Pakar Apresiasi Penegakan Hukum Terhadap Pinjol Illegal

Jakarta, Wordpers Indonesia – Pakar Hukum Pidana, Suparji Ahmad mengatakan bahwa fenomena Pinjol Illegal sudah sangat meresahkan. Bahkan sampai memicu terjadinya bunuh diri.

“Pinjol illegal sangat meresahkan masyarakat, keberadannya harus diberantas. Terlebih tindakan-tindakan mereka yang sangat merugikan kreditur, seperti menyebarkan data pribadi hingga pengancaman,” kata Suparji dalam keterangan pers.

Tindakan penyedia Pinjol illegal seperti penyebaran data pribadi jelas termasuk tindak pidana. Karena penggunaan data pribadi harus berdasarkan persetujuan yang bersangkutan. Artinya, apabila seseorang menggunakan data pribadi tanpa seizin pemilik, maka itu pelanggaran.

“Larangan menyebarkan data pribadi itu ada di pasal 32 ayat 2 UU ITE. Dalam pasal itu, ancaman hukumannya mencapai 9 tahun penjara,” tuturnya.

Terkait pengancaman melalui media elektronik, Suparji menyebut bahwa hal itu juga diatur di Undang-undang yang sama. Yakni dalam pasal 29 UU ITE dan ancamannya 4 tahun pidana penjara.

Oleh karena itu, ia mengapresiasi langkah OJK dan Kepolisian yang menindak tegas para penyedia Pinjol illegal ini. Suparji berharap, mereka mendapat hukuman yang setimpal.

“Langkah penegakan hukum terhadap Pinjol illegal harus dipertahankan dan berkrlanjutan. Sehingga tidak ada lagi jatuh korban jiwa dari masyarakat,” jelasnya.

Ia berpesan, masyarakat hendaknya memilih Pinjol yang dapat dipercaya dan berbadan hukum. Hal yang demikian dapat menghindarkan diri dari tindak pidana seperti penyebaran data pribadi dan pengancaman yamg hanya akan merugikan diri sendiri.

BACA JUGA:  Kendala Program Peremajaan Sawit RI: Regulasi Jadi Faktor Utama