Metode Permainan dan Kolase Menempel serta Pengaruhnya Terhadap Kepercayaan Diri Anak Usia Dini di Paud Terpadu Tunas Harapan Ipuh

PTK Ani Wijayani, S.pd Metode Permainan dan Kolase Menempel serta Pengaruhnya Terhadap Kepercayaan Diri Anak Usia Dini di Paud Terpadu Tunas Harapan Ipuh
PTK Ani Wijayani, S.pd Metode Permainan dan Kolase Menempel serta Pengaruhnya Terhadap Kepercayaan Diri Anak Usia Dini di Paud Terpadu Tunas Harapan Ipuh

Metode Permainan dan Kolase Menempel serta Pengaruhnya Terhadap Kepercayaan Diri Anak Usia Dini di Paud Terpadu Tunas Harapan Ipuh

Oleh: Ani Wijayani

Guru Paud Terpadu Tunas Harapan Desa Tanjung Jaya Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko

Publiser On Redaksi Word Pers Indonesia Desember 2020

Abstrack

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh suatu permainan terhadap peningkatan kepercayaan diri pada anak usia dini. Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif menggunakan metode eksperimen semu (Quasi Eksperimen), yaitu metode penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap hasil lain dalam kondisi yang sama terkendalikan dengan ukuran sampel relatif kecil.

Bermain merupakan kebutuhan bagi setiap anak di mana pun, kapanpun dan dalam kondisi apapun. Anak-anak
selalu bermain dengan canda dan tawa melalui bermain inilah mereka merasa bebas tanpa tekanan. Penelitian ini dilakukan di PAUD Terpadu Tunas Harapan Desa Tanjung Jaya Kecamatan Ipuh Mukomuko.

Subjek penelitian ditentukan dengan cara di acak. Sebanyak 21 orang kemudian dibagi menjadi 2 kelompok. Subjek penelitian adalah siswa di PAUD Terpadu Tunas Harapan yang berjumlah 21 siswa. Kelompok I sebanyak 10 siswa,  Kelompok II sebanyak 11 siswa bermain berbeda. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh permainan terhadap peningkatan kepercayaan diri anak di PAUD Tunas Harapan sebesar 36.28%. Ada pengaruh permainan lainnya terhadap meningkatkan kepercayaan diri anak di PAUD Tunas Harapan sebesar 28.83%. Ada perbedaan pengaruh permainan  dan menggambar. peningkatan kepercayaan diri anak Bermain lebih baik dalam meningkatkan kepercayaan diri anak.

Kata Kunci: Permainan Anak, Kepercayaan Diri, Anak Usia Dini

Dunia anak dan bermain selayaknya tidak bisa dipisahkan. Bermain merupakan kebutuhan bagi setiap anak di mana pun, kapanpun dan dalam kondisi apapun. Anak-anak selalu bermain dengan canda dan tawa melalui bermain inilah mereka merasa bebas tanpa tekanan (Mulyani, 2016). Lev Vygotsky (1896-1934), dari zaman Piaget, semakin mengilhami praktik mengajar para ahli pendidikan anak usia dini. Teori Vygotsky tentang perkembangan khususnya bermanfaat untuk menjelaskan tentang perkembangan mental, bahasa dan sosial anak. Teorinya juga memiliki banyak implikasi menyangkut bagaimana permainan anak mendukung perkembangan bahasa dan sosial (Morrison, 2012). Fenomena yang terjadi saat ini sungguh membuat banyak orang tua miris, yaitu semakin tidak terkendalinya emosi anak yang sedang dalam masa perkembangan kejiwaannya. Anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah mulai dari anak yang masih berada di bangku SD, SMP, dan SMU, sering memilih cara penyelesaian masalah dengan jalan pintas tanpa memedulikan efek yang akan menimpa dirinya dan orang-orang yang ada di sekitarnya yang tentu saja bernilai negatif. Hal tersebut bisa jadi disebabkan oleh kurang tepatnya praktik pendidikan di Indonesia saat ini Kasnadi dan Sutejo, 2017). Selanjutnya Kasnadi dan Sutejo (2017) menjelaskan bahwa pendidikan harus mampu menciptakan manusia yang berkarakter. Hal ini, karena karakter bangsa Indonesia semakin tidak jelas. Pendidikan karakter, masih sampai tahap yang paling luar, seperti pada tingkat pengenalan norma atau nilai-nilai semata, belum pada tingkat internalisasi dan tingkat yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan karakter semua komponen harus terlibat, termasuk komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran d an penilaian, kualitas hubungan, pengolahan atau pengelolaan mata pelajaran. Pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas pembelajaran, baik yang kurikuler maupun kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah harus bersamasama membangun dan mewujudkan pembelajaran yang mengarah pada terciptanya pendidikan karakter. Pelaksanaan pendidikan karakter di Indonesia bukan hanya pada usia Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi namun sejak usia dini, yaitu dilaksanakan pada Pendidikan Informal atau Pendidikan Keluarga dan pendidikan nonformal khususnya di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal.

