Kairo, Wordpers Indonesia – Permintaan minyak kelapa sawit Indonesia di Mesir terus meningkat. Hal ini seiring dengan naiknya konsumsi masyarakat Mesir dan negara sekitar untuk minyak kelapa sawit Indonesia.
Hal ini diungkap Atase Perdagangan Kairo lrman Adi Punrvanto Moefthi saat mendampingi Duta Besar Indonesia untuk Mesir Lutfi Rauf dalam pertemuan dengan General Manager Gulf Arabian Co Osama El Manharawy di Sharqia, Mesir belum lama ini.
“Gulf Arabian Co mengharapkan dukungan KBRI Kairo agar Indonesia dapat menambah suplai minyak kelapa sawit menjadi 20 ribu MT per bulan atau senilai USD 22,5 juta untuk memenuhi permintaan konsumen pasar Mesir dan negara sekitar. Sebelumnya, permintaan perusahaan ini tarcatat sebesar 15 ribu MT per bulan atau senilai USD 16,88 juta,” jelas Irman.
Menurut Irman, kenaikan permintaan tersebut karena berbagai aspek. Di antaranya, dampak pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, serta adanya kebijakan penguncian sementara (lockdown) yang mengakibatkan terjadinya pelemahan produksi di negara penghasil sawit dan minyak nabati lainnya.
“Tingginya permintaan minyak kelapa sawit juga disebabkan perspektif positif masyarakat Mesir. Selain harga yang lebih kompetitif dibanding minyak nabati lainnya, minyak kelapa sawit Indonesia dikenal memiliki gizi yang tinggi,” ujar Irman.
Irman menambahkan, harga komoditas minyak kelapa sawit di dunia terus berangsur naik. Hal ini seiring dengan permintaan pasar ekspor dari sejumlah negara tujuan, termasuk Mesir.
“Gurl Arabian Co berharap kenaikan harga komoditas ini tidak memengaruhi suplai dari produsen Indonesia. Perusahaan yang mengimpor minyak kelapa sawit dari Indonesia sejak 2010 ini juga membuka peluang untuk memperluas produksi minyak kelapa sawit dengan skema bisnis penanaman modal di Indonesia atau pembukaan perusahaan patungan (joint venture) di Mesir,” pungkas Irman.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada Juli 2021 kinerja perdagangan Indonesia untuk produk minyak kelapa sawit dan turunannya tercatat sebesar USD 542,52 juta, atau naik 52,85 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 356,89 juta. Sementara pada periode Januari—Juli 2021 total volume ekspor komoditas ini tercatat sebesar 539 ribu MT.