Pasca Lebaran, Harga Sayur Anjlok hingga Rp500/Kg, Petani Kepahiang Frustrasi

Kepahiang – Sejumlah petani sayur di Desa Suro Muncar, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, membuang hasil panen mereka ke pinggir jalan akibat harga jual yang anjlok pasca Lebaran Idulfitri 1446 H.

Dalam sebuah video yang direkam warga, tampak warga berkerumun mengambil sayur-sayuran yang dibuang di Gang Proyek desa tersebut. Tomat, buncis, hingga terong tampak masih dalam kondisi layak konsumsi, dibuang hingga berkarung-karung oleh petani.

“Ayo-ayo yang mau sayuran gratis dibuang nah. Ambil aja sepuasnya, efek harga anjlok,” ujar seorang warga dalam video.

Harga jual sayuran anjlok drastis, dari yang sebelumnya sudah rendah menjadi semakin murah pasca Lebaran. Sebelum Lebaran, harga terong, buncis, dan tomat hanya berkisar Rp1.000 per kilogram. Kini, ketiga komoditas tersebut bahkan dijual hanya Rp500 per kilogram, jauh dari harga normal.

Seorang petani mengaku kecewa karena biaya produksi tidak sebanding dengan hasil jual. “Saat Lebaran biasanya buncis bisa Rp10.000 per kilo, sekarang Rp500. Jual rugi pun tetap tak laku,” keluhnya.

Aksi pembuangan sayuran ini menuai beragam reaksi masyarakat. Sebagian warga mendukung aksi tersebut sebagai bentuk protes terhadap rendahnya harga pasar, sementara lainnya menyayangkan pemborosan pangan yang masih bisa dikonsumsi.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pemerintah daerah atau dinas terkait mengenai penanganan anjloknya harga hasil pertanian di wilayah tersebut.