Usia dini merupakan usia potensial untuk pembentukan karakter, karena masa tumbuh kembang anak pada usia 0-5 tahun merupakan masa keemasan atau golden age, masa dimana pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada rentang usia tersebut akan menjadi fondasi bagi anak untuk menentukan masa depannya kelak, tetapi setiap anak adalah unik. Anak akan tumbuh dan berkembang mengikuti pola yang sudah dapat  diperkirakan dengan cara belajar dan kecepatannya pun berbeda-beda. Oleh karena itu, orang tua harus dapat melihat kesiapan anak untuk distimulasi agar memperoleh keterampilan, dan pengetahuan baru sesuai dengan usia perkembangannya (Hardini, A., 2016). Dunia anak-anak adalah dunia permainan.Setiap anak pasti suka bermain, baik bermain sendiri maupun bermain dengan teman. Dalam bermain, ada yang menggunakan alat bantu, ada yang tidak menggunkan alat bantu, dan ada juga yang cukup menggunakan anggota tubuh. Dalam dunia permainan, ada yang disebut dengan permainan tradisional dan ada yang digolongkan ke dalam permainan tradisional. Permainan tradisional adalah permainan yang sudah ada sejak zaman dahulu, dimainkan dari generasi ke generasi.Permainan tradisional tidak membutuhkan biaya besar (Yulita, 2017). Lebih jauh, Bruner menegaskan bahwa dalam bermain, anak cenderung tidak mementingkan hasil akhir dari permainannya melainkan lebih menekankan pada makna dari proses bermainnya. Dengan demikian, anak bisa bereksperimen sendiri dengan menyatukan berbagai perilaku yang tidak biasa dilakukannya di dunia nyata. Melalui eksperimen tersebut anak belajar menggunakan pengalaman yang diperoleh dari bermain untuk memecahkan masalah yang sesungguhnya di kehidupan nyata (Iswinarti, 2017). Melalui permaianan balap karung diharapkan nanti anak dapat mengalami peningkatan kemampuan gerak khususnya peningkatan kemampuan motorik anak yang kaku. Dengan peningkatan kemampuan ini maka kebugaran jasmani dan kekuatan otot kaki mereka semakin bagus dan terlatih. Permaianan ini sangat cocok bagi anak dengan hendaya perkembangan ringan dengan karakteristik cepat emosi, tremor dan cepat frustasi sehingga menjadi percaya diri (Maharani, dkk., 2017).

