Wordpers.id –Pemilihan Gubernur Bengkulu bakal digelar 23 September 2020 yang dilaksanakan serentak bersamaan dengan 269 daerah lain di berbagai tingkatan di Indonesia. Sejauh ini, sejumlah nama bermunculan mengenalkan diri, bersosialisasi sembari berharap meraih dukungan dan simpati publik.
Aspek popularitas, kesukaan, dan elektabilitas menjadi target utama para bakal calon agar bisa diusung dan ditetapkan sebagai calon gubernur dan wakil gubernur.
Diaspora Research Strategi sebagai lembaga riset sosial kemasyarakatan dan Pemilu baru- baru melakukan survei perilaku pemilih di Provinsi Bengkulu. Survei dilakukan pada tanggal 2 -7 Maret 2020 dengan mewawancari 700 responden yang dipilih secara acak bertingkat (multistage rondom sampling), dengan margin of error kurang lebih 3,75 persen dan tingkat kepercayaan 95%.
Populasi survei ini adalah seluruh warga Provinsi Bengkulu yang berumur 17 tahun atau lebih atau yang sudah menikah. Hasil survei berhasil memotret peta dukungan terkini masyarakat Bengkulu terhadap sejumlah nama yang diuji.
Pertama, secara popularitas, tujuh nama yang paling populer di Provinsi Bengkulu saat ini adalah Rohidin Mersyah 79,1 persen, Agusrin M Najamuddin 76,4 persen, Helmi Hasan 64,8 persen, Ahmad Hijazi 57,1 persen, Imron Rosadi 56,6 persen, Izda Putra 38,5 persen, dan Ferry Ramli 37,5 persen. Nama lain di bawah 30 persen. Begitu pula tingkat kesukaan, 7 nama tersebut cenderung disukai ketimbang nama lainnya.
Kedua, secara elektabilitas, jika Pilgub Bengkulu dilaksanakan pada hari ini, maka nama Rohidin Mersyah mendapat dukungan sebanyak 20,6 persen, disusul Agusrin Najamuddin 16,2 persen, Helmi Hasan 7,8 persen, Ahmad Hijazi 4,1 persen, Izda Putra 4,0 persen, Imron Rosyadi 3,8 persen, Ferry Ramli 2,8 persen, dan Rosjonsyah Syahili 2,4 persen. Nama lain di bawah 2 persen. Sedangkan yang belum menentukan pilihan mencapai 32,0 persen.
Peta dukungan cenderung tidak mengalami perubahan signifikan ketika dilakukan simulasi dengan menguji 7 nama. Rohidin Mersyah mendapat dukungan sebesar 21 persen, disusul Agusrin Najamuddin 16,2 persen, Helmi Hasan 7,8 persen, Ahmad Hijazi 4,1 persen, Izda Putra 4,1 persen, Imron Rosyadi 3,8 persen, dan Ferry Ramli 2,8 persen. Sebaliknya, yang belum menentukan pilihan naik signifikan menjadi 40,2 persen.
Dengan demikian, dari peta tersebut dapat disimpulkan bahwa hingga saat ini belum ada nama yang betul-betul dominan mendapat dukungan pemilih jelang Pilgub Bengkulu. Hal ini ditunjukkan dengan selisih elektabilitas yang tidak terpaut jauh antara peringkat pertama elektabilitas (Rohidin Mersyah) dengan peringkat kedua elektabilitas (Agusrin Najamuddin), yakni kisaran antara 4 – 5 persen. Juga ditunjukkan dengan masih tingginya pemilih yang belum menentukan pilihan mencapai kisaran 30 sampai 40 persen, jauh lebih tinggi dari raihan elektabilitas seluruh nama yang diuji.
Artinya, di sisa waktu pelaksanaan Pilkada yang masih relatif lama, pertarungan Pilgub Bengkulu 2020 masih sangat terbuka lebar. Setiap nama masih punya kesempatan untuk mendapatkan dan menaikkan dukungannya dari pemilih. Semuanya tergantung pada kerja keras dan strategi pendekatan untuk meraih simpati pemilih.
Tidak adanya nama yang dominan pada Pilgub Bengkulu kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor: (1) kinerja inkamben (Rohidin Mersyah) belum maksimal mengingat waktu dan masa jabatan relatif singkat (baru definifit ditetapkan sebagai gubernur sejak akhir 2018) sehingga tingkat kepuasannya di bawah 50 persen, (2) mayoritas nama yang muncul mencalonkan diri adalah inkamben (mantan gubernur dan walikota/bupati) di mana konstituennya relatif terjaga dengan ikut berperannya mereka dalam sejumlah ajang kompetisi terutama pada Pemilu 2019 beberapa waktu lalu.
Temuan menarik lainnya dari survei ini adalah munculnya nama baru yang cukup mendapatkan tempat dan sambutan dari pemilih, yaitu nama Izda Putra (elektabilitas 4 persen). Salah satu sebabnya adalah survei mendeteksi pergerakan Izda putera yang notabene bukanlah inkumben cukup progresif dan menempati urutan ketiga dalam hal sosialisasi di masyarakat. Temuan ini sekaligus menyiratkan bahwa ke depan yang sangat menentukan dukungan pemilih adalah kerja keras dan sosialisasi yang maksimal dari para bakal calon gubernur. (333)