Sufmi Dasco, Kancil Sang Sahabat Gajah

Oleh: Hasanuddin
IRC Reform
SIAGA 98

Pada Sabtu 19 Juli 2025 di tengah penutupan Kongres Pertama Gekraf, Sufmi Dasco Ahmad menyampaikan pidato yang menyita perhatian publik. Dalam momen tersebut, Dasco sempat melontarkan kalimat yang langsung menjadi sorotan:

Saya lihat-lihat apakah lambangnya Gekraf berubah jadi kancil atau enggak. Ternyata enggak, masih.

Pernyataan tersebut segera viral di media sosial. Banyak yang menafsirkan ucapan itu sebagai sindiran terhadap Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang belum lama ini mengganti logonya menjadi bergambar Gajah. Padahal, bila dicermati lebih dalam, pernyataan Sufmi Dasco justru memiliki makna simbolik yang lebih luas dan penuh filosofi yang merefleksikan kedekatan dan relasi psikologis antara dirinya dan simbol Gajah itu sendiri.

Dalam cerita-cerita anak yang akrab di masa kecil kita mengenal dongeng tentang Gajah dan Kancil. Dua karakter ini kerap muncul sebagai sahabat yang saling melengkapi. Gajah kuat dan besar sedangkan Kancil kecil tapi cerdik. Hubungan keduanya dalam cerita rakyat bukanlah pertentangan melainkan kolaborasi yang mengajarkan nilai-nilai seperti kecerdikan persahabatan saling menguatkan dan saling menghargai kekurangan serta kelebihan masing-masing.

Dongeng ini juga mengandung pesan moral bahwa yang kecil dan tampaknya lemah bisa memberi kontribusi besar jika menggunakan akalnya dan yang kuat tidak selalu bisa berjalan sendiri tanpa kebijaksanaan dari yang lain.

Mungkin tak banyak yang tahu bahwa julukan “Kancil” bukan sekadar simbol yang disebut dalam pidato Dasco. Julukan itu merupakan panggilan khusus dari Prabowo Subianto Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Presiden RI Terpilih 2024–2029.

Pada Apel Akbar Kader Gerindra di Senayan Jakarta Sabtu 31 Agustus 2024 Prabowo membuka sambutannya dengan menyebut nama Sufmi Dasco terlebih dahulu bahkan sebelum menyapa para kader yang hadir dalam jumlah besar.

Yang saya hormati dan saya banggakan saudara-saudara sekalian terutama semua kader Partai Gerindra yang hadir Ketua Harian Prof. DR. Ir. Sufmi Dasco.

Tepuk tangan pun mengiringi sapaan tersebut. Kemudian Prabowo menyebut panggilan akrab Dasco:

Nah nama panggilan sehari-hari beliau adalah kancil.

Momen ini menjadi titik terang bahwa julukan “Kancil” memang dilekatkan langsung oleh tokoh utama partai dan pemimpin negara. Julukan itu bukan sekadar lelucon melainkan pengakuan terhadap karakter Sufmi Dasco yang lincah cerdik loyal dan strategis.

Dengan latar belakang itulah pernyataan dalam acara Gekraf tidak bisa dibaca sebagai sindiran terhadap PSI. Justru pernyataan itu bisa dilihat sebagai refleks psikologis yang menunjukkan bahwa ketika simbol Gajah muncul maka Kancil sebagai sahabatnya pun hadir.

Kehadiran Kancil menjadi pelengkap bagi Gajah. Seperti dalam dongeng masa kecil keduanya tidak terpisahkan. Maka jika PSI kini menjadikan Gajah sebagai simbol barunya secara simbolik kehadiran Kancil dalam hal ini Sufmi Dasco adalah sahabat yang tak boleh dilupakan.

Sufmi Dasco adalah politisi yang dikenal luas membangun komunikasi lintas partai. Ia tidak hanya menjadi tokoh kunci di Partai Gerindra tetapi juga menjalin hubungan baik dengan berbagai kekuatan politik nasional.

Dalam konteks itu Dasco bukanlah tokoh yang mencibir atau mencemooh partai lain. Sebaliknya ia menempatkan dirinya sebagai sahabat semua kekuatan politik. Julukan “Kancil” mencerminkan dirinya yang tak hanya cerdik tapi juga gesit membangun jembatan komunikasi bahkan dengan partai yang berlambang Gajah sekalipun.

Karena itulah menjadi keliru jika menganggap pernyataan Dasco sebagai bentuk kritik atau satire. Justru ia sedang mengisyaratkan bahwa Gajah tidak lengkap tanpa sahabat Kancil. PSI atau siapapun yang kini menjadikan Gajah sebagai simbol akan lebih kuat bila ada Kancil yang setia berjalan di sisinya.