Salah satu tujuan PAUD yang dijelaskan oleh Mufidah (2012) adalah membangun rasa percaya diri anak. Adanya percaya diri dalam diri seorang anak akan membuatnya semakin berani, ceria, dan selalu berpikiran positif terhadap apa yang dilakukan. Kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian manusia yang berfungsi penting untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Kepercayaan diri secara umum merupakan bagian penting dari karaketeristik kepribadian seseorang yang dapat memfasilitasi kehidupan seseorang. Kepercayaan diri akan menjadi modal besar bagi anak usia dini karena keyakinan untuk memampukan segala kelebihan dan kemampuan yang dimiliki akan mendorong anak untuk mencapai tujuan yang diinginkannya kepercayaan diri yang rendah akan memiliki pengaruh negatif pada anak. Kurangnya rasa percaya diri pada anak tidak akan menunjang tercapainya prestasi yang tinggi. Kurang percaya diri juga berarti meragukan kemampuan diri sendiri dan cenderung untuk mempersepsikan segala sesuatu dari sisi negatif, sehingga menjadi bibit ketegangan.Pemberian kesempatan pada anak agar tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan mandiri merupakan faktor pendukung dalam peningkatan perkembangan kesadaran diri itu sendiri sehinggaa anak dapat menyelesaikan masalah dan mampu mengambil sikap yang tepat sesuai dengan kepercayaan yang ada pada dirinya.Orang yang mempunyai kepercayaan diri tinggi akan mampu bergaul secara fleksibel, mempunyai toleransi yang cukup baik, bersikap positif dan tidak mudah terpengaruh orang lain dalam bertindak serta mampu menentukan langkag langkah pasti dalam kehidupannya (Ghufron dan Rini, 2016). Dapat disimpulkan bahwa percaya diri merupakan kemampuan seseorang untuk meyakini segenap potensi yang dimilikinya untuk bisa diaplikasikan sesuai dengan harapan dan keinginan.Adanya kepercayaan dalam diri seorang anak akan membuatnya lebih yakin terhadap bakat dan minat yang dimiliki.

Implementasi pendidikan karakter anak usia dini dilakukan melalui dua kegiatan, yaitu kegiatan terprogram dan kegiatan pembiasaan. Kegiatan terprogram merupakan kegiatan yang dilakukan di dalam kelas dengan berbagai metode, media, dan permainan, sedangkan kegiatan pembiasaan dilakukan dengan pembiasaan, kegiatan rutin, kegiatan spontan, dan kegiatan keteladanan. Setiap kegiatan harus direncanakan dan diadakan penilaian perkembangan peserta didik (Tim Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal  Kementrian Pendidikan Nasional, 2012). Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti ketika observasi di PAUD Terpadu Tunas Harapan Tanjung Jaya Ipuh Mukomuko tentang perkembangan karakter kepercayaan diri, ternyata masih ada anak yang enggan untuk tampil ke depan dengan percaya diri, takut salah, enggan bersosialisasi dengan temannya dan sebagainya. Permasalahan karakter kepercayaan diri di PAUD Terpadu Tunas Harapan di atas merupakan salah satu dampak dari hasil penanaman karakter percaya diri pada saat kecil. Oleh sebab itu, anak usia dini harus diberikan  pendidikan karakter yang sesyau dengan perkembangan anak usianya. Berdasarkan uraian dan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Upaya meningkatkan Kepercayaan Anak Usia Dini Dengan Metode Permainan di PAUD Terpadu Tunas Harapan Tanjung Jaya Ipuh Mukomuko”.

BACA JUGA:  12 Mahasiswa IAIN Bengkulu Direkrut Kantor Pajak Guna Membantu Pelaporan SPT

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif, artinya hasil penelitian menggambarkan kuantitasnya (Yuwono dan Mudjia, 2014). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (Quasi Eksperimen), yaitu metode penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap hasil lain dalam kondisi yang sama terkendalikan dengan ukuran sampel relatif kecil (Lubis,dkk., 2018).

