SIMEULUE||WordPers – Indonesia : Dalam kegiatan Anugrah HUT kabupaten Simeulue ke 25 yang di laksanakan di pendopo menjadi antusias masyarakat, khususnya pada kaulah muda mudi simeulue untuk menyaksikan acara tersebut dengan gembira. Minggu 12 Oktober 2024.
Dalam Kegiatan anugrah ini pemerintah simeulue memberikan penghargaan kepada anak-anak asli simeulue yang berprestasi baik tingkat provinsi maupun tingkat nasional yang langsung di serahkan oleh PJ bupati simeulue Reza Pahlevi di pendopo kabupaten Simeulue dan disaksikan masyarakat didaerah tersebut.
Namun yang menarik, sebelumnya kegiatan musik yang di adakan di Simeulue menjadi bahan perbincangan Masyakarat ada yang menolak dan ada yang mendukung kegiatan ini yang di gagas pemerintah simeulue.
Disaat heboh kedatangan salah satu artis Aceh ke kabupaten Simeulue, PJ bupati simeulue krafikasi di salah satu media di Simeulue ia menyampaikan konser itu berteduh dengan aturan-aturan syariat hasil musyawarah dengan MPU, dan ia menegaskan di media tersebut akan dilakukan pemisahan antara laki-laki dan perempuan.
Saat pantauan media di lokasi, stemen PJ bupati simeulue terbading terbalik yang di sampaikan, dimana perempuan dan laki laki di tempat yang sama tanpa terpisah.
Saat media memberikan konfirmasi kepada Sekda Kabupaten Simeulue Dodi Bass ia menyampaikan di WhatsApp, Sudah semaksimal mungkin kita pisahkan adinda bahkan sudah ada garis pembatas dilakukan, lanjutnya Betul adinda satpol pp sudah kita arahkan bahkan pak Bupati langsung sudah menyampaikan langsung dipanggung tapi memang masyarakat kita tidak mengindahkan hal seruan disampaikan tutupnya di WhatsApp.
Demisioner Presiden Mahasiswa Simeulue (PRESMA) Wahyu Nurdin saat di wawancarai ia Menyampaikan, Kita Apresiasi PJ bupati simeulue berhasil mendatangkan PJ Gubernur Dr. H. Safrizal ZA, M.Si, langsung hadir ke kabupaten Simeulue dalam rangka memperingati HUT kabupaten Simeulue yang ke 25 pertama kali hadir ke Simeulue, Namun yang sangat kita sayangkan konser malam yang mendatangkan salah satu artis ternama di Aceh yang dilakukan bertajuk syariah namun kenyataan berbanding terbalik seperti yang disampaikan oleh PJ bupati simeulue. Dimana kita melihat di lapangan laki laki dan perempuan tidak terpisahkan ( bersatu).
Tambanya, yang lebih kita sayangkan didalam acara tersebut ketua MPU hadir ditengah tengah kegiatan tersebut, namun kegiatan itu tetap berlanjut dan konser bertajuk syariah tidak sesuai stemen di ungkapkan sebelumnya.