Oleh: Fikri ahmad
Hari Guru Nasional (HGN) 2024 di Jakarta menjadi momentum penting bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Dalam kegiatan yang dihadiri oleh berbagai kalangan tersebut, tema yang diangkat adalah “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini dipilih sebagai bentuk dukungan dan apresiasi terhadap semangat belajar, berbagi, dan berkolaborasi yang ditunjukkan oleh guru-guru hebat di Indonesia dalam memberikan layanan pendidikan kepada anak bangsa, serta untuk meningkatkan martabat, kehormatan, dan kebanggaan terhadap profesi guru.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, dalam acara Hari Guru Nasional 2024 di Jakarta, mengungkapkan visi dan misinya untuk menghadirkan guru berkualitas di era digital. Mu’ti menekankan bahwa kualitas seorang guru tidak hanya dilihat dari kemampuan mengajarnya, tetapi juga dari kemampuannya memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dalam konteks ini, dasar yuridis, historis, filosofis, sosiologis, dan strategis mengenai guru dalam proses belajar mengajar memiliki peran yang sangat penting. Secara yuridis, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen memberikan landasan hukum yang jelas mengenai hak dan kewajiban guru, termasuk hak untuk kesejahteraan dan kewajiban untuk meningkatkan kompetensi. Secara historis, peran guru di Indonesia telah berkembang dari agen perubahan di masa penjajahan hingga pengarah teknologi di era modern. Secara filosofis, pendidikan di Indonesia bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa, yang menuntut guru untuk memiliki pemahaman filsafat pendidikan yang mendalam. Sosiologis, guru dihadapkan pada tantangan mendidik siswa dengan latar belakang sosial yang beragam, yang semakin kompleks di era digital. Guru berperan penting dalam mengelola kelas yang heterogen dan menanamkan nilai toleransi, serta membimbing siswa untuk memahami dan menyaring informasi yang ada.
Mu’ti menyatakan bahwa untuk mewujudkan Generasi Emas 2045, yang diharapkan menjadi tonggak kemajuan bangsa, guru harus memiliki kompetensi tidak hanya dalam bidang akademik, tetapi juga dalam membimbing siswa menghadapi tantangan dunia digital yang semakin kompleks. Pesan ini sejalan dengan harapan yang disampaikan dalam acara tersebut, yang menyebutkan bahwa pada 2045, generasi muda Indonesia diharapkan dapat memimpin bangsa menuju kemajuan global, dengan profesionalisme sebagai tuntutan utama bagi guru saat ini dan di masa depan.
Mu’ti menekankan pentingnya integrasi pendidikan berbasis teknologi dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. “Untuk mencapai Generasi Emas 2045, guru diharapkan memiliki kompetensi digital yang kuat, selain kompetensi pedagogik dan kepribadian”. Ujarnya.
Ia pun mengajak seluruh pihak untuk memperkuat pelatihan dan pengembangan profesi guru secara berkelanjutan agar mereka dapat terus berinovasi dan memberikan pembelajaran yang berkualitas serta relevan, guna membekali siswa dengan keterampilan abad 21.
Selain itu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti juga mengungkapkan rencana untuk menambahkan mata pelajaran “coding” atau pemrograman komputer dan kecerdasan buatan (AI) di sekolah-sekolah. Menurutnya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah menekankan pentingnya mengajarkan “coding” kepada siswa. “Dalam rencana pembaharuan kurikulum yang akan datang, kami akan menambahkan mata pelajaran kecerdasan buatan dan coding sebagai mata pelajaran pilihan di sekolah-sekolah yang sudah siap untuk melaksanakannya,” ujar Mu’ti di sela-sela dalam Rapat Koordinasi Evaluasi Kebijakan Pendidikan di Jakarta, Senin (11/11/2024).
Mu’ti juga menyampaikan bahwa mata pelajaran coding akan dijadikan pilihan karena tidak semua sekolah di Indonesia memiliki fasilitas yang memadai. “Kenapa pilihan? Karena itu membutuhkan alat-alat canggih dan sarana internet yang baik, sementara belum semua sekolah di Indonesia memiliki fasilitas tersebut. Oleh karena itu, mata pelajaran ini akan tetap bersifat pilihan,” jelas Mu’ti.
Dengan adanya mata pelajaran pilihan ini, diharapkan Indonesia dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar mampu bersaing di tingkat global. “Mudah-mudahan ini bisa mendukung program Presiden tentang digitalisasi, sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan generasi kita untuk bersaing di dunia global,” tambahnya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka juga telah meminta Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk mengadakan mata pelajaran “coding” di sekolah. “Kemarin saya titip ke Pak Menteri dalam rapat terakhir, kalau bisa diterapkan di SD atau SMP, pelajaran coding ini,” ujar Gibran.
Ia juga menekankan pentingnya kesiapan Indonesia dalam menghadapi persaingan global, “Jangan sampai kita kalah dengan India. Untuk menuju Indonesia Emas, kita butuh generasi emas,” pungkasnya.
Tanggapan dari berbagai pihak menunjukkan bahwa upaya untuk mewujudkan guru berkualitas di era digital memerlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan. Lukman Hakim, S.Sos, MM., seorang Fungsional PTP ahli Madya, Direktorat PPG, mengungkapkan bahwa guru di Indonesia harus diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan intensif terkait teknologi informasi. “Pendidikan berbasis teknologi adalah keniscayaan. Para guru harus siap bertransformasi agar siswa dapat merasakan manfaat langsung dari kemajuan teknologi dalam proses pembelajaran,” ujarnya.
Sementara itu, Menurut Hanum Kartikasar menyatakan bahwa penting bagi pemerintah untuk memberikan insentif lebih bagi guru yang berprestasi dan menunjukkan kemampuan tinggi dalam mengimplementasikan teknologi dalam kelas. “Kesejahteraan guru harus diperhatikan, bukan hanya dalam bentuk gaji, tetapi juga dengan memberikan fasilitas yang mendukung peningkatan kompetensi mereka, baik di bidang pedagogik maupun teknologi,” tegas Hanun.
keberhasilan pendidikan Indonesia sangat bergantung pada kualitas guru yang mampu beradaptasi dengan kemajuan zaman. Generasi Emas 2045 membutuhkan pendidik yang tidak hanya menguasai materi, tetapi juga mampu mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, mewujudkan guru berkualitas di era digital adalah langkah strategis untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dan mempersiapkan generasi penerus yang unggul di kancah global.