Penelitian ini dilakukan di Paud Terpadu Tunas Harapan Desa Tanjung Jaya Ipuh Mukomuko. Penelitian ini dimulai dari Akhir September 2020. Subjek penelitian ditentukan dengan cara di acak. Sebanyak 21 orang kemudian dibagi menjadi 2 kelompok. Subjek penelitian adalah siswa di Paud Terpadu Tunas Harapan Desa Tanjung Jaya Ipuh Mukomuko yang berjumlah 45 siswa. dengan penelitian 21 Siswa terbagi  dua yakni Kelompok I sebanyak 10 siswa bermain Permainan, Kelompok II sebanyak 11 siswa Menempel pola . Pada minggu pertama peneliti mengadakan pre test untuk Kelompok I dan Kelompok II. Masing-masing kelompok diberi tugas untuk menyelesaikan kolase yang telah disediakan oleh guru. Maksud dari pemberian pre test adalah untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri anak sebelum diberikan perlakuan. Pre test di. berikan sebanyak 6 kali dalam 6 hari berturut-turut bertujuan untuk mengetahu kondisi awal anak, apakah stabil atau labil. Pretest yang diberikan berupa menggunting dan menempel pola (kolase).

Adapun prosedur penelitian adalah sebagai berikut: setelah pre test selesai dilakukan, maka selanjutnya pada minggu kedua Kelompok Eksperimen I diberi perlakuan permainan selama 6 hari berturut-turut. Permainan dilakukan sesuai dengan Rencana Program Pembelajaran Harian (RPPH) yang telah dibuat oleh peneliti. Hari pertama siswa diperkenalkan permainan oleh guru. Hari kedua guru mempraktekkan cara menggunakan. Hari ketiga siswa mempraktekkan cara berjalan permainnnaya. Selanjutnya pada hari keempat siswa belajar cara mempraktek kan permainan. Hari kelima siswa belajar fariasi hari terakhir siswa melaksanakan perlombaan permainan. Sedangkan Kelompok eksperimen II diberi perlakuan menempel pola. Permainan ini juga dilakukan selama 6 hari berturutturut. Permainan pola juga dilakukan sesuai dengan Rencana Program Pembelajaran Harian (RPPH) yang telah dibuat oleh peneliti. Hari pertama siswa dikenalkan permainan oleh guru. Hari kedua siswa belajar menggunakan. Hari ketiga siswa belajar menyeimbangkan dan menyesuaikan pola. Selanjutnya hari keempat siswa mempraktekkan cara menggunting dan menempel pola. Hari kelima siswa mencoba dan hari terakhir siswa melaksanakan perlombaan. Selama permainan berlangsung peneliti mengamati setiap perkembangan anak dalam memainkan tiap permainan. Sebagai langkah terakhir dari prosedur eksperimen adalah seluruh subjek di tes kembali dengan kegiatan menggunting dan menempel (kolase). Post test dilakukan pada minggu ketiga selama 6 hati berutrut-turut. Guru dan peneliti mencatat peningkatan yang terjadi terhadap siswa dan membandingkan dengan hasil pencatatan sebelumnya. Kegiatan post test juga diberikan sebanyak 6 kali untuk mengetahui hasil dari perlakuan atau intervensi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa permainan berpengaruh terhadap peningkatan kepercayaan diri siswa PAUD Terpadu Tunas Harapan Desa Tanjung Jaya Ipuh. Pre test dilakukan selama 6 hari berturut-turut pada Bulan Desember 2020. Rata-rata hasil pre test kepercayaan diri siswa PAUD Terpadu Tunas Harap[an pada Kelompok I (permainan) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata Hasil Pre Test Kepercayaan Diri Siswa PAUD Terpadu Tunas Harapan pada Kelompok I (Permainan ) dalam 6 Hari Pertemuan.
Tabel 1. Rata-rata Hasil Pre Test Kepercayaan Diri Siswa PAUD Terpadu Tunas Harapan pada Kelompok I (Permainan ) dalam 6 Hari Pertemuan.

