Wordpers.id, Kabupaten Rejang Lebong – Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong melalui Dinas Kesehatan dan Tim Penggerak PKK Kabupaten Rejang Lebong melaksanakan Rapat Koordinasi Program Pelayanan IVA (Infeksi Visual Asetat) di Aula Dinas Kesehatan, Rabu, 5 Februari 2020.
Kegiatan ini merupakan suatu upaya pencegahan Kanker Serviks di Kabupaten Rejang Lebong, dan dihadiri oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Rejang Lebong Bunda Fitri Hertikasari, Kepala Dinas Kesehatan Syamsir, dan Kepala Unit Pelaksana Teknis Kesehatan se-Kabupaten Rejang Lebong.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua TP PKK Kabupaten Rejang Lebong Bunda Fitri Hertikasari menyampaikan, bahwa pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan reproduksi dan melakukan pengecekan kesehatan khususnya pemeriksaan IVA secara rutin bagi PUS (Pasangan Usia Subur).
“Dengan pemeriksaan IVA secara rutin maka gejala tersebut dapat terdeteksi dan kami harap untuk semua perempuan khususnya di Kabupaten Rejang Lebong yang masuk dalam PUS memiliki kesadaran untuk memeriksakan IVA ke puskesmas,” ujar Bunda.
Tidak hanya itu, kedepan TP PKK bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong akan melaksanakan Gebyar IVA gratis, yang juga diselenggarakan dalam rangka peringatan hari kanker sedunia, rencananya kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada 9 Maret 2020 mendatang, yang berlokasi di Puskesmas Sambirejo dan Puskesmas Sumber Urip.
Dengan adanya program deteksi dini kanker serviks, melalui metode pemeriksaan IVA ini diharapkan mampu membantu masyarakat untuk meningkatkan kesadaran, dan pengetahuan tentang kesehatan organ reproduksi serta mencegah terjadinya progresifitas penyakit jika ditemukan gejala awal dari kanker serviks.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Rejang Lebong Syamsir, mengatakan bahwa kesadaran perempuan di Kabupaten Rejang Lebong kemauan untuk pemeriksaan IVA. masih rendah.
“Kita akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan pemeriksaan kesehatannya terkait IVA, karena saat ini, kemauan dan kesadaran masyarakat khususnya perempuan masih sangat rendah,” tutur Syamsir.
Dapat kita ketahui bahwa Kanker serviks di Indonesia menjadi masalah besar, dalam pelayanan kesehatan karena kebanyakan pasien datang pada stadium lanjut.
Hal ini diperkirakan akibat program skrining yang masing kurang. Perempuan yang berisiko terkena kanker serviks adalah usia diatas 30 tahun, dengan puncak usia tersering adalah 45-54 tahun dengan riwayat multipara. (Rilis)