Buruknya Sistem Pendidikan, Lahirkan Generasi Suap dan Pemimpin Korup

Oleh: Anasril

Pendidikan merupakan kegiatan yang mencerdaskan anak bangsa, kegiatan belajar mengajar memang harus selalu ada sebab untuk memiliki generasi yang hebat harus dididik dan dibentuk dari pendidikan oleh tenaga pendidik yang handal.

Sekolah merupakan sarana pendidikan, untuk pengembangan diri, ilmu dan pengetahuan. Sudah seharusnya seorang guru menjadi orang yang mengarahkan dan vionir dalam pengembangan diri setiap muridnya.

Ada sebagian dari mereka (murid) memilih untuk lanjut sekolah karena untuk meraih cita-cita, disisi lain ada pula yang harus berhenti sekolah demi melanjutkan hidup. Hal ini merupakan pilihan bagi generasi muda, terkadang mereka belum mengerti pentingnya pendidikan. Namun, mereka harus diberi arti tentang kehidupan dan melanjutkan hidup.

Banyak dari mereka yang berkeinginan untuk bersekolah namun harus kandas dengan keadaan ekonomi yang mencederai harapan mereka. Generasi muda tidak dituntut untuk memiliki daya pikir yang kritis, disiplin ilmu dan moral sosial. Mereka dirusak oleh ketidaktahuannya yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah dan tenaga pengajar.

Jangan heran bila saat ini sering kita jumpai anak-anak sekolah yang tidak hafal Pancasila, tidak hormat kepada yang lebih tua atau pada teman sebayanya. Sebab, mereka hanya dituntut untuk melakukan membaca, menulis dan berhitung (calistung) persoalan mereka paham atau tidak para guru “cuek” saja bahkan ada sebagian mereka berpikir kewajiban mereka adalah mengajar ilmu dibuku mata pelajaran dan menerima haknya yaitu gaji atau honor.

Seharusnya, sebagai seorang tenaga pendidik “guru” adalah tauladan bagi para muridnya, jangan hanya sekedar memperkaya SDM tenaga pendidik dengan memberi gaji dan tunjangan yang besar sedangkan ketika murid-muridnya ingin melanjut ke sekolah yang ber “Merk” harus di bantu dengan amplop.

BACA JUGA:  Kejari Bengkulu Selatan Geledah Kantor Baznas, Dua Container Beserta Laptop Disita

Seperti yang kita ketahui, salah satu calon mahasiswa perguruan tinggi di Sumatera memberi “uang” kepada pejabat kampus agar bisa berkuliah di perguruan tinggi tersebut. Hal ini sudah mencederai lembaga pendidikan dan menjadikan generasi muda yang lemah sehingga melahirkan para “generasi suap” dan “pemimpin yang corrupt”.

Posting Terkait

Jangan Lewatkan