Kota Bengkulu, wordpers.id – Tim Satgas dalam upaya memutuskan mata rantai penularan covid-19 di tengah-tengah Masyarakat, terus melakukan patroli serta pembubaran kerumunan di Kota Bengkulu. Patroli tersebut karena angka kasus positif terus mengkhawatirkan.
Hal ini disampaikan perwakilan Tim gabung Satgas Covid-19, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kasatpol PP Murlin Hanizar, yang mengatakan secara tugas rutin melakukan patroli terhadap pelanggaran protokol kesehatan di Provinsi Bengkulu.
“Ketika sedang patroli keliling melewati di Jalan Batang Hari, Tanah Patah, Kecamatan Ratu Agung, terlihat ada sekelompok pelajar SMK di Kota Bengkulu yang berkerumun. Dan kemudian kita hampiri serta mengimbau kepada sekelompok pelajar tersebut agar tidak melakukan kerumunan, harus memakai masker,” ungkapnya, Senin (11/1/2021).
Lalu kemudian, sambung Murlin, ketika kita (tim satgas) sedang menghampiri terhadap sekelompok pelajar ini, ada salah satu pelajar melakukan gerak-gerik yang mencurigakan, kemudian tim Satgas gabung COVID-19 yang terdiri dari 30 orang langsung menggeledah isi tas salah satu pelajar tersebut.
“Sebelum melakukan penggeledahan, pelajar tersebut sempat ingin melarikan diri, dan terjadi kejar-kejaran. Setelah melakukan pengejaran tersebut barulah kita (Anggota) melakukan penggeledahan isi tas salah satu pelajar itu, ternyata didalam tas didapati barang bukti (BB) paket obat terlarang,” jelas Murlin saat di Lokasi.
Setelah penggeledahan dan didapatinya BB tersebut, anggota kita (Satpol-PP) melapor bahwa ada BB tersebut, lalu barulah kita melakukan tindakan lebih lanjut, dengan melaporkan temuan tersebut kepihak yang berwajib.
“Setelah anggota kita (Satpol-PP) melaporkan penemuan tersebut kepada kami, barulah kita tindak lanjuti dengan mengambil tindakan melaporkan ke pihak Polda, Polres, dan sebagainya, karena itu sudah tidak lagi menjadi wewenangnya kita,” terang Murlin.
Lebih lanjut, di Lokasi, Murlin juga menjelaskan, setelah didapati BB tersebut, pihak yang berwenang langsung mengambil tindakan dengan melakukan tes urine satu persatu dari rombongan pelajar tersebut.
Dengan kejadian tersebut, Murlin menghimbau kepada masyarakat khusunya pihak orang tua, pihak sekolah agar lebih memperhatikan lagi anak-anaknya (Pelajar) agar peristiwa seperti ini tidak terulang kembali.
“Kita menghimbau kepada seluruh masyarakat, pihak sekolah khususnya pihak keluarga dalam hal ini orang tua, agar lebih memperhatikan lagi anak-anaknya agar peristiwa yang serupa tidak terjadi lagi,” imbuhnya.
Di lokasi kejadian, salah perwakilan Guru SMK Kota Bengkulu, Wakil Ketua (Waka) Kesiswaan, Jhon Kenedi, M.Pd, juga menjelaskan bahwa kejadian hari ini, dengan terjaring siswa-siswa oleh tim Satgas COVID-19, pihak sekolah sebelumnya telah menghimbau terhadap siswa-siswa agar tidak untuk datang ke sekolah.
“Sebelumnya kita selalu menekankan kepada anak-anak kita agar tidak datang ke Sekolah karena aturan dari Pemerintah sistem belajar mengajar kita tidak tatap muka tapi online, belajar dari Rumah tidak ada pertemuan di Sekolah,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dirinya juga menjelaskan, kenapa siswa-siswa ini datang ke sekolah dengan nongkrong diluar, seperti kejadian hari ini, kemungkinan pertama anak-anak tersebut ingin mencari jati diri dengan nongkrong-nongkrong, yang kedua kemungkinan anak-anak tersebut sedang menemui guru bidang studi yang nilainya masih rendah (remedial).
“Jadi, anak-anak yang terjaring razia satgas COVID-19 tadi tidak satu kelas, tidak temanan, beda jurusan, hanya saja mereka sedang berkumpul. Sedang untuk remedial kami (pihak sekolah) tetap mengikuti aturan satgas protokol kesehatan COVID-19, tidak berkerumun (satu persatu), menjaga jarak, cuci tangan, dan menggunakan masker,” katanya.
Menanggapi adanya salah oknum pelajaran yang diduga membawa barang yang terlarang, dirinya menjelaskan bahwasanya proses tersebut masih tahap penyelidikan oleh pihak yang berwenang.
“Oknum pelajar yang tertangkap diduga membawa barang terlarang saat ini sedang mengikuti proses dari pihak berwenang, kami pihak Sekolah masih menunggu hasil informasi penyelidikan tersebut. Dan kami mengakui bahwa oknum siswa tersebut adalah siswa kami,” tutupnya. [S.A]