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa rata-rata hasil pre test kepercayaan diri siswa PAUD Terpadu Tunas Harapan Tanjung Jaya Ipuh pada Kelompok I (permainan) selama 6 hari berturut-turut menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan diri siswa belum berkembang. Setelah perlakuan diberikan kepada kelompok I (permainan), maka 6 hari berikutnya pada Hari Berikutnya dilakukan post test. Hasil post test menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil post test siswa setelah bermain. Rata-rata hasil post test kepercayaan diri siswa pada Kelompok I (permainan) dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata Hasil Post Test Kepercayaan Diri Siswa PAUD Terpadu Tunas Harapan Desa Tanjung Jaya Ipuh pada Kelompok I (Permainan) dalam 6 Hari Pertemuan setelah Perlakuan.
Tabel 2. Rata-rata Hasil Post Test Kepercayaan Diri Siswa PAUD Terpadu Tunas Harapan Desa Tanjung Jaya Ipuh pada Kelompok I (Permainan) dalam 6 Hari Pertemuan setelah Perlakuan.

Ket:
MB = Mulai Berkembang;
BSH = Berkembang Sesuai Harapan.

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa rata-rata hasil post test kepercayaan diri siswa Paud Terpadu Tunas Harapan Desa Tanjung Jaya Ipuh pada Kelompok I (permainan) selama 6 hari berturut-turut menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan diri siswa berkembang sesuai harapan. Perbandingan rata-rata hasil pre test dan post test kepercayaan diri siswa pada Kelompok I (Permainan) secara berkala dalam 6 hari pertemuan (time series) dapat dapat dilihat.

Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas di bawah 0,05 maka H01 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara kepercayaan diri siswa PAUD Terpadu Tunas Harapan sebelum bermain balap karung dan sesudah bermain sehingga dapat disimpulkan bahwa permainan berpengaruh terhadap peningkatan kepercayaan diri siswa Paud Terpadu Tunas Harapan Tanjung Jaya Ipuh.

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa bermain Kolase berpengaruh terhadap kepercayaan diri siswa Paud Terpadu Tunas Harapan Pre test dilakukan selama 6 hari berturut-turut pada Desember 2020. Rata-rata hasil pre test kepercayaan diri siswa pada Kelompok II (permainan Kolase) dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata Hasil Pre Test Kepercayaan Diri Siswa PAUD Tepadu Tunas Harapan Desa Tanjung Jaya pada Kelompok II (Permainan Kolase) dalam 6 Hari (Ket: BB = Belum Berkembang MB = Mulai)
Tabel 3. Rata-rata Hasil Pre Test Kepercayaan Diri Siswa PAUD Tepadu Tunas Harapan Desa Tanjung Jaya pada Kelompok II (Permainan Kolase) dalam 6 Hari (Ket: BB = Belum Berkembang MB = Mulai)

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa ratarata hasil pre test kepercayaan diri siswa pada Kelompok II (permainan Kolase) selama 6 hari berturut-turut menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan diri siswa belum berkembang. Setelah perlakuan diberikan kepada kelompok I (permainan Kolase), maka 6 hari berikutnya dilakukan post test untuk mengetahui apakah permainan tersebut. berpengaruh terhadap peningkatan kepercayaan diri anak atau tidak.

Rata-rata hasil post test kepercayaan diri siswa PAUD Terpadu Tunas Harapan pada Kelompok  II (permainan Kolase) dapat dilihat padaTabel 4

Tabel 4. Rata-rata Hasil Post Test Kepercayaan Diri Siswa PAUD Terpadu Tunas Harapan pada Kelompok II (Permainan Kolase) dalam 6 Hari Pertemuan berturut-turut (timeseries) setelah Perlakuan.
Tabel 4. Rata-rata Hasil Post Test Kepercayaan Diri Siswa PAUD Terpadu Tunas Harapan pada Kelompok II (Permainan Kolase) dalam 6 Hari Pertemuan berturut-turut (timeseries) setelah Perlakuan.

Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas di bawah 0,05 maka H02 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara kepercayaan diri siswa PAUD Terpadu Tunas Harapan sebelum bermain Kolase dan sesudah bermain sehingga dapat disimpulkan bahwa permainan kolase Menempel Pola berpengaruh terhadap peningkatan kepercayaan diri siswa PAUD Terpadu Tunas Harapan.

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara bermain Permainan dan bermain Kolase Atau Menempel Pola terhadap kepercayaan diri siswa PAUD Terpadu Tunas Harapan. Rata-rata hasil post test kepercayaan diri siswa pada Kelompok I (permainan) dan Kelompok II (permainan Kolase) dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Perbandingan Rata-rata Hasil Post TeTabel 5. Perbandingan Rata-rata Hasil Post Test Kepercayaan Diri Siswa PAUD Terpadu Tunas Harapan Desa Tanjung Jaya Ipuh pada Kelompok I (Bermain Permainan) dengan Kelompok II (Permainan Kolase Menempel Pola) dalam 6 Hari Pertemuan.
Tabel 5. Perbandingan Rata-rata Hasil Post Test Kepercayaan Diri Siswa PAUD Terpadu Tunas Harapan Desa Tanjung Jaya Ipuh pada Kelompok I (Bermain Permainan) dengan Kelompok II (Permainan Kolase Menempel Pola) dalam 6 Hari Pertemuan.

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa perbandingan rata-rata hasil post test kepercayaan diri siswwa Paud Terpadu Tunas Harapan Tanjung Jaya Ipuh pada Kelompok I (permainan) dengan Kelompok II (permainan Kolase Menempel) tidak jauh berbeda. Pada Kelompok I menunjukkan bahwa rata-rata perolehan skor pre tes kepercayaan diri siswa adalah sebesar 3,05, sedangkan pada Kelompok II sebesar 2,63. Hal ini dapat diperjelas dengan Gambar 5.

Perbedaan pengaruh permainan biasa dan bermain kolase menempel terhadap kepercayaan diri siswa Padu Terpadu Tunas Harapan Tanjung Jaya dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Perbedaan Bermain Permainan dan Permainan Kolase terhadap Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa PAUD Terpadu Tunas Harapan Desa Tanjung Jaya
Gambar 5. Perbedaan Bermain Permainan dan Permainan Kolase terhadap Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa PAUD Terpadu Tunas Harapan Desa Tanjung Jaya

Dari hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test di atas dapat dilihat bahwa hasil Asymp Sig. (2-tailed) yang menunjukkan  signifikansi sebesar 0,02 lebih kecil daripada taraf signifikansi 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas di bawah 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara permainan dan Bermain Kolase Menempel Pola dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa PAUD Terpadu Tunas Harapan Desa Tanjung Jaya Ipuh Mukomuko.

SIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Bermain Permainan Biasa  terhadap peningkatan kepercayaan diri siswa di PAUD Terpadu Tunas Harapan dengan peningkatan sebesar 36.28%. Ada pengaruh permainan Kolase Menempel Pola terhadap meningkatkan kepercayaan diri siswa di PAUD Terpau Tunas Hrapan Tanjung Jaya Ipuh dengan peningkatan 28.83%. Ada perbedaan pengaruh Bermain dan Kolase Menempel terhadap peningkatan kepercayaan diri siswa. Bermain riang dalam sebuah Permainan lebih baik dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa PAUD Terpadu Tunas Harapan Desa Tanjung Jaya Ipuh Mukomuko Bengkulu.

Guru PaUD Terpadu Tunas Harapan, Anji Wijayani Sedang Berdemonstrasi Bersama Anak Anak Murid

Guru Paud Ani Wijayani Bersama Anak Anak Murid Paud Terpadu Tunas Harapan

Posting Terkait

Jangan Lewatkan