program MBG semakin memperkuat dugaan adanya permainan anggaran. Ribuan dapur yang tercatat resmi ternyata hanya nama di atas kertas tanpa aktivitas nyata. Modus ini membuka celah penggelapan dana dalam jumlah fantastis.

BACA JUGA:  Wakapolri Cek Pembangunan Rumah Sakit Bhayangkara Blora, Ini Pesannya Ke Pelaksana Proyek

“Dana miliaran bahkan triliunan rupiah bisa saja lenyap lewat dapur fiktif. Ini jelas kejahatan terstruktur, dan sangat mungkin ada keterlibatan elite politik maupun pejabat daerah,” ujar Novan.

Tak kalah mencengangkan, sejumlah dapur MBG disebut dikuasai atau diback-up langsung oleh oknum anggota dewan. Kondisi ini menimbulkan konflik kepentingan yang serius. Program rakyat yang seharusnya murni untuk kepentingan publik malah dijadikan mesin rente politik.

“Jika benar ada anggota dewan yang ikut bermain, maka ini bukan lagi soal kebijakan salah arah, tapi praktik politik kotor. Rakyat dirugikan, anak-anak jadi korban, sementara elit memperkaya diri,” kata Novan dengan nada geram.

Praktik-praktik menyimpang itu membuat MBG kian sarat citra dan jauh dari substansi. Tanpa pengawasan ketat, Novan khawatir program ini berpotensi menjadi skandal korupsi gizi terbesar di Indonesia.

Ia menegaskan, KPK, BPK, dan lembaga pengawas independen harus segera turun tangan untuk memeriksa seluruh data anggaran, distribusi, hingga daftar dapur MBG yang tersebar di seluruh daerah.

“Program sebesar ini jangan dijadikan mesin politik. Generasi emas 2045 hanya bisa tercapai bila program gizi dijalankan dengan jujur, transparan, dan berpihak pada anak-anak, bukan pada segelintir elit,” pungkas Novan.

Editor: Anasril

Posting Terkait

Jangan Lewatkan