wordpers.id – Forum panas bumi Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) yang rutin dilaksanakan setiap tahun, pada tahun 2020 ini akan ditiadakan. Sebagai gantinya, akan digelar Digital Indonesia International Geothermal Convention (DIIGC) 2020.
Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia, Prijandaru Effendi mengatakan, pandemi mengharuskan kegiatan IIGCE diundur pada tahun 2021.
“Sebagai gantinya, tahun 2020 ini akan dilaksanakan DIIGC,” jelas Prijandaru, Rabu (6/8/2020) lalu.
Ketua Pelaksana DIIGC 2020 Eko Agung Bramantyo mengatakan, acara yang dilaksanakan pada 8 – 10 September 2020 mendatang itu akan digelar secara virtual melalui aplikasi Zoom terkait pandemi.
Ia menjelaskan, penyebaran Covid-19 merupakan tantangan dalam mengembangkan proyek panas bumi pada tahun ini. Oleh karena itu, ajang DIIGC yang digelar berbarengan dengan pertemuan ilmiah API, akan fokus membahas tantangan saat pandemi dan setelah pandemi.
Seperti juga forum IIGCE, DIIGC akan menjadi ajang pertemuan semua stakeholder di sektor panas bumi, mulai dari pengusaha, akademisi, pemerhati, pembuatan kebiajakan dan sebagainya.
“Sementara acaranya, DIIGC di antaranya akan menghadirkan acara berbagi pengalaman dari para pengusaha mengenai kebijakan-kebijakan yang aktraktif terhadap isu global. Kemudian, DIGGC pun bakal menjembatani pelaku bisnis yang berkomitmen investasi dengan lembaga pendanaan,” jelas Agung.
API menargetkan sebanyak 1.000 peserta terlibat dalam ajang DIIGC 20 yang bertema “The Future is Now: Committing Geothermal Energy for Indonesia’s Sustainable Development” tersebut.
Kegiatan lain yang akan digelar dalam DIIGC di antaranya program Virtual Convention, Virtual Technical Paper Presentation (TPC), Virtual Field Trip, dan Virtual Workshop.
Program TPC merupakan sesi di mana para ahli dan praktisi panas bumi menyampaikan isu-isu teknikal dan teknologi terkini dalam industri panas bumi.
DIIGC pun akan diisi dengan Virtual Field Trip ke wilayah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Lumut Balai, Sumatera Selatan yang dioperasikan oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).
Prijandaru berharap, acara DIIGC menjadi momentum bagi pelaku usaha panas bumi di Indonesia ikut berperan dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan. Dengan begitu, industri panas bumi dapat membantu meningkatkan keekonomian dalam negeri.
“Apalagi Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan sumber daya energi panas bumi,” paparnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal EBTKE, Kementerian ESDM, F.X. Sutijastoto menyatakan, pemerintah akan terus mendukung upaya pengembangan energi bersih panas bumi.
“Pemerintah dan pelaku usaha panas bumi, bersama-sama berkomitmen mengambil langkah-langkah strategis, terukur, dan berkelanjutan untuk mencapai target pengembangan panas bumi hingga 2025,” ujarnya. (Ref/Pabum)