BENGKULU, Wordpers.id – Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah hadiri Pagelaran Seni Gandai Dengan Tema ‘Malam Gandai Akbar’ dan Peluncuran Buku Gandai “Tarian langit yang membumi di tanah Pekal” di Lapangan Merdeka Medan Jaya Ipuh, Sabtu (22/2).
Seni Tari Gandai berasal dari kata Gando yang berarti ganda atau berpasangan, kesenian asli dari masyarakat suku Pekal, pada zaman dahulu masyarakat pekal berkumpul, bersukacita, menari, dan berbalas pantun.
Tidak hanya muda mudi namun para orang tua hadir, menggunakan sarung maupun selendang. Pada kesempatan ini, Gubernur Rohidin Mersyah menyampaikan Seni Tari merupakan suatu identitas suatu daerah, untuk itu perlu dijaga kelestariannya.
Ia berharap, kedepan tari gandai menjadi kekayaan tak benda yang memperkaya khasanah budaya Bengkulu untuk Indonesia.
Pada 2019 lalu, Indeks pembangunan pemajuan kebudayaan (IPK) Provinsi Bengkulu menempati peringkat 4 Se-Indonesia dengan angka 59,95 dan mengungguli angka rata-rata nasional yang hanya 53,74.
Ini menjadi bukti, Gubernur Rohidin sangat konsen pada budaya kearifan lokal yang menjadi identitas suatu daerah.
“Kita perlu terus menjaga budaya yang menjadi kearifan lokal di daerah, sehingga setiap daerah di Bengkulu memiliki identitas,” ujar Gubernur Rohidin.
Lanjut Rohidin, seni tari gandai perlu dilaksanakan secara berkala setiap tahun, dengan tempat dan tanggal yang sama serta dikemas dalam kemasan yang menarik serta terus berkembang. Sehingga dapat menarik wisatawan untuk berkunjung, dan akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.
“Agenda ini coba diadakan terus menerus secara berkala, dan terus dikembangkan, jika perlu dikolaborasikan dengan kegiatan yang lain serta dibungkus dalam kemasan menarik sehingga nanti dapat naik level menjadi kalender of event nasional Kemenpar. Dan akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat,” jelas Rohidin.
Menurutnya, Buku yang ditulis ibu Nursyamsiah dan Febry Elbi Saputra ini sangat menginsprirasi, Buku merupakan aset warisan yang tak pernah lekang oleh waktu, dan dirinya mengatakan buku Gandai akan didistribusikan ke sekolah-sekolah secara merata, agar seni tari Gandai terus lestari, dan dikenal masyarakat.
“Pada malam ini juga saya membeli 50 eksemplar buku Gandai, dan semoga kedepan setiap sekolah memiliki buku ini sebagai referensi, bahwa Bengkulu kaya akan budaya,” jelas Rohidin.
Sementara, salah satu penulis buku Gandai, Nursyamsiah mengungkapkan dirinya termotivasi untuk menceritakan filosofi seni tari kebanggaan masyarakat Pekal (Tari Gandai) dalam sebuah tulisan. Akhirnya, terbitlah buku Gandai yang menceritakan bagaimana kehidupan masyarakat pekal.
“Disini kami ingin mengangkat budaya kami (Pekal) agar dikenal masyarakat luas, selama ini belum ada buku yang membahas tentang seni tari gandai. Oleh sebab itu, kami berinisiatif menulisnya dan semoga ini dapat bermanfaat bagi semua masyarakat khususnya masyarakat Pekal,” jelas Nur yang juga sebagai Guru di MAN 1 Mukomuko. (Rls)