Proyek Pemeliharaan Jalan Dinas PU Provinsi Lampung Disorot, Jalan Cepat Rusak Hingga Makan Korban

Pringsewu, WordPers.id
Pemeliharaan jalan provinsi yang melintasi Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu, kembali menuai pertanyaan. Dari pantauan langsung tim media ini pada Sabtu (16/9/2025), terlihat kondisi jalan justru semakin memprihatinkan. Belasan lubang menganga menghiasi badan jalan maupun bahu jalan. Aspal tambalan yang sebelumnya digelar kini tampak bergelombang, retak, bahkan kembali berlubang.

Ironisnya, perbaikan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) terbilang baru. Dalam kurun waktu singkat, tambalan jalan sudah kembali rusak. Kondisi ini memunculkan dugaan kuat bahwa pengerjaan dilakukan secara serampangan dan tidak memperhatikan standar teknis.

Warga Sukoharjo bergotong royong menimbun lubang jalan dengan alat seadanya akibat kerusakan jalan provinsi yang tak kunjung diperbaiki secara total, Sabtu (6/9/2025). (Davit/WordPers.id)

Kerusakan paling parah terdapat di sekitar ruas jalan depan Polsek Sukoharjo Polres Pringsewu dan tanjakan Way Sekampung Sukoharjo 1. Pada titik tersebut, lubang menganga cukup dalam, bahkan sebagian aspal terlihat terkelupas dan membentuk gelombang. Akibatnya, pengendara harus ekstra hati-hati agar tidak terperosok, sementara arus lalu lintas sering tersendat. Tidak jarang terjadi kemacetan, terutama ketika kendaraan besar bergantian melewati jalur yang rusak parah.

Warga sekitar menuturkan, kerusakan jalan tersebut tidak hanya merugikan kenyamanan, tetapi juga mengancam keselamatan. Sejak 2024 hingga 2025, sudah belasan korban kecelakaan tercatat akibat kondisi jalan ini, termasuk di antaranya ada yang meninggal dunia.

“Sudah banyak jatuh korban, khususnya pemotor. Ada yang luka ringan, ada juga yang harus dibawa ke rumah sakit. Bahkan ada yang meninggal dunia karena kecelakaan di jalan ini. Kalau hujan, lubang tertutup air, makin berbahaya,” ungkap Wagito, warga Sukoharjo, kepada WordPers.id.

Masyarakat Sukoharjo menegaskan, perbaikan jalan tidak cukup dilakukan dengan tambal sulam. Mereka mendesak perbaikan total dengan mutu pekerjaan yang maksimal agar jalan benar-benar aman digunakan. Pasalnya, catatan di lapangan menunjukkan perbaikan oleh Dinas PU sebelumnya tidak bertahan lama.

“Pernah diperbaiki, tapi hitungan tiga bulan sudah hancur lagi. Apalagi di tanjakan Way Sekampung, yang baru dibangun pun kondisinya sekarang sudah kembali rusak parah seperti semula. Itu bukan karena tonase kendaraan, tapi karena kualitas pembangunan yang diduga asal-asalan. Makanya jalan tidak awet,” ujar warga lainnya.

Kekecewaan warga kian memuncak karena kerusakan jalan yang berulang menimbulkan kerugian berlapis. Selain keselamatan pengguna jalan yang terancam, masyarakat juga harus menanggung biaya tambahan untuk perbaikan kendaraan mereka yang sering rusak akibat jalan berlubang.

Dinas PU Lampung sebagai penanggung jawab pemeliharaan jalan kini dituntut memberi penjelasan. Publik mempertanyakan efektivitas penggunaan anggaran, mengingat kondisi jalan tetap rusak parah meski sudah berkali-kali diperbaiki.

Sejumlah kalangan pun mendorong adanya audit teknis dan audit anggaran untuk memastikan tidak ada penyimpangan dalam proyek pemeliharaan tersebut. Hingga laporan ini diturunkan, pihak Dinas PU Provinsi Lampung belum memberikan keterangan resmi. Namun desakan warga semakin kuat agar perbaikan menyeluruh segera dilakukan.

Sorotan publik semakin tajam karena jalan yang seharusnya menjadi penopang utama mobilitas masyarakat justru berubah menjadi jalur maut. Bukan hanya aspal yang rusak, tetapi juga nyawa yang melayang akibat pemeliharaan yang dinilai asal-asalan. ( Davit )