Bengkulu, wordpers.id – Satu hari menjelang hari pemungutan suara Pilkada serentak tahun 2020, Bawaslu Provinsi Bengkulu merilis jenis kerawanan Pemilu di masa tenang, yakni keterlambatan distribusi logistik, money politic, jaringan internet dan listrik yang tak stabil serta penggunaan form C-pemberitahuan oleh orang yang tak berhak.
“Saat ini hari terakhir masa tenang, potensi pelanggaran bisa berupa money politic, seperti penyelenggara menitipkan C-pemberitahuan pada Satpam komplek, kemudian bisa juga ketua RT yang jadi penyelenggara ikut membagikan money politic. Kemudian kerawanan pelanggaran terjadi pada saat distribusi logistik yakni keterlambatan, sebab H-1 logistik sudah sampai,” ungkap Koordinator Divisi Penyelesaian Sengketa Bawaslu RI, Rahmat Bagja saat Coffe Morning bersama penyelenggara Pemilu, NGO, perguruan tinggi, OKP, Ormas dan media massa pada Selasa (8/12/2020).
Selanjutnya, potensi pelanggaran bisa juga terjadi dimana form C pemberitahuan digunakan oleh orang lain. Sebab itu, pengawasan harus dilakukan secara ketat. Kemudian jaringan internet yang banyak bermasalah, sebab itu Bawaslu merekomendasikan agar Sirekap tak digunakan. Namun ini menjadi booster bagi KPU untuk digunakan pada pemilihan selanjutnya.
“Sirekap adalah alat bantu, jadi jangan sampai jadi penghambat. Jangan sampai karena jaringan internet bermasalah kemudian yang utama jadi terhambat. Rekapitulasi kita masih mengacu pada rekapitulasi manual, ” ulasnya.
Sementara, ketua KPU Provinsi Bengkulu, Irwan Saputra menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan pemetaan dan berupaya meminimalisir terjadinya pelanggaran. Seperti form C-pemberitahuan yang digunakan oleh orang lain, pihaknya telah menginstruksikan jajarannya agar form C-pemberitahuan yang tak tersampaikan supaya dikembalikan ke PPS.
“Jadi form C-pemberitahuan yang tak sampai pada yang bersangkutan maka harus dikembalikan, tak boleh disimpan oleh KPPS,” ujar Irwan.
Terkait distribusi logistik, pihaknya memastikan bahwa semua logistik sudah sampai pada H-1. Bahkan beberapa TPS sulit dan pulau terluar hasil pemetaan menjadi pritotas utama distribusi logistik.
“Kami berupaya semua logistik sampai tepat waktu. Bahkan untuk Enggano kami pernah meminta bantuan Kapal Perang TNI namun karena cuaca buruk terpaksa kapal tersebut tak bisa ke Bengkulu. Namun Alhamdulillah hal ini sudah teratasi hasil komunikasi kami dengan ASDP. Dan hari ini logistik sudah sampai di Enggano,” sampai Irwan. (Red)