wordpers.id – Pemanfaatan potensi panas bumi untuk listrik di Bengkulu mendapat dukungan penuh dari pemerintah provinsi setempat. Pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu menyatakan, pemanfaatan energi bersih panas bumi akan memberikan banyak manfaat baik bagi pemerintah daerah maupun masyarakat sekitar lokasi.
Dua perusahaan milik negara telah masuk ke Bengkulu untuk memanfaatkan sumber daya alam ramah lingkungan ini, yaitu Pertamina Geothermal Energi dan PT PLN (Persero).
Dikutip dari Buku Potensi Panas Bumi Indonesia Jilid I (2017) yang diterbitkan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), ada tiga titik lokasi panas bumi di Bengkulu, yaitu Kepahiang, Hululais dan Suban Ayam.
Berikut rincian lapangan panas bumi di Bengkulu:
WKP Kepahiang
Lokasinya berada di antara Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong. Panas bumi di lokasi ini telah ditetapkan menjadi wilayah kerja panas bumi (WKP) dengan SK 2847 K/30/MEM/2012 tertanggal 27-09-2012.
WKP Kepahiang disebut juga dengan WKP Gunung Kaba, sebab memang sumber panas buminya berada di Gunung Kaba.
Potensinya panas bumi di Kepahiang sebesar 74 MW (spekulatif) dan 180 MW (terduga).
BUMN PT PLN (Persero) mendapat penugasan untuk mengelola panas bumi Kepahiang. Dari potensi 180 MW (terduga) tersebut, rencananya akan dikembangkan 110 MW. Ditargetkan beroperasi pada tahun 2025.
Sosialisasi pemanfaatan panas bumi Kepahiang telah dilakukan beberapa kali oleh pihak PLN.
Lokasi pemanfaatan panas bumi Kepahiang dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat dari Bengkulu menuju Kepahiang yang berjarak sekitar 30 km dengan waktu tempuh sekitar 2 jam ke arah timur laut.
Sebagaimana di lapangan panas bumi lainnya, lapangan panas bumi Kepahiang pun mengeluarkan air panas alami ke permukaan bumi. Salah satu yang telah dimanfaatkan adalah air panas di Desa Pelangkian atau Taba Padang atau TWA Kabawetan.
Pemkab Kepahiang telah memprogramkan pengembangan air panas alami tersebut menjadi objek wisata yang menarik.
WKP Hululais/Bukit Daun
Lapangan panas bumi Hululais tau Bukit Daun ditetapkan menjadi WKP dengan SK Nomor 2067 K/30/MEM/2012 tanggal 18-06-2012. Lapangannya mencakup tiga daerah yakni Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu Utara dan Kabupaten Rejang.
Pengusahaan pemanfaatan panas bumi Hululais dikerjakan oleh dua perusahaan yakni PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) dengan PT PLN (Persero). Dalam proyek ini, PGE hanya menyediakan uap, sementara untuk pembangkit dikerjakan PT PLN.
Untuk tahap pertama, panas bumi Hululais akan dikembangkan dengan kapasitas 2 x 55 MW dan ditargetkan beroperasi pada 2021.
Kegiatan pengeboran eksplorasi panas bumi Hululais sebenarnya dikerjakan sejak tahun 2015. Saat itu PGE melakukan ground breaking pada 28 November 2015.
Kapasitas Terpasang dan Rencana Pengembangan
Suban Ayam
Lokasinya berada di Kabupaten Rejang Lebong dengan potensi 25 MW (spekulatif).
Untuk menuju Suban Ayam, bisa menggunakan perjalanan darat dari Bandar Udara Fatmawati Soekarno ke arah timur laut melewati Curup, dilanjutkan dengan perjalanan ke arah barat laut menuju lokasi dengan jarak tempuh sekitar 130 km.
Berbeda dengan dua lapangan lainnya yang ada di Bengkulu, lapangan panas bumi Suban Ayam belum ditetapkan menjadi WKP. Kendati demikian, pemanfaatan langsungnya telah memberikan dampak cukup bagus terhadap masyarakat.
Di jalan lintas Curup-Lubuk Linggau ada pemandian air panas cukup megah yang memanfaatkan air panas Suban Ayam. Namanya pemandian air panas Suban.
Lokasinya sekitar 6 km dari Kota Curup (Ibu Kota Kabupaten Rejang Lebong) atau sekitar 90 km dari Bengkulu
Pemandian air panas ini merupakan salah satu objek wisata paling diminati di Kabupaten Rejang Lebong. (es/Pabum)