Kota Bengkulu – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bengkulu Nuzuludin kembali memanfaatkan masa reses untuk menyambangi masyarakat daerah pemilihannya. Reses kali ini guna mendengarkan aspirasi masyarakat yang bertujuan untuk ditindaklanjuti.
Guna mengakomodir keluhan Masyarakat, Politikus Gerindra itu mengunjungi konstituennya di daerah pemilihan (Dapil) III Kecamatan Gading Cempaka dan Kecamatan Singaranpati.
Salah satu anggota Risma (Milenial), Rio menyampaikan bahwa dirinya sebagai kaum milenial menginginkan pembina dan melestarikan adat kesenian Suku Lembak, terutama kepada kaulah muda atau kaum milenialnya.
“Saya mewakili seluruh anggota Risma sangat menginginkan pembinaan budaya serta kami sangat ingin melestarikan adat Suku Lembak, yang mana saat ini kami sangat membutuhkan hal itu agar adat kita (Suku Lembak) tetap Lestari.” ungkap Rio saat menyampaikan keluhannya kepada Nuzuludin, Minggu (22/11/2020) malam.
Lanjut Rio, dengan pelestarian nilai budaya merupakan bukti legitimasi masyarakat (Milenial) terhadap eksistensi sebuah adat dan budaya, keragaman, pembangunan karakter sebuah bangsa yang dikembangkan melalui budaya lokal (Adat Lembak).
“Dengan adanya pembina maka eksistensi adat dan budaya lembak terus terjaga, dan kami ingin bapak (Nuzuludin) yang menjadi pembina kami.” kata Rio kepada Nuzuludin.
Hal ini mendapat respon yang sangat luar biasa oleh Nuzuludin, bahkan dirinya akan mengupayakan untuk melestarikan salah satu budaya yakni Adat/suku Lembak dan dirinya bersedia menjadi pembina.
“Salah satu upaya kita dalam melestarikan suku Lembak agar tetap Lestari dengan melakukan pembina-pembinaan terutama kepada kaum milenial, karena mereka ini (Milenial) adalah bibit penerus menjadi masyarakat suku Lembak.” ungkap Nuzuludin.
Tidak hanya itu saja, lanjut Nuzuludin, dengan kesepakatan bersama masyarakat suku Lembak bahwa nanti rencananya akan membangun monumen ciri khas masyarakat suku Lembak.
“InsyaAllah dengan kesepakatan dengan masyarakat nanti kita akan membuat monumental disimpang lampu merah panorama menggantikan Tugu tabot dengan monumen ciri khas suku lembak.” jawab Nuzuludin.
Begitu juga Sisilia Andrayani, salah satu anggota Remaja Islam Masjid (Risma) Al-Mukhlisin Kelurahan Panorama dengan berani ia menyampaikan keluhan warga di Kelurahan Panorama Kecamatan Singaran Pati Kota Bengkulu.
Keluhan warga tersebut salah satunya terkait pagar tempat pemakaman yang tidak menyeluruh atau bisa dikatakan hanya setengah, sehingga masih ada makam yang belum terpagar.
“Di Merapi Ujung pak ada makam yang belum terpagar secara keseluruhan, ada sekitar 300 meter dari pohon besar berbentuk L kebelakang, jadi kami masyarakat mengharapkan agar semua lahan pemakaman dipagar,” Pintanya, Minggu malam (22/11).
Sementara Nuzuludin mengatakan bahwa memagar pemakaman di Kelurahan Panorama merupakan keinginannya sejak dahulu.
Beliau mengatakan, telah meminta rincian panjang pemakaman yang belum dipagar, estimasi anggaran yang dibutuhkan dan lainnya, namun hingga saat ini belum diberikan.
“Saya bisa alokasikan untuk pagar pemakaman Dusun Besar dan Jalan Merapi, saya meminta gambaran berapa panjang dan estimasi biaya yang dibutuhkan berapa, tapi sampai sekarang rincian itu belum sampai ke saya, bahkan sepanjang 300 meter itu baru saya tahu hari ini,” Kata Nuzuludin.
Untuk itu, beliau meminta maaf kepada warga yang sangat menginginkan pemagaran di tempat pemakaman secara menyeluruh belum bisa direalisasikan cepat, akan tetapi beliau akan mengusahakan untuk dianggarkan dalam anggaran perubahan.
“Atau masyarakat silahkan membuat usulan secara rinci, berapa panjangnya yang inging dibangun, foto dan segala macam, insyaallah kalau memang ada yang bisa kita sisihkan untuk menganggarkan hal tersebut mengapa tidak,” Pungkasnya. (Adv)